Momen itu bukan hanya tentang kemenangan, tapi tentang keberhasilan menumbuhkan kepercayaan diri seorang anak.
"Itu jauh lebih penting dari pialanya," tambahnya.
Makna Menjadi Wali Kelas
Bagi Ustadz Luthfi, menjadi wali kelas bukan sekadar jabatan administratif. Itu adalah amanah spiritual dan moral.
Setiap hari, ia mendampingi 24 siswa dari pukul 07.00 hingga 17.00. Di situlah ia belajar tentang kesabaran, empati, dan cinta yang tak bersyarat.
"Wali kelas harus mampu menjadi teladan di tengah gempuran emosi. Anak-anak punya karakter berbeda, dan setiap perbedaan adalah ujian bagi guru," ujarnya.
Ia mengakui, terkadang lelah itu datang. Tapi setiap kali melihat wajah-wajah antusias para siswa, lelah itu berubah menjadi energi.
"Rasanya seperti melihat anak sendiri tumbuh dewasa," katanya lirih.
Keteladanan yang Menyala di Madrasah
Bagi lingkungan MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara, sosok Ustadz Muhammad Luthfi Al-Jundi, S.Pd.I bukan hanya guru, tetapi juga inspirasi. Beliau mengajarkan bahwa pendidikan bukan sekadar tentang nilai rapor, melainkan tentang membangun manusia seutuhnya-yang cerdas, berakhlak, dan beriman.
"Ustadz Luthfi itu sosok yang sabar sekali," ujar salah satu siswanya. "Kalau kami salah, beliau tidak marah. Tapi caranya menasihati bikin kami malu sendiri dan ingin berubah."
Penutup: Guru, Cahaya di Tengah Gelapnya Zaman