Mohon tunggu...
Aldion Wirasenjaya
Aldion Wirasenjaya Mohon Tunggu... Editor - Journalism is fun

Jurnalis/redaktur di Harian Waspada Medan dan waspada.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kematian Tragis Pejuang Alam Bernama Paulo Paulino Guajajara

7 November 2019   12:53 Diperbarui: 8 November 2019   10:11 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari suara gesekan semak-semak di sekitarnya, Larcio berasumsi buruan ada di depan mata. Keduanya lalu bersiap dengan membungkuk di belakang lebatnya pepohonan dan tanaman untuk menyergap hewan tersebut. 

Namun, yang terjadi berikutnya adalah mimpi buruk yang berubah menjadi kenyataan.

Keluar dari balik semak-semak adalah lima pria penebang liar bersenjata api yang justru tengah mengincar dua bersaudara itu. Tanpa menunggu lama, kelimanya langsung melepas tembakan yang menggema di seantero hutan. 

Dalam kepanikan, Larcio dan Paulo berusaha menghindar dan kabur. Sialnya, mereka tidak mengenakan rompi anti-peluru, karena tidak sedang berpatroli.

Pertempuran ini tidak adil. Kedua bersaudara itu kalah jumlah dan senjata. Mereka hanya membawa golok dan tombak menghadapi serangan senjata api yang menyalak bersahutan. Peluru terus melesat mengincar mereka. 

Malang bagi Paulo, sebuah timah panas tepat menghantam lehernya. Pemuda 26 tahun itu pun ambruk bersimbah darah. Kenangan hidupnya seketika berkelebat di depan mata. Tak lama ia mengembuskan nafas terakhir, tewas di tanah nenek moyangnya.  

Larcio Guajajara. (Reuters)
Larcio Guajajara. (Reuters)
Larcio terus berlari. "Aku akan kembali untukmu saudaraku," isaknya dalam tangis. Ia berlari menyelamatkan diri dan mencari pertolongan. Darah segar mengalir menetes ke tanah dari luka yang ditimbulkan hujaman peluru yang menembus punggung dan lengannya. 

Ia terus berlari, namun pertolongan tak jua dapat ditemui. Larcio baru menemui bantuan setelah berlari sejauh 10 kilometer. Ia kemudian dibawa menuju rumah sakit di Kota Imperatriz.

Keesokan harinya, dalam kondisi yang masih sangat lemah, Larcio melawan perintah dokter untuk tetap tinggal di rumah sakit. Ia bergegas kembali mencari saudaranya. "Tunggu aku, aku datang saudaraku," harap pria perkasa ini sembari meneteskan air mata.

Seketika air matanya tumpah tak terbendung saat melihat jasad Paulo masih terbaring di tengah hutan. Dengan hati yang hancur, ia mambawanya kembali ke pemukiman. Mereka kembali dengan membawa duka, bukan buruan.

Kematian Paulo Paulino Guajajara yang berjuluk 'si Serigala' ini merupakan kematian keempat dari anggota kelompok Guardioes da Natureza sejak 2012. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun