Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jaga dan Lindungi Anak-anak Kita dari Predator yang Bisa Menghancurkan Masa Depan Mereka

21 September 2022   07:09 Diperbarui: 21 September 2022   07:20 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa yang terjadi pada P (13) diatas bukan persoalan yang remeh temeh, tetapi hal itu masuk pada problem yang serius, sehingga para pihak harus melakukan kerjasama untuk mengembalikan situasi dan kondisi seperti sedia kala.

Pelaku yang juga masih dibawah umur, juga harus dijerat dengan sanksi yang berlaku sehingga mendapatkan efek jera atas tindak kejahatannya.

Begitu pun dengan anak yang menjadi korban, secara psikologis, mentalitas anak jatuh tersungkur, sehingga pihak keluarga maupun Komnas perlindungan anak harus mampu memberikan solusi atas peristiwa tindak kejahatan yang telah merampas masa depan anak itu sendiri.

Komnas Perlindungan anak harus lebih gencar lagi mensosialisasikan konsep perlindungan terhadap anak, mulai dari tingkat kekerasan secara fisik sampai pada kekerasan yang menyentuh areal kejiwaan anak, sehingga anak yang menjadi korban tindak pelecehan itu, sedikit demi sedikit akan pulih atas trauma yang sedang dialaminya.

Moralitas dan Pendidikan agama bagi anak sebagai Sumber dalam berpikir maupun bertindak 

Era modernisasi dengan ditandai canggihnya tekhnologi, kerap membuat perilaku dan moralitas anak sulit terkendali. Pengaruh budaya yang tersebar menjadi konten dan dilihat oleh anak, ada kecenderungan untuk ditiru, sehingga tidak heran pengaruh konten-konten negatif yang ada di smartphone, bisa menjadi hal yang diaplikasikan oleh anak dalam dunia nyata.

Anak-anak kita tidak hanya bisa menjadi seorang pelaku, juga bisa menjadi korban atas tindakan negatif yang dihasilkan dari apa yang mereka lihat dan dengar, sehingga membutuhkan objek untuk melakukan eksperimen didunia nyata.

Pentingnya pendidikan moralitas dan pendidikan agama pada anak, sebagai upaya untuk menekan tingkat kejahatan yang dihasilkan dari pola pikir yang diaplikasikan dalam sebuah tindakan.

Yang pasti ketika ada tindak kejahatan tentu ada objek yang akan menjadi korban, dan itu berlaku bagi seluruh anak-anak kita di seluruh Indonesia.

Disinilah peran pendidikan dengan berbagai bidang keilmuan, terutama dalam konstek keagamaan yang harus menjadi dasar atas pola pikir yang sangat berpengaruh terhadap setiap tindakan.

Sehingga peristiwa yang terjadi di kawasan hutan kota Jakarta Utara tersebut menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa anak-anak harus mendapatkan perlindungan atas terjadinya kekerasan baik secara fisik maupun secara mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun