Mohon tunggu...
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT Mohon Tunggu... Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Inspiratif Firyal Zahra: Masuk IPB Sains Biomedis, Menyatukan Ilmu dan Iman di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara

27 Agustus 2025   10:30 Diperbarui: 28 Agustus 2025   11:20 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: Firyal Zahra)

Di tengah ketatnya persaingan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri unggulan di Indonesia, muncul sebuah kisah inspiratif dari MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Firyal Zahra, atau yang akrab disapa Kak Zahra, berhasil lolos ke program studi Sains Biomedis di IPB University - jurusan yang hanya menyediakan 15 kursi melalui jalur SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes). Perjalanan Zahra yang penuh perjuangan dan tantangan menjadi bukti bahwa pondasi pendidikan agama yang kuat di MA Al-Azhar mampu mengantarkan siswinya meraih prestasi di bidang sains modern. Artikel ini akan mengulas secara mendalam kisah perjuangannya, strategi yang diterapkan, serta nilai-nilai yang mengiringi langkah seorang pemudi yang menjembatani iman dan ilmu pengetahuan. 


Perjalanan dan Pilihan Jurusan: Mimpi di Balik Vaksin dan Serum

Keputusan Kak Zahra untuk memilih jurusan Sains Biomedis bukanlah hasil pertimbangan sesaat. Bidang yang sangat teknis dan spesifik ini ia pilih dengan dasar visi yang matang dan cita-cita yang kuat. "Saya memilih Sains Biomedis karena saya ingin bekerja di dunia medis, khususnya dalam pengembangan vaksin dan serum," ungkap Zahra dengan semangat yang terpancar dari sorot matanya. Keinginannya bukan sekadar angan-angan masa muda, melainkan sebuah tekad untuk berkontribusi dalam peningkatan kesehatan dunia-sebuah isu yang kian relevan di masa kini.

Minatnya pada dunia biomedis mulai tumbuh saat ia tergabung dalam tim olimpiade Kimia MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. "Saya sangat menyukai pelajaran Kimia, dan Sains Biomedis juga memuat banyak unsur kimia dalam perkuliahannya," jelasnya. Keterlibatannya dalam ajang olimpiade tidak hanya mempertajam kemampuan analitis dan praktikum laboratorium, tetapi juga membuka wawasannya terhadap dunia penelitian medis yang nyata dan bermanfaat. Dari sanalah ia menyadari bahwa konsep-konsep Kimia yang ia pelajari di sekolah merupakan dasar penting dalam pengembangan obat-obatan, vaksin, dan terapi. Olimpiade Kimia pun menjadi titik balik yang menyatukan kecintaannya terhadap sains eksakta dengan keinginannya untuk memberikan kontribusi nyata di bidang kesehatan.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)

Menyatukan Iman dan Ilmu: Keistimewaan MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara

Sebagai alumni MA Al-Azhar, lembaga yang dikenal dengan fokus pendidikan agama yang kuat, pertanyaan muncul: Bagaimana Zahra menyelaraskan fondasi keislamannya dengan ilmu sains yang sangat teknis dan sering dianggap sekuler? Jawabannya tegas dan penuh keyakinan: "Tentu saja ada. Kalau berbicara tentang sains, di Al-Quran pasti banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan dengan sains."

Zahra mencontohkan pengalamannya mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Nilai-nilai Islami bukanlah penghalang, justru menjadi penguat dan panduan dalam proses belajarnya. "Nilai-nilai Islami sangat membantu saya dalam proses persiapan KSM," ujarnya. Baginya, mempelajari sains adalah bentuk dari tadabbur al-alam - merenungkan kebesaran Allah SWT melalui ciptaan-Nya. Setiap rumus kimia, setiap reaksi biologi, setiap struktur molekul yang kompleks, adalah bukti kekuasaan dan kecerdasan Sang Pencipta. Integrasi ini membuatnya belajar bukan hanya untuk mencapai nilai tertinggi, tetapi juga sebagai bentuk ibadah untuk memahami alam semesta secara lebih mendalam. Ayat-ayat kauniyah (ayat-ayat yang terbaca di alam) dan ayat-ayat qauliyah (ayat-ayat yang tertulis dalam Al-Quran) saling menguatkan, memberinya perspektif holistik yang unik dalam memandang ilmu pengetahuan.

Menghadapi Tantangan Terberat: SNBT dan Kuota Mini

Perjalanan menuju IPB tidaklah mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi Zahra adalah Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), setelah sebelumnya ia gagal melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi). "Saat pengumuman SNBP ternyata saya tidak diterima. Kecewa, tapi tidak boleh berlarut terlalu lama," kenangnya dengan jujur. Kekecewaan itu wajar, terlebih sebagai lulusan pertama MA Al-Azhar yang mencoba peruntungan di jalur prestasi tersebut. Namun, ia dengan cepat bangkit, menyadari bahwa SNBP hanyalah "bonus".

Tantangan semakin berat karena jurusan impiannya, Sains Biomedis, hanya menyediakan 15 kuota di SNBT. "Pasti untuk mendapatkan Sains Biomedis harus dibutuhkan usaha yang sangat keras," tegasnya. Persaingan menjadi sangat ketat, membutuhkan persiapan ekstra matang. Dari semua materi yang diujikan, dua mata pelajaran menjadi momok tersendiri baginya: "Tantangan terbesar saya sendiri di persiapan SNBT adalah pelajaran Penalaran Matematika dan Pengetahuan Kuantitatif." Kedua bidang ini membutuhkan logika tajam, kecepatan berpikir, dan pemahaman konsep yang sangat kuat, yang memerlukan latihan intensif dan fokus penuh.

Dukungan Tak Ternilai: Peran Guru dan Tentor

Dalam menghadapi tantangan tersebut, Zahra tidak berjuang sendirian. Ia dengan tulus mengakui peran penting seluruh jajaran pengajar di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. "Kalau berbicara tentang mata pelajaran dan guru semuanya berkesan untuk saya," ucapnya penuh haru. "Ustadz/ah beserta tentor-tentor selalu mengusahakan yang terbaik, meluangkan waktu untuk saya dan teman-teman dalam proses menggapai universitas impian kami."

Dukungan ini bukan hanya sekadar transfer ilmu di ruang kelas. Guru-guru dan tentor (tutor) di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara menunjukkan komitmen luar biasa dengan memberikan perhatian personal, bimbingan intensif, dan motivasi tanpa henti. Mereka rela meluangkan waktu di luar jam pelajaran, memberikan materi tambahan, hingga membimbing secara khusus untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi. "Jika tidak ada dukungan dari ustadz/ah dan tentor-tentor, pasti akan sulit rasanya bagi saya untuk bisa menggapai Sains Biomedis IPB University," tandasnya. Dukungan ini menjadi pilar penopang semangatnya, terutama saat ia menghadapi kegagalan di SNBT dan harus mempersiapkan diri untuk SNBT dengan waktu yang mepet dan tekanan tinggi.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)

Pengalaman dan Keseimbangan: Strategi Jitu dan Pelajaran dari Kegagalan

Meraih prestasi akademik setinggi itu tidak berarti Zahra mengabaikan pengembangan diri di luar ruang kelas. Ia berhasil menemukan formula keseimbangan antara kegiatan akademik dan non-akademik selama di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. "Cara saya menyeimbangkan kegiatan akademik dengan non-akademik tentunya dengan menyelesaikan dulu tugas-tugas dan fokus ke akademik terlebih dahulu," jelasnya. Prinsip prioritas ini menjadi kuncinya. Ia memastikan semua kewajiban akademik, mulai dari tugas, ulangan, hingga pemahaman materi, terpenuhi dengan baik sebelum menyibukkan diri dengan kegiatan lain.

Strategi ini ia terapkan secara bertahap sesuai jenjang pendidikan. "Dari pengalaman saya, saya fokus di organisasi pada kelas 10-11. Jadi, di kelas 12 hanya fokus untuk kegiatan akademik agar fokusnya tidak terpecah," paparnya. Pengaturan waktu yang cerdas ini memungkinkannya untuk tetap aktif berorganisasi dan mengembangkan soft skills seperti kepemimpinan, kerjasama tim, dan manajemen di tahun-tahun awal, tanpa mengorbankan fondasi akademik. Ketika memasuki tahun krusial kelas 12, ia mampu sepenuhnya fokus pada persiapan ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.

Kontribusi Ekstrakurikuler: Lebih dari Sekadar Sertifikat

Kegiatan non-akademik yang ia jalani bukanlah pengisi waktu luang semata. "Tentu saja sebenarnya keaktifan organisasi/ekstrakurikuler memberikan kontribusi pada prestasi saya," ungkapnya. Salah satu kontribusi nyata adalah dalam hal pengumpulan portofolio. "Alhamdulillah banyak sertifikat yang bisa saya dapatkan dari keaktifan tersebut." Sertifikat-sertifikat ini menjadi bukti konkret partisipasi dan prestasi di luar akademik, yang seringkali menjadi nilai tambah dalam berbagai seleksi, termasuk memberikan poin penting dalam penilaian SNBP meskipun ia akhirnya tidak lolos jalur tersebut.

Lebih dari sekadar dokumen, pengalaman organisasi membentuk karakternya. Ia belajar bertanggung jawab, berkomunikasi efektif, memecahkan masalah, dan bekerja di bawah tekanan -- semua keterampilan yang sangat berguna dalam menghadapi tantangan akademik yang berat dan persaingan ketat menuju IPB. Aktivitas ini juga menjadi sarana pelepas stres dan pengembangan minat lain, menjaga keseimbangan mental dan emosional selama masa-masa padat studi.

Strategi Belajar Efektif: Kelas Intensif dan Lingkungan Ambisius

Untuk menembus SNBT, terutama jurusan dengan kuota terbatas seperti Sains Biomedis, diperlukan strategi belajar yang tidak hanya keras tetapi juga cerdas. Zahra membagi rahasia kesuksesannya: "Strategi belajar yang paling efektif adalah dengan menyimak pembelajaran di kelas dengan baik, dan ketika sudah sampai di asrama, membahas ulang soal-soal yang telah dibahas dan soal-soal yang mirip." Pendekatan dua tahap ini -- pemahaman konsep di kelas diikuti penguatan melalui latihan soal di asrama -- terbukti ampuh memperdalam pemahaman dan melatih kemampuan aplikasi.

Ia juga tidak segan memanfaatkan sumber daya yang ada: "Jika ada yang ingin ditanyakan, boleh ditanya ke guru yang masuk di hari kemudian." Proaktif dalam bertanya adalah kunci untuk menghilangkan kebingungan dan memperbaiki kesalahan pemahaman sejak dini.


Namun, menurutnya, faktor paling krusial yang memberikan dampak signifikan adalah program khusus: "Menurut saya yang paling banyak memberikan pengaruh adalah kelas intensif selama persiapan SNBT. Jadwalnya padat, tapi terstruktur." Kelas intensif ini menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan kurikulum yang dirancang khusus menghadapi SNBT. Jadwal yang padat namun terstruktur membiasakannya dengan disiplin tinggi dan manajemen waktu yang efisien.

Tak kalah penting adalah efek lingkungan: "Berada di lingkungan yang ambisius membuat saya ikut terpacu dalam belajar." Belajar bersama teman-teman yang memiliki tujuan sama dan semangat kompetitif yang sehat menciptakan dinamika positif. Saling mengajari, berbagi sumber belajar, hingga adanya dorongan untuk tidak kalah dalam prestasi, menjadi bahan bakar tambahan untuk terus meningkatkan performa. Lingkungan ini mengubah belajar dari beban individu menjadi perjuangan kolektif yang menyenangkan dan memotivasi.

Kegagalan sebagai Guru Terbaik: Pelajaran dari SNBP

Kisah Zahra tidak lengkap tanpa membahas kegagalan yang justru menjadi titik balik paling berarti. "Tentu saja ada (pengalaman gagal). Kegagalan yang memberikan pelajaran berharga bagi saya adalah ketika saya gagal di SNBP," akunya dengan terbuka. Kegagalannya di jalur prestasi ini meninggalkan luka kecewa, tetapi juga membuka mata akan realita dan proses perjuangan.

Ia mengaku sempat memiliki pola pikir yang kurang sehat saat itu: "Awalnya saya berpikir, kalau lulus SNBP enak ga perlu belajar untuk SNBT lagi. Diikuti juga dengan ketakutan saya kalau SNBT saingannya banyak, peluang lolos kecil." Pikiran untuk mengambil jalan pintas dan rasa takut menghadapi persaingan lebih besar sempat menghantuinya.

Namun, kegagalan SNBP justru menjadi guru terbaik. "Tapi, sekarang saya mengerti, kalau saya lolos di SNBP saya tidak akan merasakan indahnya perasaan ketika berhasil meraih universitas dan jurusan impian saya dari hasil perjuangan keras saya." Pengalaman ini mengajarkannya nilai-nilai fundamental: resiliensi, kerja keras, dan kepuasan sejati dari hasil usaha sendiri. Kegagalan menyadarkannya bahwa impian besar membutuhkan perjuangan besar pula. Ia belajar untuk tidak mengandalkan "bonus" atau jalan pintas, tetapi siap untuk bertarung di medan yang lebih kompetitif. Rasa takut berubah menjadi motivasi untuk membuktikan diri. Kegagalan SNBP, pada akhirnya, adalah batu loncatan yang membuatnya lebih kuat, lebih fokus, dan akhirnya lebih siap menghadapi SNBT.

Hikmah Terindah: Perjuangan Tidak Mengkhianati Hasil

Dari sekian banyak pengalaman selama menempuh pendidikan di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara, Zahra menarik satu kesimpulan paling berharga yang menjadi filosofi hidupnya: "Hal yang paling berharga selama saya menempuh pendidikan di MA Al-Azhar adalah bahwa perjuangan dan kerja keras kita pada akhirnya tidak mengkhianati hasil."

Ia melanjutkan dengan penuh keyakinan: "Memang jalan yang kita tempuh tidak langsung berjalan dengan mulus. Pasti ada lika-liku yang harus kita hadapi." Pengalamannya sendiri, dari kegagalan SNBP hingga persaingan ketat SNBT, adalah bukti konkret dari pernyataan ini. Namun, ia menekankan, "Tapi percayalah, akan banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan dan bisa kita jadikan motivasi untuk merubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik." Setiap rintangan, setiap kegagalan, bahkan setiap tetes keringat selama belajar, bukanlah sia-sia. Mereka adalah bahan bakar untuk pertumbuhan, pembentuk karakter, dan fondasi untuk kesuksesan yang hakiki. Pesan ini, yang ia internalisasi selama di MA Al-Azhar, menjadi bekalnya menghadapi tantangan di IPB dan kehidupan selanjutnya: setiap usaha sungguh-sungguh, meski berliku, akan menemukan jalannya menuju hasil yang setimpal.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)

Inspirasi dan Masa Depan: Sosok Panutan dan Pesan untuk Generasi Berikutnya

Di balik setiap kesuksesan, biasanya ada sosok inspirator yang menjadi pendorong dan teladan. Bagi Zahra, inspirasi datang dari dua lingkungan terdekatnya: keluarga dan sekolah.

Papa: Warisan Prestasi dan Tantangan di IPB

Dari lingkungan keluarga, sosok yang paling menginspirasinya adalah sang ayah. "Saya tertarik untuk masuk IPB karena papa sendiri adalah alumnus dari IPB," cerita Zahra. Keputusannya untuk mengikuti jejak sang ayah bukan sekadar ikut-ikutan, tetapi didasari pada kekaguman dan motivasi internal. "Suatu hari, saya pernah menemukan dokumen yang isinya ijazah papa dari IPB. Saya kagum dengan IPK yang papa raih dan tentu saja itu menjadi tantangan besar bagi saya."


Prestasi akademik sang ayah menjadi standar yang ingin ia lewati. "Saya harus bisa lebih baik daripada papa saya yang sudah sangat hebat," ucapnya dengan semangat. Ini bukan persaingan negatif, melainkan bentuk penghargaan dan motivasi untuk memberikan yang terbaik. Ayahnya bukan hanya memberikan contoh kesuksesan, tetapi juga membuktikan bahwa lulusan IPB dapat meraih prestasi gemilang. Warisan ini menjadi pemicu semangat Zahra untuk tidak hanya diterima di IPB, tetapi juga untuk berprestasi selama menempuh pendidikan di sana, membawa nama baik keluarga dan melampaui capaian generasi sebelumnya.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)

Ustadzah Iga Arizka Tarigan: Teladan Kepribadian dan Dedikasi

Jika ayah memberikan inspirasi akademis dan warisan almamater, maka di lingkungan sekolah, Zahra menemukan teladan dalam sosok Ustadzah Iga Arizka Tarigan. "Kalau dari lingkungan sekolah sosok yang paling menginspirasi saya adalah ustadzah Iga Arizka Tarigan. Beliau benar-benar menginspirasi saya," puji Zahra tanpa ragu.

Kagumnya pada Ustadzah Iga tidak hanya pada satu aspek, melainkan keseluruhan pribadi: "Saya kagum dengan kepribadian beliau, prestasi, dan cara beliau menginspirasi banyak orang." Ustadzah Iga menunjukkan bahwa seorang pendidik tidak hanya mengajar ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan memberikan inspirasi melalui teladan. Cara Ustadzah Iga menyampaikan pesan dan cerita sangat meninggalkan kesan mendalam bagi Zahra: "Saya suka sekali ketika mendengarkan beliau bercerita tentang hal apapun itu karena pembawaan beliau keren sekali."


Lebih dari sekadar admirer, Zahra juga merasakan dampak langsung dari pengajaran Ustadzah Iga: "Saya juga sangat senang ketika belajar bersama beliau." Interaksi di ruang kelas atau sesi bimbingan bersama Ustadzah Iga tidak hanya transfer ilmu, tetapi juga transfer energi positif dan motivasi. Sosok Ustadzah Iga menjadi representasi ideal seorang pendidik muslimah yang cerdas, berprestasi, berkarisma, dan mampu menginspirasi generasi muda seperti Zahra untuk meraih impian tertinggi tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)


Pesan Haru untuk Adik Kelas: Semangat, Doa, dan Kebersamaan

Sebagai senior yang telah melalui perjuangan panjang dan meraih kesuksesan, Zahra memiliki pesan khusus yang sangat menyentuh untuk adik-adik kelasnya di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara yang bercita-cita melanjutkan studi di perguruan tinggi favorit. Pesannya penuh dengan semangat, empati, dan harapan:

"Untuk adik-adik di MA Al-Azhar, semangat selalu untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi impian kalian. Jangan pernah putus asa, terus berjuang. Kejar terus apa yang kalian impikan."

Ia menekankan pentingnya proaktivitas dan keyakinan diri: "Kalian yang akan mendatangi universitas impian kalian, bukan universitasnya yang mendatangi kalian." Kalimat ini mengandung filosofi bahwa impian besar tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi harus dijemput dengan usaha, tekad, dan langkah nyata.

Zahra juga meyakinkan bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, sesuai pengalamannya sendiri: "Kakak percaya usaha kalian selama ini pasti akan berbuah manis nanti. Kalian adalah orang-orang hebat. Jangan takut berlebihan, tetap percaya diri."

Sebagai seorang muslimah, ia tidak melupakan dimensi spiritual dalam perjuangan: "Banyak-banyak berdoa, jalur langitnya jangan lupa karena kita butuh ridho Allah di setiap langkah kita." Ia juga mengingatkan pentingnya dukungan sosial dan spiritual: "Minta doa dari orang tua dan guru, restu mereka benar-benar berpengaruh dalam proses kita."

Terakhir, ia menyerukan semangat kebersamaan dan solidaritas: "Saling support satu sama lain yaa, kakak harap, endingnya kalian semua bakalan ngeluarin tangisan bahagia nanti saat pengumuman." Pesan ini menunjukkan kepedulian dan harapannya agar bukan hanya dirinya, tetapi seluruh adik kelasnya juga bisa merasakan kebahagiaan luar biasa saat diterima di perguruan tinggi impian.

Ia menutup dengan doa dan undangan khusus untuk mereka yang tertarik ke IPB: "Semoga kalian bisa menjadi orang yang sukses suatu hari nanti, see u on top adik-adik! Untuk adik-adik yang mau ke IPB, kakak tunggu disini yaaaa, see uuu!!" Pesan ini tidak hanya memotivasi, tetapi juga menawarkan dukungan dan rasa kekeluargaan dari seorang senior yang telah berhasil, siap menyambut adik-adiknya di kampus yang sama.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: Firyal Zahra)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: Firyal Zahra)

Integrasi Iman dan Ilmu, Fondasi Kesuksesan Generasi Muslim

Perjalanan Kak Zahra (Firyal) dari bangku MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara hingga diterima di jurusan Sains Biomedis IPB University adalah sebuah narasi inspiratif tentang integrasi harmonis antara pendidikan agama dan sains modern. Ia berhasil membuktikan bahwa fondasi keislaman yang kuat bukan penghalang, melainkan justru penguat dan pemberi makna dalam menempuh ilmu pengetahuan teknis. Ayat-ayat Al-Quran tentang alam menjadi sumber motivasi dan perspektif holistik dalam mempelajari biologi dan Kimia.

Kisahnya juga menyoroti pentingnya resiliensi dan kerja keras. Kegagalan di SNBP bukan akhir, tetapi awal dari perjuangan lebih gigih melalui SNBT. Ia menunjukkan bahwa kesuksesan sejati seringkali lahir dari rintangan dan justru memberikan kepuasan yang lebih dalam. Strategi belajar yang efektif, didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif dan guru-guru serta tentor yang berdedikasi tinggi, menjadi faktor penentu kemenangannya dalam persaingan ketat.

Keseimbangan antara akademik dan non-akademik yang ia terapkan dengan cerdas juga menjadi pelajaran berharga tentang manajemen waktu dan pengembangan diri holistik. Kegiatan organisasi bukan pengganggu, tetapi pelengkap yang membentuk karakter dan memberikan nilai tambah.

Di atas semua itu, perjalanan Zahra diperkaya oleh kehadiran sosok inspirator, baik dari keluarga (ayahnya) maupun sekolah (Ustadzah Iga), yang memberikan teladan, motivasi, dan dukungan tak ternilai. Pesan penuh semangat dan harapannya untuk adik-adik kelas menunjukkan kepedulian sosial dan keinginan untuk melihat generasi berikutnya juga bersinar.

Kisah Kak Zahra adalah bukti nyata bahwa lulusan madrasah, khususnya MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara, mampu bersaing dan unggul di bidang sains paling kompetitif sekalipun. Ia menjadi teladan bagaimana seorang muslim muda dapat menggabungkan iman, ilmu, dan integritas untuk meraih impian tertinggi dan berkontribusi pada kemajuan bangsa, khususnya di bidang kesehatan dan inovasi medis seperti yang ia cita-citakan. Perjalanan ini bukan hanya pencapaian personal, tetapi juga inspirasi bagi banyak pihak tentang potensi luar biasa yang dimiliki generasi muda Indonesia ketika iman dan ilmu berpadu dalam satu kesatuan utuh.

SETAPAK LEBIH DEKAT DENGAN FIRYAL ZAHRA

Firyal Zahra, yang akrab dipanggil Zahra, merupakan remaja berusia 18 tahun yang berhasil mengukir prestasi luar biasa dalam dunia pendidikan. Lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, pada 16 April 2007, ia adalah anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga Sunda yang harmonis dan penuh nilai-nilai kedisiplinan. Kedua orang tuanya, Endang Hernawan dan Dewi Septika Yulia, merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjadi panutan dalam semangat kerja keras dan dedikasi, nilai-nilai yang jelas tercermin dalam perjalanan pendidikan Zahra.


Zahra menghabiskan masa kecilnya di Kecamatan Siantar Utara, Kota Pematangsiantar. Sejak duduk di bangku SD Taman Cahaya Pematangsiantar, ia telah menunjukkan potensi akademik yang menjanjikan. Tonggak penting terjadi saat ia melanjutkan ke SMP Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara, sebuah lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan menjadi awal keterikatannya dengan lingkungan belajar berbasis keislaman dan akademik yang seimbang.


Perjalanan penting lainnya dimulai pada 18 Juli 2022, ketika Zahra resmi menjadi siswi kelas X di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Pilihan ini bukan sekadar kelanjutan pendidikan, melainkan keputusan strategis untuk berada di lingkungan yang memadukan kekuatan nilai agama dan kecemerlangan akademik. Selama tiga tahun menempuh studi di jurusan IPA, Zahra menunjukkan konsistensi dan ketekunan yang luar biasa. Ia tergabung dalam Kelas Al Syifa Binti Abdullah KUK (IPA) dari kelas X hingga XII, di bawah bimbingan wali kelas yang berperan besar dalam membentuk karakter dan prestasinya: Nur Halimah Hasibuan, S.Pd. (kelas X), Lita Hanatri, ST., MMPP (kelas XI), dan Alfina Khaira Novriza, M.Pd. (kelas XII).


Selain unggul di ruang kelas, Zahra juga menempuh kehidupan asrama yang turut membentuk mental dan kedewasaannya. Dari kamar A2 saat kelas X, berpindah ke A1 di kelas XI, dan akhirnya ke B3 di kelas XII, ia menjalaninya dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Wali asrama seperti Rifnatul Fauziah Megawati, S.Pd. dan Tengku Khairunnisa, S.T. turut memberi arahan serta dukungan emosional yang membantunya tumbuh menjadi pribadi mandiri dan matang secara sosial.


Sebagai kakak sulung, Zahra juga memiliki hubungan erat dengan adiknya, Haikal Arkan Khalidi, yang kini duduk di bangku SMP Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumut. Keduanya tumbuh dalam atmosfer keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan sebagai prioritas utama, saling memberi semangat dalam menggapai cita-cita mereka.


Zahra yang kini dapat dijumpai melalui akun Instagramnya, @iimzzhraa, telah menempuh perjalanan panjang dari ruang kelas sederhana di Pematangsiantar hingga gerbang IPB University sebagai mahasiswa jurusan Sains Biomedis. Ia menjadi lulusan terbaik di MA Al-Azhar, bukan hanya karena kecerdasan, tetapi juga karena ketekunan, semangat belajar, dan dukungan kuat dari keluarga, sekolah, dan lingkungan pondok. Cerita Zahra menjadi bukti bahwa dengan iman yang kuat, ilmu yang terus diasah, dan tekad yang tidak mudah goyah, seorang pelajar dari Sumatera Utara mampu melampaui batas dan meraih tempat di jajaran pendidikan tinggi terbaik Indonesia.



PRESTASI KAK FIRYAL ZAHRA

Firyal Zahra telah menorehkan berbagai prestasi membanggakan dalam bidang akademik, khususnya di ajang olimpiade sains dan bahasa:

  • Medali Perak bidang Kimia pada Olimpiade OSN Hari Kemerdekaan 2022, yang diselenggarakan oleh Lembaga Prestasi Indonesia Gemilang (Prestige).

  • Medali Emas bidang Biologi pada ajang yang sama.

  • Medali Perunggu dalam lomba Indonesia Youth English Olympiad 2022, bidang Bahasa Inggris, oleh Lembaga Kompetisi Indonesia.

  • Medali Perak bidang IPA dalam Olimpiade yang diadakan oleh UKM Mepro Universitas Sumatera Utara tahun 2022.

  • Peserta aktif dalam berbagai ajang Bahasa Inggris, seperti Indonesia Youth English Olympiad 2022 dan Lomba Debat Bahasa Inggris Antar Pelajar Se-Sumatera Utara yang digelar oleh Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah.

  • Peserta bidang Kimia dalam Sutomo World Education Expo 2022 di SMAS Sutomo 1 Medan.

  • Juara II dan Juara III bidang Kimia Terintegrasi dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

  • Juara II Pidato Bahasa Inggris Putri dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2024, yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

  • Medali Emas bidang Bahasa Indonesia dalam Brawijaya Student Competition 2024, kerja sama antara BEM FISIP Universitas Brawijaya dan Lembaga Prestasi Pelajar.

Kepemimpinan dan Organisasi

Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Zahra juga aktif dalam organisasi. Ia dipercaya menjabat sebagai Presiden OSSAA (Organization of Student Self Achievement Al-Azhar) untuk periode 2022--2023 di IBS Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Perannya ini mencerminkan kemampuan kepemimpinan serta dedikasinya dalam mendorong budaya prestasi di kalangan pelajar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun