Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dahlan Iskan Mundur dari Konvensi Capres Demokrat?

9 Januari 2014   15:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="403" caption="Surat Dahlan Iskan (Sumber. www.facebook.com//Catatan.Dahlan.Iskan)"][/caption] Sebuah surat yang dikatakan dari Dahlan Iskan (DI)  yang ditujukan ke Panitia Konvensi Partai Demokrat di Jakarta beredar di laman facebook:  Catatan Dahlan Iskan . Isi surat tersebut adalah sebagai berikut:

Jakarta, 8 Januari 2014 Kepada yth: Panitia Konvensi Partai Demokrat Di Jakarta. Sehubungan dg pengaduan pihak yg menamakan diri advokad publik kepada panitia konvensi Partai Demokrat hari Selasa 7 januari 2014, dengan ini saya menyatakan agar panitia tidak ragu-ragu dan langsung mencoret nama saya dari daftar peserta konvensi manakala panitia berkeyakinan bahwa pengaduan tersebut benar adanya. Saya memang tidak mengklarifikasi tuduhan-tuduhan tersebut karena saya tidak mau direpotkan oleh fitnah-fitnah seperti itu. Saya berprinsip bahwa saya harus lebih banyak bekerja daripada menanggapi fitnah. Terimakasih. Hormat Saya Dahlan Iskan. Tindasan: Ketua umum DPP Partai Demokrat

Terlepas dari segala kontroversi atas beliau, Penulis sebagai penggagum DI   setuju dengan sikap beliau yang tersirat pada surat tersebut.  DI memang tipe orang yang tak mau berpanjang-panjang dengan suatu masalah.  Prinsip hidup yang kini beliau jalani adalah kerja! kerja! kerja! untuk kebaikan negara. Tidak lebih. Prinsip beliau jelas, ketimbang meladeni orang-orang yang mencari popularitas di jalan fitnah, mending menyelesaikan pekerjaan beliau di Kementrian BUMN yang tidak ada habis-habisnya.  Pekerjaan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Orang yang bekerja dan mempunyai kemampuan berpikir dan berwawasan seperti  Dahlan Iskan sangat dibutuhkan di negeri ini. Karenanya, penulis tidak cemas seandainya bila takdir mengantarkan beliau ke kursi RI 1 di Republik ini.  Kenapa penulis berkata seperti itu? Pembaca dapat menilai sendiri minimal dengan membaca tulisan-tulisan beliau, diantaranya bisa dibaca di Catatan Dahlan Iskan. Seperti pada tulisan terbaru beliau berjudul Energi untuk Negeri, yang salah satu poin-nya yang membuat penulis terkesima adalah pemikiran beliau yang sangat jauh kedepan. Beliau menulis, kita seharusnya bukan lagi negara yang masih disibukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan “hari ini”. Kita sudah tiba pada tahap untuk mengatasi persoalan hari esok. Ya, inilah poinnya. Kita memerlukan pemimpin yang memikirkan masa depan. Bagaimana bangsa Indonesia ini harus tetap eksis 100 tahun kedepan dan tahun-tahun seterusnya. Banyak persoalan yang harus perlu keputusan cepat dan tepat,  salah satunya persoalan penyediaan energi. Salah satu cara untuk mengatasi persoalan energi itu Dahlan mendorong sudah saatnya kita membangun membangun kilang minyak di negeri kita. Karena dengan kilang minyak itu akan menghemat keuangan negara sebesar 140 trilyun per empat tahun.  Namun selama ini negara tidak mau membangun sendiri atau memberikan insentiv kepada investor yang mau membangun kilang itu. Pemerintah sangat "sayang" mengeluarkan uang Rp 14 trilyun untuk kilang minyak yang kita butuhkan. Namun Dahlan berprinsip lebih baik kehilangan uang Rp 14 trilyun tapi bisa menghemat 140 trilyun bahkan lebih!  DI mengatakan Birokrasi kita memang perlu diajari ilmu dagang! Kilang itu wajib dibangun dan akan saya bangun! Tegas Dahlan. Nah itu contoh kecil cara berpikir Dahlan yang sangat berbeda dengan cara berpikir pemimpin yang ada sekarang ini.  Apalagi bila melihat kepada Calon presiden yang diusung berbagai partai dan elemen masyarakat yang muncul kepermukaan menjelang pemilu 2014 ini, penulis belum melihat satupun calon pemimpin yang cara berpikirnya lebih atau setara Dahlan. Kembali kepada isi surat diatas. Kalau seandainya "pengunduran diri" Dahlan itu akhirnya diterima oleh Panitia Konvensi Demokrat yang diisukan memang tidak ingin Dahlan maju menjadi Presiden, maka Indonesia atau minimal penulis dan teman-teman yang menggagumi Dahlan patut berduka. Dan seandainya memang tidak ada takdir Tuhan untuk Dahlan jadi Presiden, semoga kedepan Tuhan hadirkan Dahlan-Dahlan baru untuk bangsa ini.  Untuk Indonesia lebih baik! Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun