Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyelamatkan Dunia Akademis dari Benih Radikal

11 September 2019   23:35 Diperbarui: 12 September 2019   06:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Radikalisme - jalandamai.org

Baru saja anak-anak kita, generasi penerus negeri ini memasuki jenjang baru di dunia pendidikan. Yang lulus SD melanjutkan ke sekolah menengah pertama. 

Dan seterusnya hingga perguruan tinggi. Bahkan mungkin ada juga yang dari S1 meneruskan ke S2. Dan sudah bukan menjadi rahasia lagi, bahwa lembaga pendidikan juga sudah mulai disusupi bibit intoleransi dan radikalisme. 

Dan nyatanya, ada juga peserta didik dari level siswa hingga mahasiswa yang terpapar bibit radikal. Ada juga para pelaku teror, yang masih remaja dan menjalani pendidikan di perguruan tinggi.

Mari kita jadikan momentum ajaran baru ini sebagai momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kita bersama, untuk menjaga lembaga pendidikan dari segala bentuk pengaruh negative. 

Intoleransi dan radikalisme telah menyusup dari level PAUD, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Generasi yang terpapar pun juga sudah beragam. Mulai dari anak-anak hingga remaja dan dewasa, ada yang terpapar.

Lembaga pendidikan yang harusnya bisa menjadi tempat untuk belajar, tempat untuk berinteraksi, tempat untuk berbagi ilmu, seringkali digunakan sebagai tempat untuk menyebarkan radikalisme dan intoleransi. HTI, organisasi yang telah dibubarkan oleh pemerintah, juga sempat hidup subur di kampus-kampus. 

Bisa jadi sampai sekarang. Meski organisasi HTI sudah tidak ada, namun uikntuk menghilangkan pemahaman tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Dunia akademis dan lembaga pendidikan harus bebas dari pengaruh negative intoleransi dan radikalisme. Kita semua sudah menaruh banyak harapan ke generasi penerus yang masih menuntut ilmu di lembaga pendidikan. 

Namun jika dalam interaksinya, seringkali disusupi dengan bibit radikal, tentu ini akan mengancurkan harapan semua orang. Jangan juga ditinggaln masyarakat, saudara, atau teman kita yang terpapar ataupun terlibat, tapi  berusaha untuk terbebas. Mereka yang terpapar tetap harus mendapatkan perhatian, agar mereka tidak kembali lagi ke kelompok radikal.

Salah satu yang perlu menjadi perhatian bersama adalah, aktifitas ekstra di dalam sekolah ataupun kampus. Banyak penelitian menyatakan bahwa aktifitas ekstra di dalam kampus, seringkali dijadikan sebagai alat penyebaran bibit radikal. 

Sementara aktifitas ekstra yang mendorong sikap kritis siswa ataupun mahasiswa, jumlahnya sangat minim atau mungkin malah tidak ada. Generasi penerus harus aktif dan berpikir kritis. Hal ini penting agar tidak mudah percaya oleh bujuk rayu dan provokasi kelompok radikal yang tak pernah berhenti.

Merawat sikap kritis di dalam lembaga pendidikan juga tak kalah penting. Jika generasi muda lebih memilih menjadi pasif, maka mereka akan begitu mudah dimasuki provokasi radikalisme. 

Apalagi radikalisme kini tak lagi masuk melalui lembaga intra ataupun ekstra kampus, tapi juga sudah bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. 

Media sosial seringkali mereka gunakan, sebagai media penyebaran yang sangat efektif. Karena itulah, pencegahan radikalisme di internal sekolah ataupun kampus, juga harus memanfaatkan kecanggihan teknologi. 

JIka kita semua masif melakukan kampanye toleransi melalui smartphone, status, atau konten yang kita unggah, tentu hasilnya akan jauh lebih positif dari pada kita hanya tinggal diam. Semoga bisa jadi renungan kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun