Mohon tunggu...
Alboin Samosir
Alboin Samosir Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Belajar dan Berjuang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Pidato "Visi Indonesia" Joko Widodo

23 Juli 2019   06:14 Diperbarui: 23 Juli 2019   06:32 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 14 juli 2019 bertempat di sentul,  Bogor, didapuk menjadi acara,  "Visi Indonesia", yang konon visi yang disampaikan oleh Joko Widodo-Maaruf Amin akan menjadi gambaran dan kerja-kerja Jokowi di pemerintahan yang kedua, tepatnya periode 2019-2024.

Sebagai warga negara yang baik ijinkanlah saya menyampaikan sedikit analisis saya terkait pidato jokowi tersebut yang kurang lebih berdurasi 25 menit.  

Membuka pidatonya dengan salam keanekaragaman agama di Indonesia, Joko Widodo disambut tepuk tangan gemuruh penonton yang hadir pada saat itu.  Mengawali pidatonya dengan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melihat fenomena global yang terjadi,  perubahan begitu cepat terjadi. Sampai sejauh ini tidak ada yang salah dengan pidato tersebut.  

Berikutnya Jokowi dengan semangat berapi-api mengatakan akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur dan akan menyambungnya satu demi satu. Infrastruktur adalah salah saru kerja jokowi yang cukup berhasil dikerjakannnya pada periode pertama.

Menurut hemat saya,  meningkatkan pembangunan infrastruktur sah-sah saja,  namun ada yang tidak disinggung oleh Jokowi terkait dari dampak pembangunan infrastruktur tersebut.  

Bagaimana proses pembebasan lahan masyarakat yang sering sekali berbuah konflik,  ganti rugi yang yang tidak sesuai,  pengakuan untuk menempati lahan yang baru,  dan sekelumit permasalahan lainnya. Seperti Joko Widodo lebih melihat apa yang tampak tanpa berpikir dampak.

Secara acak, Jokowi, mengajak kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita salah satunya yakni, untuk memasifkan pendidikan vokasi,  pengembangan talenta,  bahkan akan membentuk lembaga khusus terkait hal tersebut.

Sepertinya joko Widodo terlalu berpikir jauh kedepan tanpa melihat secara keseluruhan  permasalahan dunia pendidikan Indonesia saat ini.  Terkait dengan pendidikan vokasi dan pengembangan talenta sangat lah tepat adanya namun, penulis menilai ada hal lain yang seharusnya diperhatikan yakni, menemukan dan menentukan silabus yang tepat,  yang sering selama ini menjadi gunjang-ganjing di masyarakat. 

Artinya terlalu riskan berbicara pendidikan vokasi dan talenta disaat yang bersamaan fondasi pendidikan kita masih rapuh.  Pun demikian dengan permasalahan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) guru yang sering berbuah malapetaka bagi guru.  

Investasi,  adalah kata yang paling sering jokowi ucapkan dalam pidatonya kali ini.  Apakah itu kode untuk para investor?  Entahlah,  hanya Jokowi dan penulis pidato yang mengetahuinya.  

Beliau berjanji dalam periode kedua kepemimpinanya akan memangkas segala penghambat investasi. Mempermudah perijinan,  menghajar pungli adalah strateginya. Beliau menambahkan,  investasi seluas-luasnya adalah kunci untuk membuka lapangan pekerjaan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun