Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Menulis dan membaca sejarah, penikmat kopi, pecinta budaya juga sastra. Kini menjadi suami siaga untuk nyonya tercinta sebagai pekerjaan tetap.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rusaknya Mental Timnas dan Merajalelanya Mafia Bola

12 Oktober 2025   16:07 Diperbarui: 12 Oktober 2025   16:07 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patrick Kluivert jadi sorotan, karena konyolnya ia membawa timnas dalam kekalahan melawan Arab dan Irak sekaligus. Sementara itu, publik mulai rindu pada sosok Shin Tae-yong yang dulu dianggap keras tapi justru menanamkan disiplin dan semangat juang.

Ketika Mafia Bola Turut Hadir 

Kita sering mendengar istilah mafia bola, tapi sering kali hanya sebatas rumor. Kini aroma itu makin jelas. 

Kita semua akhirnya bertanya-tanya, mencurigai elit negri ini sendiri. Petinggi berdasi itu yang dalam sebuah lagu disematkan dengan nama "Tikus Berdasi". 

Dari penentuan pemain, kontrak pelatih, sampai jadwal pertandingan, semuanya bisa diatur. Bukan hanya uang yang bermain, tapi juga ego dan kekuasaan. 

mereka lupa rumput hijau stadion itu tempat pelarian bagi rakyat kecil yang ingin sejenak merasa bangga menjadi orang Indonesia. Tapi semua itu hancur perlahan karena kerakusan segelintir orang yang menjadikan sepak bola kasur empuk mafia.

Kita Menolak Lupa

Sebagai penggemar, saya tidak ingin hanya mengeluh. Kekecewaan ini harus menjadi panggilan sadar: bahwa sepak bola bukan hanya tontonan, tapi cerminan moral bangsa.

Apabila Mafia bola masih dibiarkan merajalela, maka kita sedang mengajarkan generasi muda bahwa ketidakjujuran adalah jalan menuju sukses.

Tuntut transparansi! Mari kita jaga harapan. Kembalikan ruh sepak bola yang sejati, jujur, berani, dan cermin mental bangsa membara.

Bersihkan sepak bola kita dari aroma bau busuk mafia. Lalu benahi pula mentalitas kita sebagai bangsa yang pernah bejuang dari kungkungan penjajahan berabad-abad lamanya. 

Jangan-jangan kita itu nyaman dijajah, dari ekonomi asing hingga sepak bola juga harus dintervensi asing pula? Semoga gak, anggap saja ini ucapan sampah dari saya pribadi.

Salam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun