Harga pangan sedang bergejolak. Pada September 2025, laju inflasi makanan di Indonesia tercatat melonjak 5,01%. Angka ini menjadi pendorong utama kenaikan inflasi tahunan menjadi 2,65% dan menjadi pengingat bahwa stabilitas harga di dapur adalah kunci kekuatan nilai Rupiah di dompet kita. Di tengah tantangan ini, Bank Indonesia (BI) tidak hanya bertindak dari balik meja kebijakan BI Rate. Bank Indonesia kini tampil sebagai "Orkestrator Stabilitas dan Inovasi" yang turun langsung ke masyarakat.Jurus andalannya adalah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), sebuah strategi komprehensif yang dirancang untuk menjaga nilai Rupiah Anda.
Kolaborasi Lintas SektorÂ
litas harga sampai ke pelosok, GNPIP diwujudkan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Namun, ada yang unik dari GPM kali ini. Agar program ini efektif menjangkau daerah-daerah yang paling membutuhkan, BI bersinergi dengan mitra strategis: Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kolaborasi ini mengintegrasikan GPM secara langsung dengan program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) Sengkuyung Reguler ke-126. Logikanya sederhana namun cerdas, saat TNI hadir membangun infrastruktur fisik desa, BI hadir memperkuat ketahanan ekonomi warga. Sinergi ini secara efektif memotong rantai distribusi yang panjang dan sering kali menjadi penyebab harga melambung. [cite_start]Hasilnya, pasokan pangan terjamin dengan harga wajar, dan yang terpenting, daya beli masyarakat di daerah-daerah terpencil pun terlindungi.
Inovasi Digital, QRIS sebagai Senjata Rahasia di Akar Rumput
Jika kolaborasi GPM-TMMD adalah strategi di lapangan, maka QRIS Pangan Murah adalah senjata digitalnya. Ini adalah Unique Selling Point (USP) yang menunjukkan bagaimana BI mengatasi masalah ekonomi klasik dengan solusi modern. Penggunaan QRIS di pasar murah bukan sekadar untuk gaya hidup digital. Ini adalah akselerator ekonomi yang didukung oleh data kuat:
- Ledakan Transaksi: Hingga semester pertama 2025, nilai transaksi QRIS telah menembus Rp 579 Triliun.
- Dominasi UMKM: Dari 39,3 juta pedagang (merchant) yang ada, 93,16% adalah pelaku UMKM. Angka ini membuktikan QRIS adalah teknologi milik rakyat.
- Pertumbuhan Pengguna: Hingga kuartal kedua 2025, jumlah pengguna QRIS sudah mencapai 57 juta orang.
Dengan membawa QRIS ke GPM, BI tidak hanya menciptakan transaksi yang efisien tanpa pusing memikirkan uang kembalian. Lebih dari itu, Bank Indonesia secara masif mendorong digitalisasi ekonomi di tingkat akar rumput, mengajak masyarakat yang mungkin belum tersentuh perbankan digital untuk ikut serta dalam ekonomi modern.
Stabilitas Rupiah Dimulai dari Piring Anda
Sinergi antara GNPIP, kolaborasi GPM-TMMD, dan efisiensi teknologi QRIS adalah mahakarya kebijakan Bank Indonesia. Ini adalah bukti nyata bahwa menjaga stabilitas Rupiah membutuhkan perpaduan harmonis antara kebijakan moneter, kolaborasi kelembagaan yang solid, dan adopsi teknologi yang cerdas. Hasilnya bukan sekadar harga pangan yang stabil, tetapi juga fondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di seluruh penjuru Indonesia. Setiap transaksi yang Anda lakukan melalui QRIS di Gerakan Pangan Murah adalah partisipasi aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi bangsa.
Hasilnya bukan sekadar harga pangan yang terkendali, tetapi juga pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan inklusif. Jadi, setiap kali Anda memindai QRIS di Gerakan Pangan Murah, ingatlah bahwa Anda adalah bagian dari upaya besar menjaga nilai Rupiah, melindungi keluarga, dan mendorong Indonesia maju.