Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Aku Atheis, Bukan Kafir"

6 April 2021   15:42 Diperbarui: 6 April 2021   15:54 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau jahat Tuhan, kenapa malah hujan. Aku kan mau keluar, gimana sih, katanya Maha Tahu, kok sama keinginanku saja Kau tak Tahu," seruku.

Aku terpaksa menerobos hujan deras disertai dengan angin kencang, beberapa pohon tumbang dan jalanan penuh lumpur menuju rumah seorang wanita tua tak jauh dari rumahku.

"Nenek, Nenek... Apa Nenek ada di rumah?" aku mengetuk pintu rumah dengan sangat keras.

"Kok nggak pake salam seperti biasanya. Biasanya Syira kan tak pernah lepas salam. Selalu dengan salam kalo ketemu Nenek ataupun yang lain." Balas Nenek setelah membukan pintu.

"Nggak apa-apa Nek. Aku lagi ngambek sama Tuhan. Dia tak pernah sekalipun memenuhi keinginanku. Bahkan dengan niat baikku menemui nenek saja, Tuhan tak menghentikan hujannya meskipun sebentar. Jadi, males lah Nek ngucapin salam, lagian salam isinya doa kebaikan yang tak pernah aku dapatkan."

"Loh, kok bisa sih Syira ngambek sama Tuhan hanya gara-gara hujan tidak berhenti?"

"Bukan hanya hujan Nek, tapi hampir semua keinginanku tak pernah diwujudkan sama Tuhan."

"Kamu dikasih hidup saja sudah seharusnya bersyukur Ra, kok malah ngambek hanya gara-gara keinginan Syira tidak dikabulkan."

"Yaaaaaah Nenek saja nggak tahu sih. Padahal gara-gara keinginanku tak pernah dikabulkan, aku ingin mati rasanya."

"Maksud Syira itu apa?" tanya nenek sambil mengajakku masuk ke dalam rumahnya.

"Ini teh, Nenek baru buat. Minum saja dulu, siapa tahu Syira tidak jengkel lagi sama Tuhan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun