Kita tidak ingin Indonesia hanya menjadi penonton yang bijak, tetapi pelaku yang berani. Di tengah dunia yang sibuk berdiplomasi atas nama kepentingan ekonomi dan geopolitik, bangsa ini seharusnya berdiri dengan nurani.
Kita bisa mulai dari langkah sederhana: memperluas bantuan kemanusiaan, membuka ruang dialog lintas agama dan bangsa untuk isu Palestina, hingga membangun narasi di ruang publik yang menumbuhkan empati dan kesadaran politik global. Karena kunci perubahan besar sering dimulai dari gelombang kesadaran kecil di hati rakyat.
Saya percaya, sikap heroik bukan hanya diukur dari seberapa keras suara kita di forum internasional, tapi dari seberapa setia kita pada nilai-nilai dasar kemerdekaan. Indonesia lahir dari luka penjajahan. Kita tahu rasanya kehilangan tanah air, kehilangan keluarga, kehilangan harapan. Maka membela Palestina bukan sekadar diplomasi---itu adalah cermin kemanusiaan kita sendiri.
Dear Prabowo, Yuk Gandeng Palestina
Pak Presiden, izinkan rakyatmu berharap lebih. Dari mimbar PBB, Bapak sudah memulai langkah pertama yang bersejarah. Tapi perjuangan tak berhenti di podium. Kami ingin melihat Indonesia menggandeng Palestina, bukan sekadar lewat kata-kata, tapi melalui tindakan konkret: politik luar negeri yang pro-kemerdekaan, diplomasi yang berani, dan aksi kemanusiaan yang berkelanjutan.
Kita tidak bisa menunggu dunia berubah. Dunia harus kita ubah---dengan cara yang bermartabat dan penuh kasih. Karena bangsa besar bukan diukur dari kekuatan militernya, tapi dari keberaniannya berpihak pada yang lemah.
Dan kalau Bapak berani mengambil langkah itu, yakinlah: sejarah akan menulis nama Indonesia bukan hanya sebagai bangsa merdeka, tapi bangsa yang membantu bangsa lain merdeka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI