Mohon tunggu...
Vio Aldianita
Vio Aldianita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Bismillah La Hawla Wala Quwwata Illah Billah.. Laa Tahzan Innallaha Ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan "Self Awareness" Tergantung pada Orang Tua

25 Oktober 2018   21:17 Diperbarui: 25 Oktober 2018   21:23 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Self Awareness adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya. Fungsi Self awareness berkembang sesuai usia dan implikasinya dapat terlihat pada teori general intelegensi dan intelektual perkembangan.  

Tuhan telah memberikan anugerah kepada manusia berupa kemampuan berpikir (kognisi), emosi (afeksi) dan kemampuan bertindak (psikomotor). Tiga aspek tersebut idealnya berfungsi seimbang pada seorang manusia. Kognisi dan afeksi sehingga timbul psikomotor Apa yang kita pikirkan tentang sesuatu dan apa yang kita rasakan tentang sesuatu akan menghasilkan perilaku kita terhadap sesuatu.

Idealnya ketika manusia bereaksi atas suatu hal, manusia tersebut sadar betul atas perilakunya karena telah diproses di bagian kognisi dan afeksi. Namun, dengan berbagai latar belakang sebelumnya bisa saja seseorang tidak sadar atas perilakunya, jadi perilakunya seperti refleks. Kok bisa? Ya, bisa saja. karena kognisi atau afeksinya tidak terasah, jadi perilakunya cenderung instan.

Misalnya :  Seorang ibu marah kepada anaknya yang berumur  (5 tahun) karena ia terus bertanya tentang segala hal tanpa henti. Kenapa ya saya marah? Padahal Ibu tersebut tahu tidak baik marah pada anak, Ibu tersebut juga tahu kalo anaknya lagi fase bertanya tentang segala hal. Habis marah-marah yang ada menyesal dan merasa gagal menjadi seorang ibu.

Sebenarnya apa sih yang terjadi di diri Ibu tersebut ketika anaknya terus bertanya tentang segala hal, mari kita proses.

Yang ibu tersebut rasakan = Merasa bosan dan terganggu.

Perilaku instan = Marah-marah, membentak dan menyuruh diam.

Ibu tersebut tidak sadar diri kalau anaknya sedang fasenya bertanya, Ibu tersebut lupa semua tips parenting dan teori perkembangan anak. Pada saat itu aspek kognisi ibu tersebut tidak bekerja. Idealnya tiap perilaku melalui tahapan Psikomotor. Nah, berdasarkan cerita di atas begini perilaku idealnya:

Sebaiknya seharusnya ibu tersebut lakukan bagaimana ya?

Perilaku terproses itu seperti ada percakapan tanya jawab di dalam kepala kita. "Aah... anak ini bawel sekali... padahal mama sedang capek... sebal! Tapi kalau marah nanti ia jadi malu dan enggan bertanya lagi, efek ke psikologisnya juga tidak bagus... Lagi pula ini artinya ia berkembang"

Berdasarkan "percakapan" itu maka ibu tersebut harus memilih perilaku (psikomotor) yaitu tetap menjawab dengan baik dan benar, sambil mengalihkannya untuk bermain. Yang perlu diingat bahwa ada konsekuensi dari setiap pilihan yang dilakukan, dalam hal ini pilihan perilaku kita sebagai orangtua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun