Mohon tunggu...
Akhmad Mukhlis
Akhmad Mukhlis Mohon Tunggu... Dosen - Gandrung Sepak Bola, Belajar Psikologi

4ic meng-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Urutan Kelahiran Menentukan Jenis Kepribadian, Fakta atau Mitos?

25 Januari 2018   15:01 Diperbarui: 26 Januari 2018   07:58 2652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari www.medicinanarrativa.eu

Urutan kelahiran terjepit, secara populer dipercayai sebagai sesorang yang cenderung sabar. Jika anak sulung bertransformasi dari anak tunggal menjadi anak pertama, anak tengah bertransformasi dari anak bungsu (terakhir) menjadi anak tengah. Secara alamiah hal tersebut dipercayai berdampak pada jiwa diplomatis dan mampu memposisikan diri untuk netral.

Anak tengah dipercaya memiliki kemampuan untuk menyatukan orang. Transformasi dari anak bungsu menjadi anak tengah juga dipercaya membentuk jiwa pejuang (kompetitif), hal tersebut karena anak tengah sering kali berjuang untuk membentuk peran yang jelas bagi diri mereka sendiri.

Anak tengah terkadang juga memiliki jiwa pemberontak yang kuat, mengingat mereka berusaha untuk keluar dari identitas anak terakhir dan tidak mungkin menjadi identitas anak pertama. Inilah yang kemudian membentuk mereka menjadi lebih kompetitif. 

Bagaimana tidak, mereka tidak memiliki waktu bersama dengan orangtuanya sendiri seperti anak pertama, sedangkan peran kemanjaan sebagai anak bayi (terakhir) juga telah bergeser. Inilah yang membentuk mereka untuk terus berjuang mencari hal-hal baru dari luar.

Anak Terakhir

Sudah menjadi rahasia umum, sebagian anak bungsu akan selalu mendapatkan perhatian lebih atau lebih dikenal sebagai pe-manja-an. Bukan hanya dari orangtua, mereka juga dapat perhatian dari saudara-saudara kandung sebelumnya. 

Anak terakhir memiliki kesan 'bayi', 'kecil' dan 'lucu'. Itulah banyak orang percaya bahwa anak terakhir biasanya menarik, impulsif dan cenderung baik.

Tidak seperti anak pertama dan tengah, anak terakhir tidak mengalami transisi berarti, meraka dilahirkan dalam keadaan yang sama sampai mereka tumbuh dewasa kelak. Mereka tidak merasakan pergantian peran seperti anak pertama dan tidak juga mengalami kebingungan peran seperti anak tengah.

Ditambah dengan pengalaman mengasuh orangtua, anak terakhir biasanya memiliki lebih sedikit tanggung jawab dibandingkan dengan anak lainnya. Artinya mereka memiliki lebih banyak waktu untuk bersenang-senang. 

Di sisi lain, mereka seringkali malah merasa tidak pernah dianggap serius oleh anggota keluarga yang lain, selalu saja mereka merasa dianggap sebagai anak kecil. Padahal, diam-diam meraka terus menerus merasa tidak pernah diberi waktu nntuk mengambil keputusan sendiri, selalu semuanya telah tersedia dihadapan mereka. Itulah mengapa anak terakhir memiliki perasaan terpendam untuk lebih bebas seperti yang mereka idamkan.

Pada prosesnya, anak terakhir dipercaya sering memberontak sebagai cara untuk membedakan dirinya dari kakak laki-laki dan atau perempuannya. Mereka lebih cenderung mengambil risiko, dan sering memilih karier yang berbeda dengan anggota keluarga yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun