Mohon tunggu...
Alamsyah Marwan Hamdi
Alamsyah Marwan Hamdi Mohon Tunggu... Administrasi - Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Alamsyah,SE Jl. Pendreh KPR BTN Km 2, no.4b Rt.33b Rw.009 Muara TEweh

Selanjutnya

Tutup

Humor

Protokol Kesehatan Masjid Mandul Berhadapan dengan Om Adi

10 Mei 2021   07:23 Diperbarui: 10 Mei 2021   07:44 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kejadiannya sekitar empat hari yang lalu ,pada hari Jum'at. Sebagaimana biasa , sebagai seorang muslim , saya pergi ke masjid untuk  melaksanakan kewajiban  sholat Jumat .

Karena masih dalam  suasana pandemi covid-19,masjid yang saya tuju ,disamping dekat dengan tempat tinggal saya  ,juga masjid  yang melaksanakan Prokes(Protokol Kesehatan) yang ditandai dengan disediakannya  air keran dan sabun untuk cuci tangan ,masker, serta pengaturan shaf-shaf  dan pengaturan jarak--- antara masing-masing anggota jamaah diberi jarak sekitar 1 meter ,yang ditandai dengan tanda silang dengan lakban hitam.

Itu berarti ,asalkan anggota jamaah duduk tidak pada lantai bertanda silang,berarti anggota jamaah tersebut sudah melaksanakan prokes.

Pada saat berada dalam masjid,sayapun langsung mengambil  tempat pada posisi  lantai diantara tanda  silang dan langsung melaksanakan sholat sunat tahyatul masjid. 

Selesai sholat sunat tahyatul masjid, saya pun duduk dengan tenang ,seraya tengok kiri-kanan melihat jamaah yang baru datang dan masuk masjid. 

Selang bebrapa lama datang seorang anggota jamaah ,tetangga saya, Om Adi(ini bukan status atau tuturan yang dituakan ,tapi nama ,karena orang yang seumur bahkan lebih tua darinya memanggilnya Om Adi).

Om Adi langsung duduk bersebelahan dengan saya, tapi jaraknya sangat berdekatan dengan saya . Pengurus masjid  salah mengukur dan menandai jarak  antara anggota jamaah yang satu dengan yang lainnya,terutama jarak antara saya dan Om Adi, pikir saya.

Tapi saya tidak begitu yakin , Om Adi salah duduknya ,karena saat Om Adi duduk saya tidak memperhatikan ,apakah duduk pada tanda silang,yang merupakan tanda jarak, ataukah duduknya memang sudah tepat ,yaitu diantara dua tanda silang. Untuk menyarankan agar Om Adi bergeser agak menjauh, saya khawatir dia akan tersinggung . Barangkali saja memang kesalahan pengurus masjid.

Setelah sholat jumat akan dimulai , masing-masing  anggota jamaah berdiri dan  menyesuaikan posisinya untuk mengisi shaf-shaf  kosong di depan .

Om Adi  juga ke shaf depan meninggalkan posisinya semula . Ternyata  yang menjadi teka teki terjawab, Om Adi duduk pada tanda silang yang terbuat dari lakban berwarna hitam itu .Seharusnya Om Adi tidak mendudukinya ,karena itu sebagai penentu jarak .

Perilaku Om Adi di masjid tadi saya ceriterakan kepada anak-isteri saya di rumah . Saya katakan kepada mereka,bahwa tetangga kita ,Om Adi duduknya sangat berdekatan dengan saya ,ini disebabkan karena Om Adi duduk pada tempat yang seharusnya tidak diduduki,yaitu pada tanda silang  yang dimaksudkan untuk menentukan batas jarak antara masing-masing anggota jamaah.

Akhirnya, Saya dan anak-isteri pun tertawa ,setelah saya dan isteri sadar. Barangkali Om Adi duduk pada tanda silang,karena tidak bisa membedakan warna hitam pada tanda silang dengan lantai keramik masjid yang berwarna putih itu,seakan-akan tidak ada tulisan atau tanda silang. Karena Om     Adi memang buta warna.

Isteri Om Adi memang pernah menceriterakan tentang suaminya yang tidak bisa membedakan warna baju seragam kantornya. Pernah pada suatu hari isterinya tidak berada di rumah karena ke luar daerah,Om Adi menyiapkan sendiri pakaian seragam kantornya. Akibatnya seharusnya yang  diapakai baju seragam  warna coklat untuk pasangan celana seragam  warna coklat,tapi malah yang diapakai baju seragam berwarna putih.

Barangkali bagi seseorang yang buta warna perlu melaporkan diri kepada pengurus masjid atau pihak Instansi Pemerintah atau Swasta, yang memberi tanda silang sebagai jarak antara orang yang satu dengan lainnya,pada kursi atau bangku pada ruang tunggu atau ruang pelayanan publik kantornya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara yang membuat peraturan/penegak peraturan dengan yang melaksanakannya.

Kemudian tidak akan terjadi lagi ,seakan-akan protokol kesehatan mandul  berhadapan dengan orang semacam Om Adi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun