Mohon tunggu...
Vadlan Labulango
Vadlan Labulango Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Kalau sudah jadi orang jangan lupa orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Nusantara dan Problematika di Masyarakat

19 Mei 2019   10:47 Diperbarui: 19 Mei 2019   11:05 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 

Masyarakat  bisa saja senang dan sangat menerima konsep Islam Nusantara., Karena dipahami Islam dengan corak yang cocok dengan kondisi masyarakat yang ada. Tetapi, masyarakat bisa juga tidak sejalan atau berbeda. Misalnya, karena melihat ada identitas tertentu yang sudah sangat melekat dengan Islam Nusantara yaitu NU apalagi ditambah dengan respon yang kontra di atas tadi.

 

Semakin masyarakat banyak bertanya kepada para pendakwah atau para ulama  tentang islam nusantara yang beragam jawabannya semakin itu pula mereka akan lebih bingung, karena akan berbeda dengan pemahaman awal mereka tentang Islam Nusantara.

 

Paling tidak, ada dua persoalan mendasar mengenai perbedaan pemaknaan konsep Islam Nusantara di masyarakat. Pertama, kontra pemahaman, artinya seseorang yang sudah terbiasa dengan suatu ide atau pemahaman tertentu baik secara individu maupun kelompok, sangat menentukan pandangan mereka tentang suatu ide atau pemahaman baru yang muncul. Seperti yang merepon atau mendefinisikan islam nusantara tanpa ada perjumpaan dengan yang membuat konsep tersebut, hingga didefinisikan sendiri menurut pandangan pemahaman yang mereka ketahui dari kelompok tertentu.

 

Kedua, kontra politik, dalam artian orang bisa berbeda tidak melulu karena berbeda organisasi, beda kelompok,  beda ideologi, atau pilihan politik saja. Akan tetapi kontra politik bisa terjalin luas dengan relasi lainnya. Seperti perdebatan  wacana islam nusantara ini ada yang pro dan yang kontra. Yang pro disangka seolah-olah punya hubungan khusus dengan pemerintah, hal ini juga dilihat Presiden dan wakil Presiden yang menyetujui konsep islam nusantara ini. Dan yang kontra dengan konsep ini kemudian mendefinisikan islam nusantara dibarengi dengan isu politik, seperti tanggapan Ustadz Felix di atas.

Jika telaah dengan baik, sebenarnya istilah Islam Nusantara adalah nilai-nilai yang ada di masyarakat nusantara umumnya. Sejak Islam mulai berkembang di masyarakat, melalui para pembawa ajaran Islam seperti Wali Songo atau yang lainnya, tidak menghilangkan budaya dan tradisi masyarakat yang ada. Sampai saat ini, kita masih bisa menemukan nilai-nilai lokalitas tersebut berkembang di masyarakat.

Meskipun begitu walaupun secara pengamalan hampir seluruh masyarakat Indonesia mengamalkan apa yang menjadi nilai dari konsep islam nusantara itu tapi dalam pemahaman hanya orang yang termasuk dalam kelembagaan NU yang memahami islam nusantaria ini.

Islam Nusantara merujuk pada fakta sejarah penyebaran islam di nusantara dengan cara pendekatan budaya, tidak dengan doktrin yang kaku dan keras, Islam Nusantara  di dakwahkan merangkul budaya, melestarikan budaya, menghormati budaya, bukan malah memberangus budaya. (Mohamad Guntur Romli : 2016) islam nusantara juga memiliki karakter islam yang anti radikal, islam yang ramah bukan marah-marah, inklusif dan toleran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun