Mohon tunggu...
Andi Ardianto
Andi Ardianto Mohon Tunggu... Guru - Guru SD IT Insan Cendekia

Semoga tulisan yang saya hasilkan bisa menjadi amal yang terus mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Piala Dunia dan Komunikasi Rumah Tangga

19 Juli 2018   08:39 Diperbarui: 19 Juli 2018   08:38 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang sama dialami Mbappe yang pamornya kalah dari pemain termahal dunia, Neymar, di PSG.

Meski begitu baik Modrid, Rakitic, dan Mbappe mampu menunjukkan tajinya di pentas sepakbola akbar ini di saat bintang-bintang di atas harus pulang prematur karena gagal di babak penyisihan dan fase gugur.

Hebatnya obrolan seputar sepakbola tidak berhenti ketika pertandingan berlangsung. Kedai, restoran, ruang pertemuan, kamar tidur, hingga sawah tidak jarang menjadi tempat untuk kembali membahasnya.

Marah atas kegagalan tim yang didukung, belum terima dengan keputusan wasit, menyesali bola yang hanya mencium tiang gawang, hingga menyalahkan pemain rasanya masih gurih dibahas.

Sebenarnya ketika seseorang sedang membicarakan sepakbola yang baru saja berlangsung, apalagi pada orang yang sama-sama menonton, dia bukan melulu sedang menganalisa saja. Memang ada yang seperti itu, tapi banyak juga yang lebih pada keinginan mengekspresikan apa yang ada di dalam dada.

Yang dia butuhkan saat itu adalah didengarkan. Perkara benar salah analisanya itu urusan lain. Cukup dengan didengarkan, dengan sesekali ditimpali kawan ngobrolnya, dia sudah senang.


Nah, hal itu pun berlaku di rumah tangga kita.

Ada kalanya suami atau istri berkali-kali membahas suatu masalah yang sebenarnya sudah sama-sama diketahui. Misal, tentang naiknya harga kebutuhan pokok.

Keduanya juga tahu naiknya harga-harga itu berpengaruh pada situasi keuangan keluarganya. Beberapa pengeluaran harus diatur ulang. Tanpa dibahas berkali-kali pun dia sudah tahu.

Nah, yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa, ketika pasangan sedang membahas sesuatu, bukan berarti dia sedang tidak tahu. Bisa jadi karena dia sedang geram atas situasi ini.

Maka kebutuhan didengarkan menjadi hal utama ketika situasi ini terjadi. Kebutuhan untuk didengarkan menjadi lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun