Mohon tunggu...
Akil Wasa
Akil Wasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author - Director - Script Writer

IG : @akilwasa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bima Sakti Memang "Sakti"!

8 Oktober 2022   16:48 Diperbarui: 8 Oktober 2022   17:15 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Gencil News

"Bima Sakti". Begitu nama punggungnya kala masih aktif menjadi pemain sepakbola. 

Sekarang ia menjadi pelatih timnas U-17 Indonesia. Pelatih yang terkenal ramah, sederhana dan religius ini tentunya tidak asing lagi bagi para pecinta sepakbola tanah air. Ia merupakan pemain yang sudah malang melintang di liga Indonesia serta bersama timnas Indonesia. 

Sejak muda, Bima Sakti telah menunjukkan bakatnya sebagai seorang bintang, terbukti saat umurnya 16 tahun, dirinya masuk dalam skuad PON Kaltim pada tahun 1989. Setelah itu, Bima Sakti langsung bergabung dengan tim junior Persisam Samarinda. 

Karir Bima Sakti semakin meroket ketika dirinya merasakan atmosfir liga negara eropa dengan bergabung bersama Helsinborg IF, salah satu klub top di liga Swedia. Disana, Bima Sakti dikontrak selama semusim (1995/1996) setelah sebelumnya ia menampilkan kualitasnya bersama timnas Primavera yang berlaga di Italia pada tahun 1993. 

Sekembalinya ke tanah air, Bima Sakti membawa PSM Makassar juara Liga Indonesia (1999/2000) serta menjadi pemain terbaik dalam ajang tersebut. Tahun 2016, saat usianya 40 tahun, Bima Sakti memutuskan pensiun dan melanjutkan karirnya di dunia kepelatihan.

Karir kepelatihan Bima Sakti dimulai ketika ia ditunjuk PSSI mendampingi Luis Milla sebagai assiten pelatih timnas U-23 tahun 2017. Tugasnya sangat penting dan berat, selain membantu Luis Milla dalam pengenalan karakter sepakbola Asia, Bima Sakti juga menjadi jembatan para pemain untuk beradaptasi dengan strategi Luis Milla. 

Duetnya bersama legenda sepakbola Spanyol itu hanya menorehkan perunggu di ajang SEA GAMES 2017 Malaysia, serta duduk di 16 besar pada ajang Asian Games 2018. Setelah itu, suasana timnas Indonesia menjadi sulit. Rakyat Indonesia haus gelar juara dan PSSI seperti sedang datang bulan.

Kontrak Luis Milla tidak diperpanjang, yang akhirnya membuat Bima Sakti dipercaya menukangi timnas Indonesia pada ajang AFF 2018. Sayang, kepercayaan itu tak berbuah manis. Timnas Indonesia gagal total. Tidak lolos semifinal dan berada di peringkat paling bawah pada fase grup.

Takdir tak dapat ditolak. PSSI kembali mempercayainya dan menunjuknya sebagai pelatih U-16 timnas Indonesia tahun 2019. Tak sedikit masyarakat yang meragukan dan meremahkan Bima Sakti setelah kegagalannya di AFF 2018 bersama timnas senior. 

Namun, seorang bintang selalu tau apa yang harus dilakukan. Meski sakit, ia tetap rendah hati dan selalu tenang. Justru setelah kegagalan dan rasa sakit atas keraguan masyarakat membuat Bima Sakti menjadi 'sakti'. Performa timnas U-16 dibawah tangannya perlahan-lahan meningkat. 

Ia juga punya metode tersendiri dalam mendidik dan melatih para pemainnya. Selain memahami taktik dan strategi sepakbola, ia juga menanamkan pelajaran etika, moral serta agama dalam skuadnya. Para pemain diwajibkan menghafal ayat-ayat kitab suci sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. 

Jika berkelakuan buruk di luar lapangan, para pemain akan di denda serta selalu hormat kepada orang yang lebih tua, salah satunya aksi cium tangan pada wasit sesaat usai bertanding. Hingga akhirnya, kesaktiaan Bima sakti terbukti dan mampu membungkan orang yang meragukannya, saat anak asuhnya berhasil juara piala AFF U-16 tahun 2022 usai menaklukan lawan tangguh yaitu Vietnam.

Saat ini, Bima Sakti tengah berjuang membawa timnas U-17 lolos ke piala Asia 2023 yang akan diselenggrakan di Bahrain. 

Di atas kertas, Bima Sakti kemungkinan besar akan berhasil membawa garuda muda menyusul seniornya yang sudah memastikan diri lolos ke ajang Asia setelah sekian lama absen. Sebabnya, fase kualifikasi hanya menyisakan satu laga lagi dan Indonesia berada di puncak grup. 

Andai gagal mengamankan tiket lolos dengan cara menjadi juara grup, Indonesia masih berpeluang besar untuk lolos dengan cara menjadi predikat runner-up terbaik, pasalnya Indonesia punya produktifitas gol yang mentereng, yakni mampu mengemas 19 gol dalam tiga laga dan hanya kemasukan 2 gol saja. 

Jika Bima Sakti berhasil membawa timnas Indonesia lolos ke piala Asia U-17 2023 di Bahrain. Bima Sakti memang benar-benar layak disebut 'sakti'. 

Bima Sakti mampu mengubah rasa "SAKIT" dari keraguan orang-orang padanya menjadi bukti "SAKTI" atas segala prestasinya. Semangat Bima Sakti. Semangat Garuda Muda. Jayalah Sepakbola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun