Dalam berita tersebut, pada Jumat (14/06/13) di Dusun Kecer Laok, Desa Kecer, Kecamatan Dasuk. Lahan pertanian sepanjang 500 meter tiba-tiba tanahnya terbelah dan ambles. Akibatnya, tanaman produktif warga seperti kacang panjang, ketela pohon, dan cabe, rusak karena tanahnya terbelah dan ambles.
Ini tentu mengkhawatirkan mengingat Madura sebelumnya adalah tempat yang Alhamdulillah aman dari bencana yang menelan banyak korban jiwa. Tapi fenomena di banjir di Sampang, menurut teman di daerah tersebut sudah memakan korban. Kegiatan yang selalu saya lakukan ketika sampai di kampung halaman adalah nelponin teman-teman yang nomer Hpnya bisa dihubungi. Dari sekian banyak cerita, ada kisah yang masih tentang fenomena alam. Yaitu di Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep, pada saat menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid, terjadi guncangan sekitar 4 detik. Berhubung di pesantren putri masjidnya masih dilaksanakan di gedung serbaguna yang atapnya terbuat dari seng, maka ketika terjadi goncangan suasana benar-benar bergemuruh dan bahkan sang imam harus lari keluar gedung. Saya tertawa karena memang terdengar lucu, entah apa karena yang cerita unyu-unyu atau memang ceritanya yang mengandung humor meski menakutkan jika saya berada di sana.
Sampai sekarang saya belum bisa tidur, ingin melihat ke tempat lokasi tapi ga diizinkan karena takut ada bencana susulan. Akhirnya saya cerita di kompasiana....