Mohon tunggu...
Akhmad Febriansyah
Akhmad Febriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Tergabung sebagai anggota UKMF Teater Langkah dan UKMF Labor Penulisan Kreatif.

Lagi belajar nulis. Sukanya fotografi, videografi, kadang-kadang baca, kadang-kadang belajar drama.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadhan Terakhir

24 April 2023   00:09 Diperbarui: 24 April 2023   00:11 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mungkin agak menyebalkan, dan sedikit pilu lebaran kita tahun ini. Pada puasa terakhir kita hanya ditemani air mineral, rokok sampoerna hijau dan kopi kenangan rasa alpukat yang pingin kita coba setelah minggu kemarin mencoba yang rasa gula aren. Ada sedikit sesal tadi, ternyata lebih enak kopi kenangan minggu kemarin.

Yahh untungnya kita ada beras yang cukup dan sudah memasaknya sebelum keluar dari pintu kos. Tapi lantaran binggung hendak mencari lauk apa yang cocok, kita malah masuk ke Indomaret.

Bingung ini bukannya karena terlalu banyak pilihan, akan tetapi para penjual yang menjajakan ragam masakan dan minuman, yang kita lihat ramai di pinggir jalan kemarin-kemarin sudah tidak lagi kelihatan.

Mereka mungkin sudah pulang kampung, atau sedang mempersiapkan hari lebaran. Mungkin membeli baju baru, membuat kue-kue manis dan beberapa ada yang asin. Mungkin juga mereka tidak berjualan karena pembeli yang sudah pulang, pembeli seperti kita, Para perantauan.

Tapi tak apalah, setidaknya kita masih bisa hidup, minum dan berak sambil memegang rokok di tangan kanan, feses kita masih berbentuk benda padat, bukti bahwa kita masih bisa makan.

Terkadang bukan kita yang mau meromantisasi keadaan, tapi keadaan itu sendiri. Tiba-tiba spotify memperdengarkan lagu sedih tentang perjalanan dan pulang, dan kita kadang menghanyutkan diri, memasangkannya earphone dan mendendangkannya kuat-kuat.

Aku marah, tapi kau bilang, "siapa yang  larang kita bersedih?, mau pria ataupun perempuan semuanya berhak bersedih, toh bersedih tidak mengganggu siapapun, kita sekedar menuangkan rindu ini, rindu yang tak berujung temu, rindu yang dilepaskan pelan-pelan agar tidak meledakkan kita".

Diluar masjid-masjid mengumandangkan takbir, "Allhu akbar, Allhu akbar, Allhu akbar. L ilha illallhu wallhu akbar. Allhu akbar wa lillhil hamdu".

Baiklah tadi kita sudah bersedih tapi jangan merasa kalau kita yang paling sedih, yang paling rindu,  dan yang paling lainnya. Ada banyak yang lebih dari kita, dua, tiga bahkan puluhan tahun tidak bertemu keluarga. Beberapa teman kita juga mengambil kerjaan sekedar menghilangkan kesendirian atau kadang ada yang wajib kerja dihari lebaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun