Lekaki yang berlari betelanjang kaki Â
Terkapar di hajar tajam sepi..
Kobaran api di kepalanya padam
Kesombongannya remuk redam..
~
Mimpinya terbelah dadanya gemetar di remas remas gelisah Â
Belum lelahkah lidah berkilah ?
Nyerikah nurani yang mendustai sepi diri  ?
Barangkali ia lupa dosa memang tak terlihat mata
~
Cahaya wajahnya muram tertutup tunas hitam
Langkahnya bimbang seperti pasir yang takut kalau ombak datang menerjang
Di hadapannya putik bunga putih merintih letih derak suaranya patah, terkapar di bawah mimpi tua berdebu
Jubah panjang kesunyian ia letakkan di antara kelam jelaga yang ia sangka cahaya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!