Masalah yang dimaksud Joko Widodo tersebut adalah masalah Defisit Transaksi Berjalan dan Defisit Perdagangan, pasalnya beliau baru menyadari bahwa uang para pengusaha di Indonesia tidak tinggal di Indonesia namun di titipkan di negara lain, menurut pernyataan menteri keuangan yang lalu dikutip dari sumber bahwa potensi Uang Indonesia yang beredar di luar negeri sebesar Rp. 11.000 triliun yang juga nilainya sama dengan 5X lebih besar dari APBN kita saat ini dan hampir sama dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kita.
Prabowo sendiri sangat sering mengungkapkan bahwa sistem ekonomi Indonesia saat ini salah dan cenderung bermazhab neolib yang tidak akan cocok diterapkan di Indonesia karena Indonesia membutuhkan sistem ekonomi kerakyatan yakni sistem ekonomi sesuai UUD 1945 pasal 33, serta diambil yang terbaik dari kapitalis dan sebagian yang terbaik dari sosialis.