Mohon tunggu...
Akhmad Maulana
Akhmad Maulana Mohon Tunggu... Guru - Freelancer

Pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneropong Relief Instrumen Musik Candi Borobudur sebagai Peradaban Dunia

10 Mei 2021   22:56 Diperbarui: 10 Mei 2021   22:59 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

4. Tata vadya, bunyi dihasilkan oleh getaran dawai yang dipetik atau digesek.

Melalui relief itu kini kita paling tidak bisa menarik sedikit kesimpulan sederhana bahwa pergumulan manusia pada masa permulaan abad ke-7 itu sudah mengenal sebuah kesenian berupa alat musik yang dimainkan. Baik itu untuk kebutuhan upacara (ritual) tertentu hingga hiburan masyarakat.

Menariknya, jika dihubungkan dengan salah satu Negara di dunia sebagai contoh yaitu India. Semua yang terpahat pada dinding candi Borobudur, terdapat juga kesamaan pada 5 kelas kelompok instrumen musik yang ada di India tersebut diatas. Sungguh Mahakarya yang luar biasa yang dimiliki bangsa Indonesia.

Lebih jauh lagi, salah satu alat musik yang tepahat dan tergambar yaitu gamelan. Sebuah instrumen musik ensembel dengan ciri khas yang menonjol seperti metalofon, gambang, gendang dan gong. Istilah gamelan kemudian berkembang menjadi sebuah satu kesatuan utuh yang kini dipahami sebuah alat musik yang dibunyikan secara bersama-sama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa 'gamel' yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran '-an' yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di Pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel.

Kemunculan gamelan memang didahului oleh budaya Hindu-Budha yang mendominasi Nusantara ketika awal masa sejarah, instrumen musik itu juga sekaligus menjadi salah satu seni asli yang mewakili Indonesia hingga dikenal dunia. Berdasarkan sumber yang ada instrumen musik gamelan yang terpahat pada candi Borobudur menegaskan adanya kontak kesenian yang beraneka ragam. Misalnya saja, not nada yang terdapat pada gamelan berkaitan langsung dengan Cina. Bahkan dalam prakteknya, ketika gamelan dibunyikan, tentu akan berkaitan langsung dengan bunyian khas alat musik di Negara Asia Tenggara bahkan Eropa lainnya. Interaksi komponen alat musik yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara itulah menjadi pilar penghubung  bahwa relief instrumen musik pada candi Borobudur kini juga masih terjaga dan dimainkan dibelahan dunia manapun.

Tidak hanya itu, bahkan  melalui relief alat musik yang tergambar itu dapat kita gali bahwa ada komunikasi yang erat antara kelas kehidupan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya. Misalnya saja dalam panil relief itu menggambarkan dua musisi pria memainkan instrumen musik yang berdawai, dimana dalam relief itu terlihat jelas latar pertunjukan itu diluar lingkungan permukiman keraton dengan gambaran dibawah pohon yang rindang. Selain itu, pertunjukan itu disaksikan oleh para bangsawan yang berada ditengah-tengah permukiman rakyat jelata. Melalui pesan relief itu sederhananya kita dapat mengambil hikmah. Bahwa leluhur bangsa kita jauh sebelumnya menjadikan instrumen musik sebagai bagian media komunikasi lintas strata sosial. Singkatnya ialah instrumen musik yang dimainkan pada saat itu menjadi media pemersatu antar sesama ditengah perbedaan yang ada.

Oleh sebab itu, melalui teropong sejarah tersebut semangat Sound of Borobudur menjadi wujud nyata untuk menegaskan bangsa ini memiliki bunyian peradaban yang mengakar. Dua ulasan instrumen musik tersebut hanyalah sebagian kecil yang bisa direnungkan. Serta, kearifan moral yang ada pada relief instrumen musik candi Borobudur merupakan setetes hikmah dari lautan pesan yang tergambar yang dapat kita ambil. Masih ada banyak hal lain yang bisa kita gali dan pelajari. Meskipun begitu, sebagai sesama anak bangsa, bunyian peradaban yang terpahat pada candi Borobudur ialah realitas yang harus diyakini bahwa Borobudur pusat musik dunia. Maka tidak salah kita menghargai mahakarya leluhur bangsa ini dengan julukan "Wonderful Indonesia". Sebab sejatinya bunyian peradaban dunia dimulai dari sini, ialah Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun