Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Wasathiyyah dan Persatuan Umat di Indonesia

4 Juli 2020   15:10 Diperbarui: 4 Juli 2020   15:03 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - jalandamai.org

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keragaman suku, budaya dan agama yang sangat tinggi. Namun, dalam perkembangannya mayoritas masyarakat Indonesia memilih untuk memeluk Islam. Dan Indonesia saat ini dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Namun demikian, Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah negara yang mengedepankan keberagaman, karena selain Islam, juga terdapat Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.

Dalam perjalannya, ada piha-pihak yang mengatasnamakan Islam, tapi justru menunjukkan perilaku yang kurang terpuji. Kelompok radikal di Indonesia seringkali membawa atribut Islam ketika melakukan tindakan tidak terpuji. Padahal, dalam Islam sendiri tidak pernah mengajarkan untuk berbuat tidak baik. Adanya pandangan yang salah, membuat diantara para muslim seringkali berbeda pendapat.

Belakangan muncul istilah Islam wasathiyyah, yang dianggap bisa menjadi penengah antara dua titik ekstrim yang saling bertentangan. Islam wasthiyah sendiri dijelaskan dalam Al Baqarah ayat 143, "Demikian juga aku ciptakan kamu sekalian sebagat umat yang wasath agar supaya menjadi saksi kepada ummat manusia dan supaya rasul menjadi saksi kepada kamu sekalian."

Ayat diatas menegaskan bahwa umat yang baik adalah ymata yang wasathan, yang berarti pertengahan atau moderasi, yang menghindari segala bentuk ekstrimisme. Dalam impelementasinya, wasath atau jalan tengah dalam beragama dapat diklasifikasikan ke dalam lingkup akidah, ibadah, budi pekerti dan syariat Islam.

Kenapa perlu memunculkan jalan tengah ini? Karena di era milenial ini seringkali ada pihak-pihak yang menebarkan provokasi yang tidak benar. Merasa kelompoknya paling benar dan melihat yang lain sebagai pihak yang salah. Ada saja kelakuan oknum yang tak bertanggung jawab, tapi mengatasnamakan Islam, dengan membenturkan para hal-hal yang tidak semestinya. 

Misalnya, melakukan tindakan intoleran, bom bunuh diri dengan alasan tertenttu, dianggap sebagai jihad. Mendiskriminasikan minoritas yang dianggap salah, bagian dari membela agama. Pandangan yang salah ini, berpotensi terpapar paham radikalisme dan terorisme.

Pandangan salah yang terus disebarkan melalui media sosial itu, harus diluruskan. Tidak hanya corona yang dicarikan anti virusnya. Persoalan virus intoleransi dan radikalisme ini juga harus segera dicarikan anti virusnya. Setop saling mencari kesalahan dan kebenaran. Mari saling melengkapi satu dengan yang lain. Setop cari perbedaan, mari kita cari kesamaan. Selalu berpirkir positif dan diimplementasikan dalam perilaku dan ucapan, akan membuat keragaman negeri ini tetap terjaga. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun