Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Gerindra PKB Akan Diumumkan 13-8-2022, Bukan Last Minute?

29 Juli 2022   07:40 Diperbarui: 29 Juli 2022   07:46 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koalisi Gerindra-PKB Akan Diumumkan 13-8-2022, Bukan Last Minute?

Berita tentang koalisi Gerindra-PKB semakin gencar. Semula Gerindra mengatakan bahwa kader akan menanyakan kesediaan Prabowo menjadi Capres pada tanggal 30 Juli 2022 dalam Rakernas yang akan diselenggarakan Gerindra. Namun ada kabar bahwa Rakernas diundur ke tanggal 13 Agustus 2022 dan aka nada pengumuman tentang Koalisi Gerindra-PKB.

Dalam pertemuan dengan AHY, Ketum Partai Demokrat, Prabowo mengatakan bahwa pengumuman koalisi akan dilakukan pada last minute. Pendaftara Paslon pilpres 2024 diselenggarakan KPU pada bulan Oktober 2023. Apakah 13 Agustus 2022 ini sudah last minute pak Prabowo?

Apakah ada perubahan pertimbangan dan kalkulasi politik dari Gerindra dan Parabowo sehingga pengumuman koalisi dipercepat bahkan seperti dikejar bayangan? Ini keinginan Gerindra atau PKB atau memang keinginan bersama? Apakah lobbi dan pertemuan dengan PDIP dan partai tidak lagi perlu? Terserah partai lain mau ikut atau tidak?

Apakah ada partai lain yang ingin bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB, jika koalisi ini dimumukan pada tanggal 13 Agustus 2022? Bagaimana dengan PDIP? Bagaimana dengan Partai Nasdem?

Apakah pengumuman koalisi ini lebih banyak permintaan dari PKB? Keinginan PKB dan Muhaimin Iskandar sendiri sangat antusias untuk segera mendeklarasikan Koalisi Gerindra-PKB. Dan bahkan lebih jauh, Muhaimin menginginkan segera diumumkan Paslon Prabowo-Muhaimin.

Dalam beberapa diskusi dan beberapa pendapat dari kalangan NU, seandainya koalisi Gerindra-PKB dibentuk, maka peluang Paslon Prabowo-Khofifah lebih berpeluang daripada Prabowo-Muhaimin. Posisi dan pengalaman Khofifah sebagai Gubernur Jatim, mantan Mensos dan berbagai jabatannya di NU lebih berpengaruh dari Muhaimin. Walaupun Muhaimin belum tentu bisa menerima pendapat tersebut. Dia adalah ketum PKB, maka dialah yang menentukan siapa yang layak calon dari PKB.

Gerindra tentu saja tidak boleh hanya mempertimbangkan kecepatan mengumumkan koalisi. Harus dicermati peluang dan tantangan koalisi ini. Perbuatan terlalu dini bisa mengakibatkan partai lain akan bergerak mengubah posisi, yang semula enggan berkoalisi berubah menjadi semangat untuk berkoalisi. Misalnya antara PDIP dan Partai Nasdem. Bisa jadi karena merasa bahwa peluang mereka lebih besar menang menghadapi Prabowo-Muhaimin, maka koalisi mereka terbentuk.

Prabowo harus dengan matang mempertimbangkan momentum pengumuman koalisi ini. Perjalanan pendaftaran Paslon Pilpres 2024 masih jauh. Setahun lagi. Apakah tindakan ini tidak tergesa-gesa seperti yang diistilahkan Jokowi dengan  Ojo Kesusu?

Gerindra-PKB boleh menganggap dirinya unggul dan akan keluar sebagai pemenang Pilpres 2024. Namun pertarungan politik dengan pengalaman Prabowo dalam tiga Pilpres terakhir patut menghitung dengan cermat.

Paslon Megawati-Prabowo 2009, Prabowo Hatta Rajasa 2014 dan Prabowo-Sandiaga 2019 adalah sebuah perjalanan yang harus digunakan sebagai bahan pertimbangan menuju Pilpres 2024. Bagaimana Prabowo mengalami kekalahan dalam tiga Pilpres tersebut. Itu patut dihitung dengan cermat dan akurat.

Kenapa Partai Nasdem tidak mencantumkan nama Prabowo sebagai Bacapres? Apakah benar karena Prabowo sudah tua? Sementara Partai Nasdem ingin mendukung calon dari kaum yang lebih muda? Apakah benar ada ucapan Surya Paloh kepada Prabowo ketika bertemu mengatakan supaya Prabowo tidak lagi mencalonkan diri karena sudah tua? Apakah pernyataan Zulfan dari Partai Nasdem itu bohong atau omong kosong?

Namun kenyataannya, tak satupun DPD Partai Nasdem mengusulkan Prabowo menjadi Bacapres dari partai Nasdem dalam Rakernas. Padahal sebelum Rakernas, Prabowo sudah berkunjung ke kantor Partai Nasdem dan langsung bertemu dengan Surya Paloh dan elit partai Nasdem.

Apakah akibat ketersinggungan Prabowo dan Gerindra dari Partai Nasdem membuat Gerindra ingin lebih cepat mengumumkan koalisi Gerindra-PKB menyusul KIB yang sudah lebih dulu? Tidak salah mengumumkan koalisi Gerindra-PKB pada tanggal 13 Agustus 2022. Namun sudah saatnyakah? Tidak lagi menunggu partai lain yang akan bergabung? Sudahkah melupakan dan meninggalkan peluang dengan PDIP yang akan mengumumkan pada waktu last minute?

Koalisi memang menjadi isu yang seksi dalam dunia politik kita menjelang Pilpres 2024. Siapa gabung dengan siapa, paslonnya kira-kira siapa, apakah Paslon akan ada tiga  atau empat? Apakah Koalisi Gerindra-PKB, KIB, Nasdem-PKS-Demokrat dan PDIP sendiri akan membawa Paslon Pilpres 2024? Ataukah PDIP akan bergabung dengan KIB sehingga hanya ada tiga Paslon? Masih sebuah pertanyaan tanpa jawaban.

Jika demikian halnya, maka pengumuman Koalisi Gerindra-PKB akan berdampak kepada sikap partai politik lain. Jika Partai Nasdem memilih bergabung dengan KIB, maka posisi Demokrat dan PKS akan sulit. Mungkinkah mereka gabung dengan Gerindra-PKB atau ke KIB, semua serba mungkin.

Kini, kita akan menunggu langkah politik Gerindra dan Prabowo. Apakah tanggal 13 Agustus 2022 ini hanya pengumuman Bacapres Prabowo dari Gerindra? Atau sekaligus dengan pengumuman koalisi Gerindra-PKB? Atau sekaligus juga pengumuman paslon Prabowo-Muhaimin? Mari kita tunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun