Kami tahu tantangan akan datang. Tapi pondasi ini yang ingin kami rawat. Karena anak tak hanya butuh sekolah yang bagus, tapi rumah yang baik. Rumah yang penuh kejujuran, kelembutan, dan keberanian menjadi diri sendiri.
Senerai Penutup: Kita Mulai Dari Rumah Ya
Mungkin terdengar muluk. Tapi kami percaya, gerakan besar selalu lahir dari ruang yang sempit.Â
Kami menyebutnya gerakan kemanusiaan dari rumah kontrakan. Tidak harus jadi aktivis. Tidak harus viral. Cukup jadi manusia yang memanusiakan manusia lain.
Kami belajar mengalahkan ego, merawat empati, dan tak memelihara gengsi. Kami memilih menyederhanakan gaya hidup agar bisa lebih mementingkan yang benar daripada sekadar kelihatan benar.
Ini bukan akhir cerita. Kami baru mulai. Tapi tiga pondasi tadi berharga, saling membahagiakan, dan menyatukan visi---semoga bisa menjadi napas panjang, tidak hanya dalam pernikahan kami, tapi juga dalam menjadi orang tua kelak.
Jika Anda yang membaca ini adalah pasangan muda, atau akan menikah, atau tengah menanti anak pertama: semoga tulisan ini bisa jadi cermin kecil. Karena keluarga, sejatinya, adalah tempat memulai semua hal baik---dari yang kecil, namun berdampak panjang.
Salam hangat dari kami yang sedang belajar menjadi orang tua,
dari rumah kontrakan yang penuh cinta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI