Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Menulis dan membaca sejarah, penikmat kopi, pecinta budaya juga sastra. Kini menjadi suami siaga untuk nyonya tercinta sebagai pekerjaan tetap.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zikir Keabadian: Tinta Jadi "Tasbih"

11 Oktober 2025   18:52 Diperbarui: 11 Oktober 2025   18:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buya Hamka pernah menulis tafsir berbahasa Indonesia, di dalamnya terselip cinta dan rasa. Pram menulis novel,  isinya penuh sejarah dan perlawanan. Keduanya tak sedang berlomba menulis indah; mereka sedang berzikir lewat pena. Mereka menulis tidak untuk populer, tapi menuju abadi.

Maka kalau hari ini engkau menulis satu paragraf saja tentang apa pun. Sesungguhnya engkau sedang menabur benih abadi di alam aksara. 

Mungkin tak terbaca hari ini, tapi bisa jadi suatu saat, ketika dunia kembali gelap, tulisanmu akan menjadi lentera kecil menyalakan alam pikiran.

Abadi Lewat Kata, Hidup Bersama Makna

Santri yang menulis berarti santri yang berzikir dalam bentuk berbeda. Ia tidak hanya mengulang lafaz suci di bibir, tapi juga menuliskan nilai-nilai ilahiah dalam wujud narasi, kisah, dan refleksi.

Menulis bagi santri adalah ibadah yang memanjangkan umur pikiran. Kita berharap ada keberkahan di dalamnya dan memberikan manfaat.

Menulis, sejatinya, adalah perbuatan spiritual. Sebab menulis menuntut kejujuran, kesabaran, dan kesadaran. Tiga hal yang juga menjadi ruh dalam zikir.

Esensi zikir, kita hanya ingin satu hal: agar hidup ini tidak berlalu sia-sia. Agar ada sesuatu yang tertinggal dari diri kita, dapat dikenang bukan karena nama, tapi karya.

Berzikirlah seabadi mungkin. Tak hanya lewat tasbih dan doa, tapi juga lewat tinta yang menulis untuk mengingat, memahami, dan menyalakan arti hikmah.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun