Mohon tunggu...
Akmal Faza Saifulloh
Akmal Faza Saifulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember Nama: Akmal Faza Saifulloh NIM: 220910101082

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember Nama: Akmal Faza Saifulloh NIM: 220910101082

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Macam-macam Teori dalam Ekonomi Politik Internasional

29 Februari 2024   14:49 Diperbarui: 29 Februari 2024   14:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ilmu Hubungan Internasional, memiliki beberapa aspek-aspek yang dapat mempengaruhi hubungan antar bangsa dalam berbagai sudut pandang. Di ekonomi politik internasional atau dalam bahasa inggrisnya disebuti international political economy ini merupakan salah satu sub disiplin yang menjelaskan pengaruh politik dalam kendati tatanan politik internasional. Hal ini diungkapkan oleh Jones Walter S (1993) dalam bukunya yang memiliki konsep bahwasannya ekonomi politik internasional memiliki sebuah interaksi dalam lingkup global antara politik dan ekonomi.

Dalam perkembangannya, ekonomi politik internasional memiliki unsur yang saling mengait antara pencari sebuah kekuasaan dan kekayaan dalam konteks hubungan internasional. Teori ekonomi politik internasional memiliki potensi yang berfungsi menjelaskan berbagai sangkut-paut nya terhadapa faktor-faktor yang mengarah kepada bidang ekonomi dan juga bidang politik. Di era tahun abad ke-16. Aspek ekonomi seperti kebutuhan terhadap bahan mentah, kegiatan pasar, pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), dan beberapa teknologi lainnya menjadikan politik memiliki peran penting dalam sistem internasional (Frieden & Lake 2000).

Perang Dunia II yang mana menjadi ajang dalam persaingan antara kedua kubu, yang mana di satu sisi ada kubu blok barat yang berisi pemikiran liberalis-kapitalis, di satu sisi ada kubu blok timur yang memiliki pemikiran yang berbeda yaitu cenderung sosialis-komunis. Kasus persaingan tersebut tidak hanya melibatkan politik dalam aksinya, melainkan menguasai sektor perekonomian di berbagai belahan dunia juga merupakan awal perseturuan dari kedua blok. Kemudian perkembangan ekonomi internasional ini lah yang menjadi awal terbentuknya organisasi internasional yang mana memiliki fungsi dalam mengatur perekonomian negara seperti PBB, ASEAN, dan lain-lain.

Dalam teorinya sendiri, Ilmu ekonomi politik internasional setidaknya ditemui 5 jenis teori yang akan disinggung oleh penulis. Diantaranya ialah; Teori Perdagangan Liberal, Teori Perdagangan Nasionalis, Teori “Dual Economy”, Teori Sistem Dunia Modern (Modern World System), dan Teori Stabilitas Hegemonis.

Sesuai namanya, Teori Perdagangan Liberal adalah suatu aliran yang dipegang oleh tiap-tiap tokoh yang beraliran liberal. Kunci kemenangan yang dikemukakan oleh tokoh Adam Smith yang mana pernyataanya mengatakan bahwasannya keunggulan absolut pada perekonomian dan sebuah sarana yang mana dapat mendorong suatu kekuatan negara. Teori Perdagangan Liberal juga melihat potensi dalam perdagangan internasional yaitu dengan memaksimalkan pembagian divisi pekerjaan (division of labour). Selain menetapkan spesialisasi terhadap sektor perekonomiannya. Beberapa aturan lain dari teori ini juga mesasarkan bahwasannya perdagangan internasional harus memegang prinsip persaingan bebas atau yang lebih dikenal dengan pasar bebas. Karena hal inilah, pemerintah antar negara harus menurunkan sebuah hambatan politik dari kedua atau lebih negara demi berjalannya suatu ekonomi.

Teori selanjutnya yaitu teori perdagangan nasionalis yang mana memiliki nama lain yaitu teori merkantilis. Dalam pandangan orang yang menganut teori ini ialah semua perputaran perekonomian harus berputar kepada negara itu sendiri. Secara ga langsung, teori ini memiliki perbedaan terhadap teori perdagangan liberal yang mana membuang jauh-jauh sebuah pembatas politik tiap negara. Dengan kata lain, mereka menggunakan politik dalam perekonomiannya. Menurut teori ini, kepentingan nasional adalah sebuah pandangan akhir dari perdagangan.

Teori yang ketiga ialah teori dual economy yang menurut penganutnya bahwa perekonomian dari suatu negara adalah wujud dari transisi atau berpindah dari penggunaan sektor tradisional menuju sektor modern. Dari wujud transisi itulah, unsur nilai yang sebelumnya dirasa tertinggal akan perlahan-lahan menghilang dan disisi lain terbitlah unsur nilai yang baru menggantikan posisi unsur nilai yang lama. Teori ini akan berjalan ketika sebuah negara ataupun sektor dari status negara sebagai negara maju melakukan sebuah transaksi kepada sebuah negara yang berstatus berkembang. Hal ini dapat menjadikan negara tersebut lambat laun akan mengubah sistem pasarnya dari menggunakan cara negara berkembang dan berganti alih ke cara negara maju melakukan perdagangan. Dual economy sendiri menganut 2 jenis perkembangan ekonomi yaitu ekonomi berbasis kapitalis dan sosialis. Yang dimaksud dengan 2 jenis perkembangan ini sebagian perekonomian diatur oleh pemerintahan dan beberapa lainnya merupakan pasar bebas. Dalam sistem pembagian ini, pasar bebas menjual sebagian besar investasinya sedangkan pemerintah mengambil alih beberapa aspek yang diperlukan negara seperti kesehatan, pendidikan, dan hal yang dibutuhkan pemerintah lainnya.

Teori selanjutnya yaitu teori sistem dunia modern yang menjadi arah kiblat dari ajaran-ajaran Neo-marxis. Suatu andalan utama dari teori ini adalah bahwasannya sebuah dunia yang maju atau modern itu hanya dapat dimengerti oleh sebagian kecil sistem global dan beberapa pembagian divisi kerja atau division of labor tertentu dan secercah budaya yang membentuk suatu pedoman internasional yang telah diperjuangkan secara terus menerus. Dari sistem ini terbitlah sebuah bagian pusat yang sangat unggul dalam ekonomi maupun politik, namun cost yang perlu dibayar ialah terbentuk juga daerah yang jauh dari pusat yang akhirnya menciptakan ketertinggalan yang meluas. Sistem modern world system baik kekuatan pusat dan daerah pinggiran memiliki menimbual efek eksploitatif seperti adanya aliran ekonomi yang mengalir dari pusat yang secara tidak langsung mengerus daerah-daerah yang berada diluar lingkup pusat. Teori ini membuktikan bahwasannya ekonomi internasional hanya sebuah medan perang perekonomian yang memperebutkan siapa yang akan berkuasa dan siapa yang akan ditindas. Bagian daerah pinggiran ini akan dibuat seolah-olah akan bergantung terus-menerus kepada pusat sehingga negara tersebut telah dimodifikasi tidak akan berkembang secara berkala.

Teori yang terakhir yakni teori stabilitas hegemonis. Dalam pandangan penganut teori ini, mereka menegaskan bahwasannya pengembangan perekonomian internasional yang kuat harus dilandasi oleh kekuatan oleh penguasa. Mereka menganggap bahwasaannya perkonomian internasional tidak akan kehilangan statusnya jika pemegang kuasa dari bagian ini dapat memegang tanggung jawabnya dan bertindak. Teori ini juga menggangap bahwasannya perekonomian liberal dan terbuka tidak bias dikendalikan jika tidak ada kendali dari pemegang penguasa. Dan jika tidak ada pemegang kuasa dalam perdagangan internasional, dikhawatirkan akan membentur perekonomian internasional yang diakibatkan oleh kepentingan negara. Menurut mereka, hegemoni tanpa adanya pertanggung jawaban atas pasar akan menjadi sistem imperial yang bias menghambat suatu negara yang cenderung lemah. Hal ini juga dapat cenderung dimanfaatkan oleh negara-negara yang kuat untuk menindas negara negara yang lemah untuk memenuhi kepentingan negaranya sendiri.

Dari kelima hal tersebut, penulis dapat menyimpulkan baik kelebihan dan kekurangan yang ada dalam sistem perekonimiannya. Dari teori perdagangan liberal yang memiliki hal leluasa dalam menggerakan perekonomian namun dikhawatirkan menjadikan negara negara kuat untuk cenderung menindas negara yang lemah. Teori perdagangan nasionalis yang memiliki kendali yang tidak lepas dari negara, di satu sisi hal ini menguntungkan karena pendapatan akan digunakan untuk perkembangan negara, tetapi hal ini justru mengsempitkan kesempatan teori perdagangan nasionalis untuk memperluas perdagangan. Lalu teori dual ekonomi yang menjadi balance antara teori liberal dan sosialis dan menutupi kekurangan dari kedua sistem tersebut namun tidak ada kontrol yang dapat mengendalikan perekonomian teori ini dan cenderung memasang aturan-aturan yang ketat antara perdagangan bebas dan kendati pemerintah. Selanjutnya ada teori modern world system yang memiliki fokus terhadap suatu pusat daerah untuk memperkaya diri dengan mengambil langkah menguras kesempatan daerah lainnya untuk berkembang. Dan yang terakhir yaitu sistem hegemoni yang mengandalkan sebuah penguasa dalam mengatur perekonomian yang mana berpotensi bagus jika dilaksanakan sesuai prosedur dan cenderung bermasalah jika berbelok dari prosedur yang ada.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun