Pendekatan hukum yang lebih variatif ini akan membuat fatwa MUI terasa lebih fleksibel, kontekstual, dan edukatif. Masyarakat pun tidak akan melihat fatwa seolah hanya hadir untuk "mengharamkan" sesuatu, tetapi untuk membimbing perilaku sosial agar selaras dengan nilai Islam tanpa mengabaikan realitas kebutuhan masyarakat.
Kesimpulan
Reposisi masyarakat terhadap fatwa sound horeg tidak selalu mencerminkan penolakan terhadap otoritas MUI, melainkan kritik terhadap kurangnya fleksibilitas dalam pendekatan hukum. Fatwa akan lebih efektif jika disampaikan dengan mempertimbangkan variasi konteks sosial dan memberikan ruang edukasi moral, bukan sekadar vonis larangan. Sinergi antara fatwa MUI dan regulasi pemerintah juga penting untuk memastikan nilai-nilai keagamaan dapat diimplementasikan dengan baik. Dengan pendekatan fikih yang variatif, fatwa sound horeg tidak hanya menjadi wacana moral, tetapi juga solusi praktis yang relevan dengan kehidupan masyarakat modern.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI