Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Penuduh Pengkhianat

10 Juni 2020   09:29 Diperbarui: 10 Juni 2020   09:21 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

   "Betul kek, lalu dibalas kader kandidat lagi, eh tif, apa yang kamu lakukan tiga periode di DPR, jangan cuitan aja kerjanya, kerjamu di komisi atau paripurna, balasnya," kata Sang Cucu.

   "Makanya sampai lebaran kuda nanti kerjaan mereka ini hanya berantem. Nanti mau pilpres mungkin damai, habis pilpres berantem lagi," kata Sang kakek.

   "Kenapa bisa begitu kek?" tanya Sang Cucu.

   "Dunia politik itu tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang ada kepentingan politik. Kalau kepentingan politik sama, mereka berkawan. Kalau kepentingan politik berbeda, mereka menjadi lawan politik," jelas Sang Kakek.

   "Pernyataan kandidat yang berkoalisi ini juga bilang lawan politik bukanlah musuh, tapi sebangsa dan setanah air juga. Bagaimana ini?" kata Sang Cucu.

   "Itu betul. Lawan bukan musuh. Lawan hari ini bisa menjadi kawan besok. Tergantung kepentingan politik. Dan kepentingan politik ini bisa cepat berubah mengikuti dinamika politik," jelas Sang Kakek.

   "Wah, rumit benar," kata Sang Cucu kesal.

   "Makanya jangan dipikirkan itu. Mereka fokus ke kepentingan politiknya saja. Apalagi kalau menurut lembaga survey, elektabilitasnya turun, wah bisa panik dan repot mereka," kata Sang Cucu.

   "Survey kan tidak mutlak menentukan kek," kata Sang Cucu.

   "Bagi partai politik dan kandidat, hasil survey itu penting," kata Sang Kakek.

   "Jadi kebisingan politik ini hanya menyangkut kepentingan politik, elektabilitas  dan survey tentang mereka?" tanya Sang Cucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun