Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Rongsokan" itu dimana kini kau berada?

28 Desember 2011   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:38 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca berita Motor 'Rongsokan' Ini Seharga Rp 710 Juta , angan saya tiba-tiba melintas waktu ke 25 tahun silam. Saya pernah bermain-main dengan motor seperti ini di rumah tua peninggalan nenek yang tidak dihuni. model setangnya, mesin dibawah dekat pedal pengayuh sepedanya, warnanya, modelnya persis sama dengan model diatas. Apakah sepeda Indian Camelback produksi 1906, yang hanya diproduksi 1698 buah apakah pernah dijual di indonesia, kita tidak pernah tahu. Konon, menurut cerita ayah saya yang meninggal 23 tahun silam, adalah orang terpandang di kampung kami, beristri empat, seorang kepala suku, punya banyak sawah dan ladang, punya usaha pembuatan sapu dari ijuk dengan jumlah anak buahnya yang hampir 10 orang. Beliau diceritakan selalu kemana-mana dengan motor kayuhnya, jika bensin habis maka sepeda motornya itu dikayuh. Jika mesin motor hidup bunyinya adalah pong..pong..pong. Dari bunyi itu orang kampung sudah tahu siapa yang lewat. Sebab, beliaulah satu-satunya yang punya motor dikampung kami. Setelah beliau meninggal, semua harta benda beliau "tercera berai" ada yang dijual oleh saudaranya, ada yang diambil begitu saja, dan lain-lain. Namun khusus sepeda itu kabarnya dijual oleh ibu saya seharga Rp. 10 ribu pada orang bengkel motor. Kalau benar itu adalah motor yang sama, dan sekarang diharga 710 juta Rupiah. Maka, beruntunglah mereka yang membeli motor itu kepada ibu saya. Pernah kami bertanya kepada ibu, kenapa dijual. Menurut ibu motor tersebut sudah lama rusak, sudah dibawa ayah kemana-mana untuk diperbaiki, kemudian ayah tarok saja lagi di gudang rumah nenek, Setelah ayah meninggal daripada tidak bisa dipakai mending ibu jual saja untuk beli beras, karena sepeninggal ayahmu, hartanya habis dibagi-bagi oleh keluarganya. Perolehan kita hanya sedikit, dan dari menjual benda dan perkakas ayah itulah ibu mendapat modal sehingga bisa berdagang hingga kalian semua bisa tamat kuliah dan bekerja sebagai PNS. Memang ibu tidak bisa disalahkan. Dengan tingkat pendidikan yang hanya tamat Sekolah Rakyat, tapi beliau berhasil membesarkan 5 orang anaknya yang masih kecil-kecil ditinggal ayah bisa sukses seperti sekarang ini. Dan itu semua lebih berharga dari nilai jual motor itu sekarang yang seharga 710 juta rupiah. Semoga yang membeli motor tersebut bermanfaat untuk hidup mereka....

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun