Mohon tunggu...
Akeyla sa
Akeyla sa Mohon Tunggu... Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa ITS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menyelami Potensi Sumber Daya Alam Kelautan Indonesia, Klasifikasi dan Nilai Ekonominya

15 Juni 2025   22:10 Diperbarui: 15 Juni 2025   22:08 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar kaarng mati di laut (sumber : pexels)

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kekayaan alam di laut yang luar biasa melimpah. Sumber Daya Kelautan (SDK) mencakup beragam aspek mulai dari kekayaan biologis hingga kandungan mineral dan geologi di dasar laut. Namun, seberapa besar sebenarnya potensi ekonomi dari kekayaan tersebut? Apa Itu Sumber Daya Kelautan? Apa itu sumberdaya kelautan?

Sumber Daya Kelautan (SDK) merupakan segala bentuk kekayaan alam yang terdapat di laut dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber daya ini mencakup aspek biologis, fisik, kimia, dan geologis dari lingkungan laut. Sumber daya kelautan dibagi menjadi 2, yaitu Sumber Daya Mineral Laut dan Galian C (Barang Tambang Golongan C).

1. Sumber daya mineral laut

Sumber daya mineral laut merupakan kumpulan bahan mineral dan logam yang terdapat di lingkungan laut, baik di dasar laut, kolom air, maupun sedimen laut yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Berikut merupakan contoh-contoh sumber daya mineral laut :

a.) Pasir laut

b.) Kerikil laut

c.) Koral/karang mati

d.) Lumpur (mineral clay, kaolin)

e.) Nodul mangan, cobalt-rich crusts

f.) Hidrotermal sulfida

a.) Pasir laut

Pasir laut adalah pasir yang terdapat di pantai dan dasar laut, yang terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral. Pasir laut juga memiliki nilai ekonomi yang cukup signifikan karena digunakan secara luas dalam kegiatan reklamasi, pembangunan infrastruktur pantai, serta sebagai bahan campuran dalam konstruksi. Permintaan terhadap pasir laut meningkat seiring pertumbuhan wilayah pesisir dan urbanisasi. Nilainya bergantung pada lokasi, kemurnian, serta kebutuhan lokal maupun ekspor.

b.) Kerikil laut

Foto kerikil laut (sumber : pexels)
Foto kerikil laut (sumber : pexels)

Kerikil laut adalah material sedimen berukuran kasar yang ditemukan di dasar laut, terutama di wilayah pesisir, muara, dan dasar laut dangkal. Kerikil laut terbentuk dari proses alami pelapukan dan pengikisan batuan oleh gelombang, arus laut, serta aktivitas pasang surut selama waktu yang sangat lama. Kerikil laut juga memiliki nilai ekonomis karena bisa menjadi material konstruksi yang penting, terutama untuk pondasi, beton, dan pengerasan jalan. Meskipun nilainya tidak setinggi bahan tambang logam, namun volumenya yang besar dan keterjangkauannya menjadikan kerikil laut sebagai sumber daya dengan nilai ekonomi menengah yang stabil, terutama di wilayah pesisir dan delta sungai.

c.) Koral/karang mati

Gambar kaarng mati di laut (sumber : pexels)
Gambar kaarng mati di laut (sumber : pexels)

Koral/karang mati adalah struktur kerangka kapur yang tersisa setelah polip karang (hewan kecil yang membentuk karang) mati dan jaringan lunaknya terdekomposisi. Meskipun tidak lagi hidup, karang mati tetap memiliki peran penting dalam ekosistem laut. Walaupun karang telah mati tetapi tetap memiliki nilai ekonomi tidak hanya sebagai bahan estetika untuk dekorasi taman laut atau akuarium, tetapi juga digunakan dalam restorasi ekosistem terumbu dan sebagai bahan baku alternatif untuk pupuk dan bangunan ramah lingkungan. Nilainya lebih tinggi dibanding pasir atau kerikil karena pemanfaatannya yang lebih spesifik dan terbatas.

d.) Lumpur (mineral clay, kaolin)

Foto lumpur di laut (sumber : pexels)
Foto lumpur di laut (sumber : pexels)

Lumpur atau mineral lempung seperti kaolin merupakan sumberdaya mineral penting yang ditemukan di lingkungan kelautan, baik di dasar laut maupun di wilayah pesisir. Deposit ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan peran ekologis yang signifikan. Lumpur laut juga memiliki nilai ekonomis dikarenakan lumpur laut yang mengandung mineral kaolin atau clay bernilai tinggi dalam industri keramik, kosmetik, kertas, hingga farmasi. Nilai ekonominya berasal dari kemurnian mineral dan kandungan kimia yang sesuai standar industri. Sumber daya ini juga memiliki permintaan global yang stabil, menjadikannya sebagai salah satu komoditas mineral laut yang bernilai tambah.

e.) Nodul mangan, cobalt-rich crusts

Foto nodul magan di dasar laut (sumber : kochi university )
Foto nodul magan di dasar laut (sumber : kochi university )

Nodul mangan dan cobalt-rich crusts merupakan deposit mineral laut dalam yang menjadi fokus utama dalam eksplorasi sumberdaya kelautan modern. Kedua jenis deposit ini mengandung logam-logam strategis yang sangat penting untuk teknologi masa depan. Nilai ekonomi dari nodul mangan dan kerak kaya kobalt berasal dari sumber logam strategis seperti mangan, nikel, dan kobalt yang sangat dibutuhkan dalam industri baterai, kendaraan listrik, dan teknologi energi hijau. Potensi nilai ekonominya sangat tinggi karena keterbatasan cadangan darat dan permintaan global yang meningkat. Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya ini menjadi prioritas banyak negara dalam konteks transisi energi.

f.) Hidrotermal sulfida

Gambar hidrotermal sulfida di laut (sci.news/news staff) 
Gambar hidrotermal sulfida di laut (sci.news/news staff) 

Hidrotermal sulfida merupakan salah satu sumberdaya mineral laut dalam yang paling menarik dan bernilai tinggi, terbentuk di sekitar sistem ventilasi hidrotermal aktif di dasar laut. Deposit ini mengandung konsentrasi logam mulia dan logam dasar yang sangat tinggi. Deposit hidrotermal sulfida yang ditemukan di sekitar ventilasi laut dalam mengandung logam-logam bernilai tinggi seperti emas, perak, tembaga, dan seng sehingga nilai ekonominya sangat besar karena kandungan logam mulianya yang tinggi, menjadikannya sebagai salah satu sumber daya mineral laut yang paling menjanjikan secara komersial. Namun, eksplorasi dan penambangannya membutuhkan teknologi tinggi dan regulasi yang ketat karena letaknya yang sangat dalam dan sensitif secara ekologis.

2. Galian C (Barang Tambang Golongan C)

Galian C atau Barang Tambang Golongan C merupakan kategori bahan galian dalam sistem klasifikasi pertambangan Indonesia yang mencakup mineral dan batuan industri dengan nilai ekonomi relatif rendah, tersebar luas, dan umumnya digunakan sebagai bahan baku industri atau material konstruksi. Berikut merupakan contoh-contoh Galian C (Barang Tambang Golongan C) :

a.) Batu kali

b.) Batu kapur

c.) Pasir kuarsa

d.) Batu apung

e.) Tanah liat

a.) Batu kali

Foto batu kali di laut (pinterest.com/maile) 
Foto batu kali di laut (pinterest.com/maile) 

Batu kali di lingkungan kelautan biasa ditemukan di muara sungai, pantai berbatu, dan delta. Material ini terbentuk melalui proses abrasi dan transportasi oleh aliran sungai yang kemudian terendapkan di zona transisi sungai-laut. Batu kali juga memiliki nilai ekonomi yang kuat dalam industri konstruksi, khususnya sebagai material pondasi bangunan, saluran irigasi, hingga pengerasan jalan. Karena batu ini tersebar luas dan mudah diperoleh di daerah muara dan pesisir, harganya relatif terjangkau. Namun, volumenya yang besar dalam proyek-proyek infrastruktur menjadikan batu kali sebagai komoditas dengan nilai kumulatif yang signifikan di sektor konstruksi skala besar.

b.) Batu kapur

Ilustrasi batu kapur di daerah laut (https://pixnio.com/Marko Milivojevic) 
Ilustrasi batu kapur di daerah laut (https://pixnio.com/Marko Milivojevic) 

Batu kapur marin terbentuk melalui akumulasi organisme laut berkapur seperti koral, foraminifera, dan moluska, atau melalui presipitasi kimia kalsium karbonat dari air laut. Endapan utamanya ditemukan di paparan kontinental, terumbu karang fosil, dan platform karbonat. Batu kapur merupakan salah satu bahan baku utama dalam industri semen dan kapur pertanian. Di lingkungan kelautan, batu kapur berasal dari endapan organisme laut berkapur seperti koral dan foraminifera. Nilai ekonominya tinggi karena peran vitalnya dalam industri bangunan dan pertanian, serta ketersediaannya yang luas di wilayah pesisir dan laut dangkal. Selain itu, batu kapur juga digunakan dalam industri kimia, penjernih air, dan pembuatan kaca.

c.) Pasir kuarsa

Foto pasir kuarsa (sumber : cnbcindonesia.com/Martyasari Rizky) 
Foto pasir kuarsa (sumber : cnbcindonesia.com/Martyasari Rizky) 

Pasir kuarsa marine berasal dari pelapukan batuan granitik dan batuan kuarsa yang ditransportasikan ke laut melalui sungai. Proses sortasi oleh gelombang dan arus menghasilkan deposit pasir kuarsa dengan kemurnian tinggi (>95% SiO) dan distribusi ukuran butir yang seragam. Pasir kuarsa juga merupakan sumber daya laut yang bernilai tinggi karena kandungan silika (SiO)-nya yang sangat murni. Pasir ini digunakan dalam pembuatan kaca, semikonduktor, panel surya, hingga industri pengecoran logam. Di wilayah laut, pasir kuarsa yang berasal dari pelapukan batuan kuarsa dan granit menawarkan kualitas tinggi karena proses sortasi alami oleh gelombang. Permintaan pasar terhadap pasir kuarsa cenderung stabil bahkan meningkat seiring pertumbuhan industri teknologi.

d.) Batu apung

Foto batu apung terapung (sumber : phys-org./Simon Redfern) 
Foto batu apung terapung (sumber : phys-org./Simon Redfern) 

Batu apung marine terbentuk dari aktivitas vulkanik bawah laut atau vulkanik darat yang materialnya terbawa ke laut. Indonesia memiliki deposit batu apung marine yang melimpah karena aktivitas vulkanik tinggi di sepanjang Ring of Fire. Batu apung terbentuk dari aktivitas vulkanik dan dikenal karena sifatnya yang ringan dan berpori. Nilai ekonominya berasal dari fungsinya dalam industri konstruksi (sebagai bahan beton ringan), abrasif (seperti batu gosok), serta kosmetik. Batu apung laut sering dianggap lebih bersih dan mudah diolah. Potensinya cukup besar, terutama di Indonesia yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik, sehingga menjadikannya komoditas tambang kelautan yang bernilai secara regional.

e.) Tanah liat

Foto lumpur di laut (pexels.com/Across Wong) 
Foto lumpur di laut (pexels.com/Across Wong) 

Tanah liat laut terbentuk dari sedimen halus yang dibawa sungai dan terendapkan di lingkungan laut tenang seperti laguna, estuary, dan laut dangkal. Proses diagenesis mengubah komposisi mineralogi selama penguburan dan aging. Jenis utama meliputi kaolinit, montmorillonit, dan illit dengan sifat plastisitas yang bervariasi. Komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi dalam industri keramik, genteng, bata ringan, serta produk seni kriya. Jenis tanah liat seperti kaolinit dan montmorillonit memiliki nilai lebih karena karakteristik plastisitas dan ketahanannya setelah dibakar. Selain industri bangunan, tanah liat juga dimanfaatkan dalam kosmetik dan pertanian, menjadikannya sumber daya serbaguna dengan permintaan pasar yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun