Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemersatu Bangsa, Capres, Tante, atau Ideologi?

30 Juni 2022   17:00 Diperbarui: 30 Juni 2022   17:02 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyodorkan nama Capres yang dianggapnya bisa menjadi pemersatu bangsa dan menghindari keterbelahan.

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat mengatakan yang mempersatukan bangsa adalah ideologi.

Warganet mengatakan pemersatu bangsa adalah Tante Ernie dan kawan-kawannya seperti Maria Vania dan lainnya. Mana yang betul?

Capres.

Surya Paloh memberikan gambaran bagaimana dua kali Pemilu dan Pilpres 2014 dan 2019 telah membelah pemilih kita menjadi dua bagian. Secara ekstrim telah menimbulkan polarisasi dalam masyarakat. Pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo.

Keterbelahan ini menganga sampai menimbulkan gejolak dalam masyarakat kita. Pro kontra tentang isu dan politik identitas semakin mempertajam perbedaan dan keterbelahan.

Berdasarkan pengalaman itulah Surya Paloh menyodorkan Paket Capres Ganjar-Anies yang bisa dianggap sebagai pemersatu bangsa untuk menghindari perpecahan dan keterbelahan masyarakat. Untuk apa melaksanakan pemilu kalau hasilnya menimbulkan perpecahan? Demikian argumentasinya.

Ideologi.

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, yang mempersatukan bangsa adalah ideologi. Dengan pemahaman yang sama tentang ideologi dan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat akan membuat bangsa bersatu.

Pemahaman ideologi yang berbeda, apalagi masih berpikir membuat ideologi lain selain Pancasila seperti khilafah akan membawa perpecahan dan keterbelahan masyarakat. Itulah yang terjadi maka persatuan seakan tidak ada.

Tante Ernie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun