Dakwah bukan sekadar ceramah atau orasi. Dakwah adalah ajakan yang menyentuh hati, membimbing dengan kasih sayang, dan membangun kesadaran umat akan nilai-nilai kebaikan. Dalam menjalankannya, ada prinsip-prinsip yang perlu dipegang agar pesan dakwah sampai, diterima, dan membekas. Tapi yang lebih penting dari sekadar tahu prinsipnya, adalah bagaimana menerapkannya di kehidupan nyata.
Orang yang berdakwah harus tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam. Tidak semua kebenaran bisa langsung disampaikan secara frontal. Misalnya, ketika kita mengingatkan teman yang jarang salat, lebih baik mulai dari mengajaknya ngobrol santai, tidak langsung menghakimi. Kadang, sebuah perhatian kecil justru membuka hati seseorang. Dakwah bukan tentang menunjukkan siapa yang paling benar, tapi tentang mengajak dengan kelembutan. Saat melihat saudara kita yang mungkin masih jauh dari nilai-nilai agama, nasihatilah dengan cara yang baik. Gunakan cerita, pengalaman, atau bahkan humor yang menyentuh. Bukan dengan bentakan atau sindiran yang bisa menjauhkan hati mereka. Kalau dalam berdiskusi ada perbedaan pendapat, jangan langsung emosi. Tanggapi dengan tenang dan logis. Kita boleh berbeda pandangan, tapi tetap harus saling menghargai. Ingat, dakwah bukan soal menang debat, tapi soal menyampaikan kebenaran dengan akhlak yang mulia.
Kadang, tanpa perlu bicara, seseorang bisa berdakwah lewat sikap dan perbuatannya. Orang yang jujur, suka menolong, dan rendah hati, diam-diam sedang berdakwah. Lingkungan sekitar melihat dan bisa tergerak untuk meniru. Maka, sebelum banyak bicara, pastikan diri kita menjadi contoh terlebih dulu. Dalam berdakwah, tidak semua orang langsung menerima. Kadang ada yang menolak, mencemooh, bahkan menjauhi. Tapi di sinilah pentingnya sabar. Nabi Muhammad SAW sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk menyampaikan risalah Islam. Kita pun harus tetap berjalan, meski pelan, asal istiqomah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI