Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Presidensi G20, Diplomasi Perdamaian dan Kunjungan Luar Negeri Jokowi Menorehkan Sejarah

31 Juli 2022   22:03 Diperbarui: 31 Juli 2022   22:06 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Presidensi G-20, Diplomasi Perdamaian dan Kunjungan Luar Negeri Jokowi Menorehkan Sejarah.

Presiden Jokowi sebagai presidensi G20 telah memainkan diplomasi perdamaian dan melakukan kunjungan ke luar negeri yang efektif. Presiden Jokowi sebagai presidensi G20 telah memainkan peran penting dan menorehkan sejarah penting peran dan posisi Indonesia di kancah internasional.

Kunjungan pertama mengikuti pertemuan G7 di Jerman. Presiden Jokowi mendapat kehormatan berdialog dan berdiskusi dengan pemimpin negara G7, seperti Jerman, Perancis dan juga Presiden AS Joe Biden. Ini dilakukan sebelum mengunjungi Ukraina dan Rusia. Negara G7 menyambut baik rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia setelah pertemuan G7 di Jerman.

Kunjungan Presiden ke Ukraina dan Rusia patut dicatat sebagai peristiwa yang menorehkan sejarah. Kunjungan seorang kepala negara dan didampingi ibu negara ke daerah kawasan atau zona perang sungguh menunjukkan sebuah keberanian menerobos tantangan.

Kunjungan yang terbuka kepada kedua negara yang sedang berperang tersebut juga menjadi sebuah prestasi tersendiri. Banyak kepala negara dan pemimpin pemerintahan yang berkunjung ke Ukraina dilakukan secara diam-diam dalam silent operation. Dengan alasan keamanan, mmaka kunjungan itu diumumkan setelah selesai kunjungan.

Presiden Jokowi mengunjungi Ukraina dan Rusia dengan agenda yang terbuka diketahui oleh Ukraina dan Rusia. Itu menunjukkan sebuah keberanian terbuka dan memberitahu kepada kedua pihak yang berperang bhwa Jokowi datang bukan untuk memihak salah satu negara yang berperang, namun untuk misi perdamaian.

Presiden sebagai presidensi G20 mengundang Zelensky dan Putin. Berlaku adil. Kedua pemimpin negara yang sedang berperang tersebut menyatakan menghargai undangan Presiden G20 dan akan menghadiri KTT G20 Bali. 

Ke Ukraina, Presiden Jokowi membawa bantuan kemanusiaan, bukan bantuan militer. Hal ini tidak mengganggu Rusia dan akhirnya Rusia memahami  bantuan kemanusiaan tersebut sebagai sesuatu yang baik.

Kunjungan ke Rusia bukan untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina. Untuk menghimbau perdamaian dan sekaligus mengundang Putin menghadiri KTT G29 Bali. Selain itu, Indonesia mendapatkan kesepahaman untuk kerjasama bilateral antara Rusia dan Indonesia. Sesuatu yang sangat menguntungkan ekonomi Indonesia.

Kunjungan Presiden Jokowi dilanjutkan ke Amerika dalam pertemuan ASEAN-Amerika. Walaupun awalnya kurang mendapatkan sambutan, namun pertemuan Jokowi dengan Biden cukup akrab dan membawa hasil untuk kepentingan Indonesia dan ASEAN. Apalagi Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023, tahun depan.

Kunjungan luar negeri terakhir yang dilakukan Presiden Jokowi ke tiga negara Asia Timur, yaitu China, Korea Selatan dan Jepang menjadi sebuah rangkaian kunjungan luar negeri yang sangat efektif dan baik. Indonesia memainkan diplomasi perdamaian dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun