Mohon tunggu...
Aleksander Mangoting
Aleksander Mangoting Mohon Tunggu... Pendamping masyarakat

Sangat menyenangkan hidup dengan masyarakat kurang beruntung.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Memori : pelayanan ke Seko, Sulawesi Selatan, menantang dan susah dilupakan

6 Juli 2025   17:31 Diperbarui: 6 Juli 2025   17:32 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan pelayanan ke Seko beristirahat di jalan sesudah melewati jalanan yang ekstrim (Foto Aleksander Mangoting).

Salah satu daerah yang cukup ektrim jalannya adalah Seko, sebuah pedalaman di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Banyak pengalaman menarik bagi penulis dalam mengunjungi Seko. Apalagi dengan rombongan dan naik ojek, yang orang sebut "ojek paling mahal". Kalau naik ojek ke Seko, tentu menantang bagi yang suka petualangan. Untuk itu, dalam perjalanan kedua ke Seko tahun 2007, bersama dengan rombongan dalam sebuah kegiatan sosial, banyak hal yang hanya kami rekam lewat dokumen foto, yang tentu akan banyak berbicara terhadap kegiatan itu. 

Dalam kegiatan waktu itu, bersama salah seorang tokoh Seko Pdt. Daniel Kalambo (alm meninggal tahun 2024 lalu) menambah seruhnya perjalanan karena penjelasan tentang bagaimana kehidupan orang Seko sebelum, sesudah merdeka dan ketika terjadi gejolak DI/TII dimana banyak orang Seko mengungsi ke Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan ke beberapa daerah di Sulawesi Selatan.

Dalam perjalanan yang kami tempuh waktu itu beberapa hari karena beberapa kegiatan di Seko Padang, Seko Tengah dan Seko Lemo, tentu menambah banyak ceritera dalam perjalanan. Bahkan ada teman perjalanan yang harus "koprol" di jalan karena kondisi alam. Selama dlaam perjalan, semua tukang ojek harus kerjasama, termasuk para penumpangnya. 

Hal hal yang perlu kita perhatikan dalam perjalanan, haris membawah pakaian yang tebal karena dingin, pengikat perut speerti stagen agar perut tidak sakit ketika motor berjalan dengan goncangan berat (bergoysang kiri kanan, bahkan melompat ringan di atas motor karena kondisi jalan yang ektrim). 

Selain itu, kita perlu menyiapkan ektra pengeluaran berupa, makan di jalan, termasuk makan dan rokok tukang ojek dan beberapa pengeluaran lainnya. Jadi naik ojek, selain sewah ojek yang perlu disepakati sejak awal, juga pengeluaran lainnya.

Sebagai perbandingan saja, dalam perjalanan yang kesekian puluh kali ke Seko tahun 20022, sewa ojek Rp. 600.000,- ditambah uang makan bersama tukang ojek 2 kali makan Rp. 100.000,- minum 2 kali, kue,  rokok bagi tukang ojek Rp. 150.000,- sehingga pengeluaran Rp. 850.000,-. Belum lagi pengeluaran tak terduga. Itulah sedikit pengalaman perjalanan ke Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun