Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren, Bertemunya Pengetahuan Agama dan Kearifan Lokal

2 Oktober 2019   07:51 Diperbarui: 2 Oktober 2019   08:39 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesantren - kumparan.com

Pekan kemarin, DPR telah mengesahkan tentang UU Pesantren. Dengan adanya undang-undang ini, masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya di pesantren, tentu akan bergembira. Karena dalam undang-undang ini tdak hanya diatur tentang jaminan pembiayaan, tapi juga diatur tentang pentingnya menjaga pesantren dari pengaruh buruk. 

Para kiai yang mengajar di pesantren, juga harus benar-benar kiai yang mengerti dan menguasai tentang ajaran agama dan pemahaman agama berdasarkan konteksnya.

Beberapa tahun yang lalu, pesantren sempat dijadikan sasaran oleh kelompok radikal untuk menyebarkan paham radikal. BNPT ketika itu sempat menyatakan ada beberapa pesantren yang disusupi kelompok radikal. Karena upaya kelompok radikal untuk menyebarluaskan propaganda radikalisme, begitu masif dan dilakukan dengan cara apa saja dan dimana saja.

Dengan disahkannya UU Pesantren, diharapkan pesantren benar-benar terbebas dari segala pengaruh negative. Karena pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempertemukan antara agama dan kearifan lokal.

Pesantren adalah lembaga yang khas dari Indonesia. Kontribusinya dalam rangka merebut dan mengisi kemerdekaan sudah tak perlu diragukan lagi. Pertempuran Surabaya, yang kemudian diperingati sebagai hari pahlawan, juga tak bisa dilepaskan dari peran para santri. KH Hasyim Ash'aari mengeluarkan maklumat jihad kepada para santrinya, untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. 

Dalam semangat mengisi kemerdekaan, pesantren juga telah melahirkan tokoh-tokoh yang banyak sekali. Sebut saja seperti Gus Dur, Gus Mus, KH Wahab Hasbullah, hanyalah sebagian contoh tokoh yang lahir dari pesantren. Para tokoh tersebut terbukti tidak hanya ahli dalam hal agama, tapi juga mempunyai semangat nasionalisme yang sangat tinggi.

Dalam pendidikan pesantren, tidak hanya diajarkan tentang membaca Al Quran ataupun pemahaman agama, tetapi juga tentang nilai-nilai kearifan lokal yang telah menjadi budaya masyarakat kita. 

Dalam pendidikan pesantren tidak hanya diajarkan untuk salin tepo seliro, tenggang rasa dan gotong royong, tapi juga diajarkan untuk menabar kebaikan melalui ucapan dan perilaku. Karena itulah para santri diharapkan bisa menebarkan pesan-pesan kebaikan, pesan yang menyejukkan serta menyatukan segala keragaman yang ada di negeri ini.

Di pesantren terdapat pengkajian kitab kuning. Sistem pembelajarannya pun dilakukan dua arah, antara kiai dan santri. Sehingga pemahaman yang didapatkan pun tidak sepotong. Santri juga bisa melihat suatu peristiwa atau persoalan berdasarkan konteksnya. 

Di pesantren, para santri juga bisa meneladani para kiai. Selain sebagai panutan, para kiai di pesantren juga bisa mengawasi dan melakukan pembelajaran kepada para santri jika melakukan kebaikan atau kesalahan. Sehingga para santri akan tumbuh menjadi generasi yang jujur dan bertanggung jawab, tapi tetap toleran dan tidak meninggalkan karakter bangsanya.

Mari kita jaga pesantren dan lembaga pendidikan lainnya, agar bisa melahirkan generasi yang ramah bukan generasi yang pemarah, generasi yang cinta damai, bukan suka mencaci dan memaki, generasi yang merangkul dan bukan generasi yang suka memukul. Melalui pesantren, mari kita pupuk persaudaraan yang bisa saling menguatkan antar sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun