Kehadiran siswa sepertinya menciptakan efek domino positif di kelas. Teman-temannya termotivasi untuk meniru sikapnya, menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan kompetitif.
Pendekatan untuk Siswa Bermasalah: Dialog Daripada Hukuman
Salah satu prinsip Ustadzah Wan Putri adalah: "Jangan pernah menyerah pada siswa". Ketika ada siswa yang malas atau bermasalah, ia selalu memilih pendekatan dialog.
"Saya cari tahu dulu masalahnya. Apakah di rumah? Apakah di lingkungan teman? Baru kemudian saya cari solusi bersama," terangnya.
Ia sering menggunakan pendekatan "tanggung jawab terarah". Siswa yang bermasalah diberi peran khusus di kelas, seperti menjadi ketua kelompok atau pengawas kegiatan. Ini bukan hanya membangun kepercayaan diri, tapi juga mengalihkan energi positif mereka.
Strategi ini terbukti efektif. Banyak siswa yang awalnya bermasalah justru menjadi pemimpin setelah diberi kepercayaan dan tanggung jawab.
Menanamkan Nilai Islam: Dalam Setiap Tindakan Sehari-Hari
Sebagai sekolah Islam, AAIBS menekankan pentingnya pendidikan karakter Islami. Ustadzah Wan Putri mengimplementasikan ini dalam kehidupan sehari-hari kelas:
- Ikhlas: Selalu menekankan niat belajar karena Allah, bukan hanya untuk nilai bagus.
- Tawadhu: Mengajarkan siswa untuk tidak sombong saat meraih prestasi.
- Amanah: Menanamkan kejujuran dalam setiap tugas, bahkan saat tidak diawasi.
Ia juga menjalin kolaborasi erat dengan orang tua melalui grup WhatsApp dan pertemuan rutin. Pola asuh di rumah dan sekolah disinkronkan agar siswa mendapatkan pesan yang konsisten.
"Orang tua adalah mitra terpenting kami. Tanpa dukungan mereka, pendidikan di sekolah tidak akan maksimal," tekannya.