Mohon tunggu...
Imamuddin
Imamuddin Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Malang Jurusan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hentikan Perspektif Belajar Bahasa Arab yang Sulit

22 November 2018   16:45 Diperbarui: 12 Desember 2018   12:12 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hentikan Perspektif Belajar Bahasa Arab Yang Sulit

By Imam Sape_al-Khaliqy

Di era globalisasi dewasa  ini bahasa Arab tetap eksis, bahkan  mengalami perkembangan signifikan di negara-negara non-Arab. Karena itu, potensi pengembangan bahasa Arab dalam berbagai bidang kehidupan baik sosial, politik, bisnis, dan budaya tetap besar dan terbuka lebar. Pencitraan atau stigma bahasa Arab sebagai bahasa yang sulit dan rumit dipelajari tidaklah sepenuhnya benar. Buktinya, banyak orang non-Arab dan sarjana non-muslim yang menekuninya. Mengapa? karena bahasa Arab dianggap menarik dan sangat penting sebagai instrumen studi Islam.

Saat ini masyarakat masih terkendala dengan metode yang rumit dan sulit. Opini umum yang ada menganggap bahwa belajar bahasa Arab memerlukan waktu yang lama dan harus menekuninya di pesantren sampai puluhan tahun. Dengan waktu belajar selama itupun belum dapat menghasilkan kemampuan yang memadai. Hal ini terutama disebabkan karena metode yang ada cukup rumit dan sulit. Belum ada metode yang praktis, sederhana, sekaligus komprehensif. Kebanyakan titik tekan proses belajar yang ada saat ini  hanyalah pada salah satu aspek saja, seperti: membaca saja, atau muhadatsah saja.

Dalam proses pembelajaran, apapun bisa jadi sulit dan membosankan. Tapi dengan pengajar dan metode pengajaran yang tepat, materi sulit dan berat bisa menjadi mudah. Apalagi jika materinya mudah dengan para mentor yang tepat. Bukan saja materi jadi mudah difahami, bahkan  kepribadian pelajar pun akan tumbuh dan berkembang secara positif.

Pelabelan kata 'susah' seharusnya tidak boleh dilakukan oleh mereka yang sedang dalam proses belajar bahasa Arab, karena hal tersebut sangat merugikan. Rugi karena bahasa Arab adalah bahasa ilmu dan jendela khazanah Islam yang agung, baik klasik maupun modern. Bahasa Arab adalah bahasa peradaban sekaligus bahasa yang menyimpan sejarah panjang manusia. Dengan kata lain, semua komunikasi Rasul 'terekam' dalam bahasa tersebut, sekaligus firman-firmanNYA yang tentu saja tertulis juga dalam bahasa Arab. Maka, mempelajarinya adalah sebuah keindahan dan keasyikan tersendiri. Karena bahasa tersebut bukan saja jendela, tapi pintu besar meraih kesuksesan.


Dalam praktik belajar bahasa Arab di perguruan tinggi, banyak mahasiswa yang memandang bahasa Arab lebih sulit daripada bahasa asing lainnya. Mindset ini yang mendasari proses belajar bahasa Arab semakin sulit. Sehingga mindset ini harus dihilangkan sejak awal belajar. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya ada perbedaan ketika mahasiswa belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab. Waktu belajar bahasa Inggris, keinginannya kuat. Sedangkan waktu belajar bahasa Arab, tidak ada keinginan untuk belajar bahasa Arab. Padahal bahasa Arab tidak susah, tetapi metodologi mengajarnya yang harus diperbaiki.

Kesulitan belajar bahasa Arab dinilai dipengaruhi oleh sisi metodologis dan psikologis. Sisi metodologis merupakan cara mengajar bahasa Arab yang dinilai bahwa sistem yang diberlakukan guru di Indonesia masih kurang efektif. "Saat mahasiswa belajar bahasa Arab, seharusnya dimulai dengan listening atau mendengarkan, bukan dengan menulis dan mengeja kata. Karena prinsipnya sama dengan bayi yang baru mau belajar bicara. Mereka mendengarkan orang lain bicara dulu, baru memulai belajar.

Kesalahan dalam metodologi lainnya adalah cara dosen menyalahkan mahasiswa yang masih belajar. Pendidik di Indonesia cenderung menyalahkan mahasiswa ketika berbicara atau mempraktikkan bahasa yang baru saja mereka pelajari. Sedangkan dari sisi psikologis, permasalahan berasal dari mental mahasiswa sendiri. Mahasiswa yang menerapkan mindset belajar bahasa Arab susah, akan cenderung mengalami kesulitan saat proses belajar. "Oleh karenanya, dosen atau pengajar bahasa Arab harus dapat membawa suasana mahasiswa. Kita harus membuat susana yang menyenangkan sehingga mahasiswa tidak bosan.

Dengan begitu, permasalahan psikologis juga memiliki kaitan dengan permasalahan metodologis dalam pembelajaran bahasa Arab. Pada intinya, pengajar harus dapat menumbuhkan mental senang belajar bahasa bagi mahasiswa, dengan metode mengajar yang variatif dan inovatif.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun