Mohon tunggu...
Alam Semesta
Alam Semesta Mohon Tunggu... Desainer - Instructional Designer

Pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, China. Gemar membaca, menulis, dan makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Muncul di Pojokan

26 Mei 2019   20:11 Diperbarui: 26 Mei 2019   20:25 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makhluk itu muncul lagi. Muncul sebentar dan seperti biasa mengolok-olok aku. Lalu dia segera menyelinap kembali ke celah pojokan dari bagian walpaper yang sedikit robek.


Saking kesalnya, aku bersimpu di pojokan itu. Lalu badanku turun dan kepalaku mulai mengintip ke celah-celah tempat ia tadi muncul. Aku ingat posisiku persis seperti posisi Pak Arif ketika menasihati kucingnya. Foto lucu-lucuan Pak Arif waktu masa-masa pilpres. Bedanya aku tidak pakai sarung, tapi celana pendek.

Aku tahu makhluk itu tidak akan muncul lagi di situ. Tapi aku masih penasaran, mengapa ia selalu muncul di situ. Mengolok-olok aku dan pergi begitu saja. Sepertinya ia malas bicara langsung padaku.


Makhluk itu tidak punya niat jahat. Tapi aku sebel karena olok-oloknya. Ia juga tidak punya bentuk. Kalau muncul bentuknya bisa seperti alat tulis, bisa seperti buah-buahan, dan hari ini ia malah berbentuk emoji.

Tiap hari dia kirim surat ke aku. Kadang panjang, kadang singkat, dan kadang hanya gambar. Surat itu akan keluar dari ubun-ubunku. Tiba-tiba saja ubun-ubunku akan berubah dari seperti kotak surat. Terbuka dan surat itu keluar. Surat itu tulisan tangan dan tidak beramplop.


Surat terakhir yang aku terima dari dia bergambar dirinya yang sengaja dibuat jelek. Rupanya seperti jeruk dalam iklan nutrisari, tapi tidak diberi warna. Sengaja ia memasang tanduk dan rambut panjang. Lidahnya dijulurkan mengolok aku lagi.


Aku kesal sekali menerima surat itu. Kubuang ke tempat sampah. Surat itu malah menari-nari di situ. Lalu kuambil lagi. Dengan kesal aku robek-robek lalu kutelan. Sejak itu, makhluk itu tidak muncul. Ia mungkin kesal karena aku makan. Atau makhluk itu sudah menjadi satu dengan aku? 

**


Aku ingat saat meletakkan hp-ku sekitar 00:34. Sudah pagi dan memang sudah waktunya istirahat. Rasanya aku belum sungguh terlelap. Ini juga bukan mimpi. Sepertinya ada yang sedang membuka-buka buku Zui Mei Shi Ge yang kutaruh di meja. Jelas ia bukan manusia. Rasanya juga bukan setan.


Ia berdendang dengan nada rendah, seperti berbisik. Seperti tidak ingin aku tahu. Seperti takut aku terbangun. Ia berdendang lagu Yong Liu. Jelas sekali liriknya.


Buku yang dibukanya tidak ada lirik Yong Liu. Tapi aku pura-pura tidur saja sambil mengintipnya. Dia! Makhluk lucu di pojokan itu. Dia kembali lagi rupanya. Padahal sudah aku robek-robek dan kutelan. Aku ingat persis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun