Suhu sangat dingin
Pada suhu yang sangat rendah, es menjadi lebih keras dan rapuh. Retakan yang terjadi akan lebih cepat dan tajam, sehingga bunyinya terdengar lebih jelas, seperti "krek" yang lantang.
Suhu mendekati titik leleh
Saat es berada pada suhu dekat 0C, lapisan tipis air terbentuk di permukaannya. Lapisan ini membuat es sedikit licin dan lebih lentur, sehingga retakannya lebih sedikit dan suara yang dihasilkan lebih pelan atau bahkan nyaris tidak terdengar.
Inilah sebabnya, di arena ice skating yang dijaga suhunya tetap rendah, suara derit es sering terdengar cukup jelas setiap kali pemain meluncur atau berhenti mendadak.
4. Getaran yang Menjadi Suara
Suara yang kita dengar sebenarnya adalah hasil dari getaran. Ketika es retak, energi dari tekanan kaki kita dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk gelombang getaran. Getaran ini merambat melalui es dan udara di sekitarnya, lalu sampai ke telinga kita sebagai suara.
Es termasuk material yang cukup baik dalam menghantarkan getaran karena sifatnya yang keras. Itulah mengapa bunyi retakan bisa terdengar jelas, bahkan ketika retakannya sangat kecil dan tidak terlihat mata.
5. Retakan Mikro dan Efek Rantai
Ketika satu bagian es mulai retak, retakan tersebut dapat memicu retakan lain di sekitarnya. Fenomena ini mirip efek domino: satu patahan kecil bisa menyebabkan bagian lain ikut pecah.
Dalam es yang tebal, retakan mikro ini bisa menyebar cukup jauh dari titik pijakan. Suara yang kita dengar bisa jadi bukan hanya berasal dari satu titik, tetapi dari beberapa retakan yang terjadi hampir bersamaan. Inilah yang membuat suara deritnya kadang terdengar panjang dan berlapis.