Mohon tunggu...
Akrim Lahasbi
Akrim Lahasbi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Lulusan S1, sedang mencari Beasiswa untuk S2 | Penulis Frelance | Kader IMM | Penulis Buku Indonesia, Pemuda Dan Krisis Pemikiran | Buku Ironi Bangsaku | Wakil Presiden Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta. Email : akrimlahasbi8@gmail.com Wa : 0812-3898-4942

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Upaya Meningkatkan Literasi tentang Sampah

12 Oktober 2022   09:23 Diperbarui: 12 Oktober 2022   09:28 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia belum menemui titik terang sejauh mana indikator masalah ini dapat diselesaikan oleh kita semua. Ditengah kehidupan yang semakin maju dan sudah dimoderenisasi, akan tetapi perilaku ketidakpedulian lingkungan dan jumlah produksi bahan plastik oleh perusahaan semakin meningkat.

Ini menjadi suatu masalah besar tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi menjadi masalah internasional. Adapun Indonesia menduduki urutan ke delapan dengan menghasilkan sampah sisa makanan sebanyak 121 kg per orang per tahun, artinya dengan peringat tersebut bukanlah suatu bentuk pencapaian yang baik, melainkan menimbulkan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan hidup.

Tentu saja, masalah lingkungan hidup sama-sama kita sadari sebagai langkah mundur melestarikan lingkungan karena rendahnya tingkat kesadaran, mulai dari penggunaan bahan plastik sekali pakai, penggunaan kendaraan yang tidak ramah lingkungan serta tata kelola sampah yang tidak sesuai harapan yang mana tidak dimanfaatkan untuk menjadi bahan daur ulang.

Kesadaran Manusia Terhadap Lingkungan

Hal yang paling menyebalkan ialah ketika sampah dianggap hanya seonggok plastik atau kotoran yang dibuang ke jalanan, selokan, depan rumah bahkan di tempat umum seolah tidak berdampak apa-apa. Keacuhan ini dipicuh oleh rendahnya kesadaran pasca menggunakan bahan plastik, kertas dan lainnya. Kesadaran- kesadaran dalam memahami pentingnya lingkungan hidup sebagai bukan tempat tinggal manusia saja, tetapi tempat hidup ciptaan Tuhan yang kuasa lainnya.

Dampak besar dari ketidakpedulian terhadap lingkungan ialah kesehatan makhluk hidup lain, habibat makhluk hidup dan bencana alam. Minimnya kesadaran ini dipicuh oleh rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam menggunakan sampah.

Sampah pada umumnya sering kita temukan di tempat umum, seperti lapangan, area wisata dan ditempat keramaian yang lain, tentu saja sangat merusak keindahan dan menjadi sumber penyakit. Sampah juga bisa dikatakan tidak ada jika selesai penggunaannya bisa dikelola dengan baik dan menjadi barang daur ulang.

Jenis-jenis sampah pun sangat berpengaruh sejauh mana kesadaran itu mendaur kembali, seperti sampah logam, plastik, kertas, kayu biasanya disebut sampah padat. Dan limbah yang dihasilkan dari proses produksi disebut sampah cair dan sampah khusus sering kita temukan pada sesuatu yang mengandung zat berbahaya. Dari klasifikasi sampah diatas dapat bisa dikatakan bahwa sampah dikatakan tidak ada jika dibuang atau dimanfaatkan oleh kita yang sama-sama sadar.

Rendahnya Literasi Sampah

Hampir setiap tahun kita menghadapi fenomena bencana alam akibat ulah tangan manusia, banjir, munculnya penyakit dan lainnya. Disebabkan rendahnya literasi tentang sampah oleh masyarakat.

Dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap sampah sendiri memerlukan waktu yang panjang dan tidak boleh berhenti. Hal tersebut tidak berjalan sendirinya maupun dilakukan oleh satu atau dua orang melainkan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Penanaman kesadaran ini juga tidak hanya kepada masyarakat kalangan dewasa, tetapi di sampaikan pada anak-anak usia dini terkait sampah itu sendiri, kemana sampah itu akan dibuang dan bagaiamana mengelolah sampah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun