Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memaksimalkan Bahasa Tubuh pada Saat Mengajar

30 Agustus 2021   19:01 Diperbarui: 6 September 2021   03:16 3334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru sedang mengajar | Sumber: Pexels/Max Fischer

MEMAKSIMALKAN BAHASA TUBUH PADA SAAT MENGAJAR

(Bagian 15 dari 25 tulisan untuk buku baru saya yang akan terbit September 2021, GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA)

Pada saat mengajar, salah satu hal yang tidak boleh dikesampingkan adalah bahasa tubuh. 

Bahasa tubuh adalah isyarat-isyarat yang dilakukan oleh tubuh manusia yang melengkapi komunikasi verbal. 

Pada dasarnya, dalam sebuah proses komunikasi sulit sekali membedakan antara komunikasi verbal dan non-verbal, karena keduanya berjalan dalam proses yang seiring dan saling melengkapi. 

Begitu juga pada saat presentasi bahasa tubuh kita akan berjalan seiring dengan proses komunikasi verbal yang kita sampaikan.

Banyak sekali manfaat bahasa tubuh pada saat mengajar. Pertama, bahasa tubuh bisa digunakan untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan kepada peserta didik. 

Jika kita ingin memberikan penekanan pada satu pesan atau materi tertentu, akan lebih jelas dan tegas kalau dibarengi dengan intonasi yang sesuai, gerak kaki, serta tangan yang mendukung.

Ekspresi wajah juga sangat membantu dalam proses penyampaian pesan. Pesan gembira misalnya, juga harus ditunjukkan dengan wajah gembira. 

Begitu juga pesan yang lucu harus dibarengi dengan ekspresi yang memadai agar bisa memainkan emosi peserta didik.

Kedua, bahasa tubuh berguna untuk menarik perhatian. Penggunaan suara yang lebih keras, ekspresi wajah, gerakan tangan dan kaki, serta tatapan mata di hadapan peserta didik adalah cara untuk bisa menarik perhatian audien.

Ketiga, bahasa tubuh berguna untuk menghidupkan suasana. Bayangkan, bila suasana kelas yang dijalankan hanya menggunakan intonasi yang datar, gerakan kaki dan tangan yang terbatas, dan suara yang pelan dan tidak terdengar sampai belakang. Tentu saja ini akan menjadikan mengajar tidak terlalu menarik untuk didengarkan. Mengajar semacam ini akan terasa membosankan.

Keempat, bahasa tubuh berguna untuk menambah keyakinan pendengar. Dengan kombinasi suara, gerakan tangan dan kaki, ekspresi wajah, dan keseluruhan bahasa tubuh yang lainnya, akan menambah keyakinan pendengar. 

Bahasa tubuh dengan demikian juga berfungsi untuk mempengaruhi pola pikir pendengar. Dengan menambah keyakinan pada diri sendiri dan peserta didik, akan memudahkan proses komunikasi dan transfer pengetahuan kepada para audien.

Dengan manfaat dan fungsi bahasa tubuh yang demikian besar, guru yang baik akan sangat memperhatikan bagaimana bahasa tubuh tersebut. Di mana unsur-unsur utama dalam bahasa tubuh meliputi kontak mata, suara, ekspresi wajah, penampilan, gesture atau gerak tubuh.

Kontak Mata

Kontak mata adalah bagaimana menggunakan kedua mata yang kita miliki agar bisa membantu dalam mengutarakan pesan dan materi. 

Mata adalah jendela kita dalam melihat dunia, karenanya pada saat terjadi kontak mata dengan peserta didik akan memberikan kesan perhatian penuh yang membuat peserta didik merasa nyaman dan diperhatikan. Beberapa tips untuk melakukan kontak mata adalah:

Saat pertama kali masuk ruangan, berilah senyum dan kontak mata bersahabat kepada seluruh kelas. 

Jika jumlah peserta didik tidak begitu besar, alangkah baiknya bila semua orang di dalam ruangan tersebut disapu dengan mata kita. 

Pandangan yang ramah dan terbuka semacam ini akan membuat nyaman peserta didik untuk menerima materi yang akan disampaikan.

Jika kita mengajar melakukan presentasi di dalam ruang yang besar, dan dengan jumlah hadirin yang besar pula, maka sapuan mata kita adalah pada ketiga sisi kiri, kanan, dan depan secara bergantian. 

Sepanjang presentasi, suatu saat kita menghampiri sisi sebelah kiri, kemudian diikuti sisi sebelah tengah, dan bergantian dengan sisi sebelah kanan. 

Begitu seterusnya, dan ini kita lakukan secara bergantian sehingga semua sisi mendapatkan sapuan mata secara seimbang.

Sedangkan yang harus dihindari, yaitu mengarahkan pandangan mata pada satu sisi secara terus menerus. Hal ini akan membuat yang dilihat kurang nyaman, dan bagi sebagian kelas akan merasa tidak diperhatikan. 

Bahkan untuk peserta didik yang bertanya sekalipun, pada saat menjawab pertanyaannya, pandangan mata boleh kita lakukan khusus terhadapnya selama satu atau dua menit, setelah itu seperti biasa kita sapu pandangan kita ke seluruh ruangan.

Suara

Suara adalah bagian tidak terpisahkan pada saat mengajar. Lewat media suara inilah kita menyampaikan pesan kepada audien melalui materi yang dipresentasikan. 

Karakter suara juga merupakan ciri yang dimiliki seseorang, sehingga saat kita mendengarkan orang berbicara, kita bisa langsung mengenal si pembicara. 

Pengaturan suara yang baik menjadi salah satu kunci penting kesuksesan mengajar. Pengaturan suara yang baik membantu peserta didik tetap fokus dan memperhatikan terhadap materi yang disampaikan. 

Volume atau tinggi rendah suara adalah hal pertama yang perlu diperhatikan. Jika kita berada dalam ruangan yang luas, volume suara mesti kita tinggikan agar hadirin bisa menyimak perkataan kita dengan jelas. 

Dengan adanya sound system yang baik, maka kita tidak perlu terlalu meninggikan volume suara. 

Dan yang penting adalah bagaimana kita bisa mengatur dan mengukur volume suara yang pas, terutama oleh audien yang mendengarkan.

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah masalah kecepatan suara. Seringkali kita tidak merasa bahwa kita sedang bicara dengan cepat atau sebaliknya, terlalu lambat. Terlalu cepat berbicara akan menyebabkan pesan dan materi yang disampaikan tidak bisa diterima secara sempurna. 

Begitu juga dengan ritme yang terlalu lambat, bisa jadi akan membuat suasana menjadi membosankan dan membuat orang-orang yang mendengarkan menjadi ngantuk. 

Maka, perlu diukur dan di-review terus menerus apakah ritme pembicaraan kita terlalu cepat atau sudah cukup. Dengan demikian, kita akan bisa menentukan tingkat kecepatan suara yang tepat untuk kelas yang kita ajar.

Dengan memperhatikan intonasi suara, maka kita akan megentahui kapan kita harus menggunakan nada-nada tinggi, dan kapan menggunakan nada-nada rendah. 

Hendaknya seorang guru selalu mengatur dan mengelola nada-nada yang diucapkan agar gaya pembicaraan tidak monoton. 

Gaya pembicaraan yang monoton akan menjadi awal dari suasana presentasi yang juga monoton. 

Saat itulah, ketika kemampuan peserta didik untuk berkonsentrasi berkurang, maka akan terjadi kebosanan di antara mereka. 

Jika ini terjadi, akibatnya bisa cukup fatal, mereka mulai mengantuk, gelisah, dan tidak lagi memperhatikan apa yang dilakukan guru di depan kelas.

Guru perlu menguasai teknik pengucapan kata-kata dengan berbagai intonasi yang berbeda. Kapan suatu kata diucapkan dengan nada tinggi, dan kapan diucapkan dalam nada rendah. Hal ini menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki dan akan menentukan suasana belajar mengajar secara keseluruhan.

Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah adalah cara kita menyampaikan sesuatu lewat wajah yang kita miliki. Suasana senang, bahagia, marah, atau sedih harus ditekankan lewat wajah. Jangan sampai raut wajah ini tidak konsisten dengan apa yang kita bicarakan. 

Jika kita sedang membicarakan tema-tema motivasi misalnya, maka wajah yang perlu kita tampilkan adalah wajah optimis yang memancar secara kuat dari wajah kita. 

Jangan sampai kita sedang mempresentasikan materi yang berisi kesedihan, tetapi raut muka kita menunjukkan keriangan. Karena konsistensi antara apa yang kita ucapkan dengan apa yang kita pancarkan di wajah kita itu sangat penting.

Ilustrasu guru mengajar | Sumber: pexels
Ilustrasu guru mengajar | Sumber: pexels

Pada saat mengajar, ekspresi wajah kita mesti menunjukkan ekspresi terbuka, hangat, dan menerima kehadiran peserta didik dengan segala semangat yang ada. 

Ekspresi kegembiraan semacam ini akan menular kepada audien baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Bagaimana mungkin mengharapkan mereka menerima kita dengan baik, jika wajah kita menunjukkan rasa tidak bersahabat atau tidak senang.

Untuk memulai ekspresi dengan baik, tersenyumlah secara alami dan jangan dibuat-buat. Senyum yang tulus akan membawa aura kebaikan kepada seluruh kelas. 

Energi yang dikeluarkan oleh senyuman tidak hanya muncul untuk ketenangan dan kebaikan kita, tetapi senyum yang kita pancarkan akan menimbulkan penerimaan peserta didik yang lebih mudah.

Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya microphone yang tidak menyala, atau laptop yang belum bisa menampilkan slide presentasi, seorang guru presenter tidak boleh menunjukkan wajah yang bingung atau gugup. 

Apapun kesalahan yang terjadi, orang harus berusaha tenang, menguasai keadaan, membuat penyelesaian terhadap masalah yang terjadi, dan melanjutkan mengajar seakan-akan tidak terjadi apa-apa. 

Jika itu dilakukan, kesalahan-kesalahan kecil akan menjadi bumbu yang tidak akan merusak keseluruhan belajar Mengajar kita di kelas.

Gesture atau Gerak Tubuh

Pada saat mengajar, orang akan melihat cara kita berdiri, menggerakkan tangan, kaki, dan bagaimana kita berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Posisikan kaki kita agak sedikit terbuka untuk memudahkan pergerakan. 

Berdirilah dengan tegak dan tidak terlihat loyo, serta tunjukkan semangat yang tinggi. Dengan demikian, gerakan yang aktif yang tidak berlebihan ini akan membantu meyakinkan peserta didik dan memudahkan materi yang kita sampaikan mudah diterima.

Selain itu, posisi berdiri juga harus cukup terlihat oleh peserta didik dari berbagai sisi. Carilah posisi di mana kita bisa terlihat secara jelas. Bergeraklah ke kiri dan ke kanan, ke depan, ke belakang sehingga mata peserta didik pun bisa melihat pergerakan kita secara keseluruhan.

Harus diingat juga bahwa dalam presentasi modern sekarang ini kita banyak menggunakan proyektor. 

Maka dari itu, jangan sampai posisi berdiri kita menghalangi proyektor. Akan lebih baik jika proyektor diletakkan di tempat yang tinggi atau di belakang layar sehingga gerakan kita tidak terhalang oleh apapun.

Posisi tangan juga harus diletakkan secara tepat. Biarkan tangan bergerak secara alami, jangan sampai tangan ditahan untuk tidak bergerak hingga terasa kaku. 

Biarkan tangan mengikuti alur pembicaraan, dan jangan meletakkan kedua tangan di belakang punggung serta mondar-mandir layaknya seorang mandor yang sedang berbicara. Karena yang demikian ini akan memberikan kesan yang kurang baik dan menjadikan presentasi tidak menarik.

Selain tidak diperkenankan meletakkan tangan di belakang punggung, juga jangan meletakkan tangan menyilang di depan dada atau "bersedekap". Hal ini akan menunjukkan ketertutupan, seakan-akan menutup diri dari orang lain. 

Sikap seperti itu merupakan sikap menutup diri dan tidak mau terbuka untuk saling berinteraksi. 

Bagi presenter pria, tangan juga tidak boleh dimasukkan ke dalam saku celana, karena terkesan terlalu santai. Apalagi garuk-garuk tangan di celana, hal itu cenderung tidak sopan.

Menggaruk-garuk hidung ataupun kepala pada saat mengajar juga sangat tidak dianjurkan, karena hal itu menunjukkan keraguan akan sesuatu atau menunjukkan bahwa ia sedang berbohong. Tangan juga tidak boleh berkacak pinggang karena akan menunjukkan kesan menantang seseorang.

Jika terdapat meja di dalam ruangan, sangat tidak dianjurkan untuk duduk di atas meja, karena ini melanggar norma kesopanan. 

Tidak dianjurkan juga untuk menyandar di dinding karena akan terlihat terlalu santai di hadapan peserta didik. 

Dan pada saat menjawab atau menerima pertanyaan, berusahalah untuk mengangguk sebagai tanda bahwa kita mengerti apa yang ditanyakan mereka. Dengan demikian, mereka juga merasa dihargai sebagai penanya.

Penampilan

Penampilan atau performa pada saat mengajar menjadi penting, karena penampilanlah yang pertama kali dilihat oleh audien. 

Penampilan yang rapih dan baik akan menunjukkan sikap profesional. Jika penampilan tidak diperhatikan, maka itu menjadi tanda-tanda awal bahwa kurangnya profesionalitas seorang guru.

Menjaga penampilan itu penting, karena harus dipahami bahwa seorang guru berpenampilan bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk peserta didik yang mendengarkan dan melihatnya. Jika ia berpenampilan profesional, selain menghargai peserta didik, ia juga menghargai dirinya sendiri.

Penampilan seseorang biasanya juga menjadi ciri khas bagi seorang guru. Berpakaianlah sesuai dengan aturan dan kondisi di sekolah. Tidak harus selalu mahal, yang penting rapi dan sopan.

Bahasa tubuh, pada akhirnya akan sangat membantu efektivitas kita dalam mengajar. Jika kita mampu mengelola bahasa tubuh dengan baik akan memaksimalkan proses belajar mengajar.

Bekasi, 30 Agustus 2021

AKBAR ZAINUDIN, 

Mentor Menulis, Penulis Buku Man Jadda Wajada. Bisa dihubungi di IG: @akbarzainudin, YouTube: Akbar Zainudin, TikTok: AkbarZainudinMJW, Email: akbar.zainudin@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun