Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kala Guru Berhenti Belajar, Sebenarnya Tidak Lagi Pantas Mengajar

24 Agustus 2021   15:21 Diperbarui: 24 Agustus 2021   15:34 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bagian 10 dari 20 Tulisan untuk Buku Baru saya yang akan terbit September 2021, GURU HEBAT MAN JADDA WAJADA)


A. GURU MEMANG HARUS TERUS BELAJAR

Pandemi Covid-19 mengubah dunia dengan segala isinya, termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Pola pembelajaran harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang ketat agar penularan virus ini bisa dikendalikan.

Maka selama hampir 2 tahun terakhir, dimulai dari Maret 2020, pembelajaran dilakukan dengan daring, yang biasa disebut sebagai pembelajaran jarak jauh (PJJ), yang dikenal luas dalam dunia internasional sebagai distance learning.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, para guru belajar aplikasi Zoom degan berbagai fiturnya, Webex, GoogleClassroom, GMeet, Team, GoogleForm, Quizziz, dan sebagainya. Para guru juga mulai kembali belajar Ms. Powerpoint, Kinemaster, PowerDirector, dan berbagai aplikasi untuk mengedit video. Mereka juga membuat kanal YouTube untuk menayangkan materi pelajaran.

Para guru juga mesti berpikir keras bagaimana membuat proses belajar mengajar secara daring (online) ini menarik. Bagaimana dengan belajar melalui aplikasi Zoom, murid-murid tetap semangat. Bagaimana pula memanfaatkan aplikasi WA Group untuk pembelajaran.

Maka para guru ini berpikir keras bagaimana berkreasi membuat ice breaking online, berusaha sekuat tenaga membangun suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan.

Belum lagi bagaimana berinteraksi dengan orang tua agar mereka mau membantu anak-anaknya dalam belajar. Karena pada masa pandemi ini, peran orang tua sangatlah vital, mulai dari menemani belajar, memotivasi anak, hingga menjadi narasumber bagi anaknya saat mereka tidak paham. Sebuah situasi yang tidak mudah karena tidak semua orang tua bisa memahami pelajaran yang sedang diajarkan.

Dunia berubah menuntut para guru untuk ikut berubah dan menyesuaikan. Sebuah situasi yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan.

Menghadapi situasi pandemi semacam ini, boleh dibilang ada dua kelompok besar dalam menyikapinya. Kelompok pertama adalah kelompok yang enggan berubah.

Walaupun proses belajar mengajar sudah berubah melalui belajar secara daring, cara mengajarnya tetap sama; monoton satu arah, variasi metode yang kurang, dan kurang memanfaatkan penggunaan teknologi. Akibatnya bisa ditebak, pada masa tatap muka, mengajar dengan metode monoton saja sangat membosankan, apalagi belajar jarak jauh, dan hanya melihat wajah di depan layar HP atau laptop.

Kelompok kedua adalah kelompok yang mau meluangkan waktu untuk belajar. Setiap orang menghadapi tantangan dan rintangan yang berat untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini, namun para guru dalam kelompok ini tidak hanya mengeluhkan keadaan, tetapi dengan segera berusaha beradaptasi dengan suasana baru.

Maka petualangan baru dimulai. Bersusah payah belajar membuat video dan mengeditnya, belajar dan berkreasi dengan berbagai ice breaking yang bisa dilakukan secara daring, menerapkan berbagai model pembelajaran secara daring, dan berbagai hal lain sebagai upaya agar pembelajaran jarak jauh ini bisa efektif.

Tentu terkadang berhasil, terkadang tidak. Tetapi para guru ini tidak berputus asa dan selalu mencoba hal-hal baru untuk perbaikan proses belajar mengajar.

Begitulah hidup ini. Akan terus berubah seiring waktu. Terkadang perubahannya bisa diprediksi, tetapi terkadang tidak bisa diprediksi. Seperti virus corona ini. Kedatangannya tidak bisa diprediksi.

Nah, sebagai guru kita mesti siap beradaptasi dengan berbagai kemungkinan. Itulah pentingnya kita terus belajar dari waktu ke waktu. Agar kita siap menghadapi berbagai tantangan ke depan, seberat apapun tantangan yang akan kita hadapi.

Belajar agar terus bisa beradaptasi adalah satu-satunya cara agar kita bisa bertahan.

Saya kira salah satu hikmah adanya pandemi ini, para guru dipaksa untuk belajar. Walaupun ada beberapa golongan yang masih saja enggan belajar, tetapi sebagian besar guru memaksa diri untuk belajar hal-hal baru, yang mungkin bisa jadi belum pernah dilakukan sebelumnya.

Memaksa diri untuk belajar yang akan membuat kita para guru terus berkembang. Bagaimana mungkin kita akan memberikan ilmu pengetahuan kepada para siswa jika kita tidak terus mengasah diri dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang terus berkembang sangat pesat?

Ditambah lagi para siswa sekarang ini juga bisa mengakses pengetahuan hampir tanpa batas. Pengetahuan mereka bisa begitu banyak karena akses yang sangat luas sekarang ini dari internet. Karena itulah, guru juga harus selalu mengupdate pengetahuan yang mereka miliki. seor

Kalau tidak mengudpate, mereka akan jauh tertinggal dari para siswa. Karena itulah, selalu saya bilang, guru harus selalu belajar, setiap hari, setiap saat. Bagi saya, kalau berhenti belajar, itulah saat di mana seorang guru tidak lagi pantas untuk belajar.


B. BAGAIMANA AGAR KITA BISA SELALU BELAJAR

Sekarang ini, sudah terlalu banyak kita diberikan akses untuk belajar. Tinggal bagaimana kita, apakah mau berusaha dengan keras untuk tetap belajar. Beberapa hal di bawah ini bisa kita lakukan untuk terus tetap belajar.

Pertama, kuliah lagi secara formal. Kuliah secara formal bagi saya adalah cara paling baik untuk kita terus belajar. Perkuliahan secara formal sudah didesain sedemikian rupa agar mampu mengembangkan keilmuan mahasiswa secara terstruktur. Yang penting kita mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, aktif pada berbagai kegiatan, maka dengan sendiriinya keilmuan kita akan meningkat.

Selagi ada kesempatan dan biaya, selalu rencanakan kapan untuk bisa berkuliah formal. Kalau belum ada biaya, mulai menabung agar suatu saat nanti bisa berkuliah lagi.

Kedua, ikut seminar dan pelatihan. Jika perkuliahan dirasa membutuhkan waktu yang panjang, maka pilihan lain yang bisa kita ikuti untuk belajar adalah seminar dan pelatihan tentang tema-tema tertentu. Seminar dan pelatihan tentang mengajar dan berbagai keterampilan yang menyertainya, menulis, public speaking, manajemen sekolah, manajemen SDM sekolah, dan sebagainya.

Pilihlah keterampilan dan pengetahuan yang kita butuhkan sekarang untuk meningkatkan kualitas diri kita. Dan faktor-faktor pengembangan diri sekarang ini diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan kualitas diri, tetapi juga, bagi guru yang termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN), pengembangan diri ini diperlukan untuk kenaikan pangkat.

Ketiga, banyak-banyak membaca. Salah satu cara paling efektif untuk memperluas wawasan adalah membaca. Membaca apa saja; koran, majalah, buku, komik, buku pelajaran, buku non pelajaran, pokoknya membaca.

Salah satu tips agar membaca kita menjadi efektif adalah dengan membaca secara tematik. Misalnya dalam dua bulan ke depan kita akan membaca buku-buku, artikel, makalah, kolom, tentang belajar pada masa pandemi. Kita konsentrasi, fokus pada tema tersebut. Setelah kita baca, jangan lupa untuk meresume ataupun membuat tulisan baru dari hasil bacaan kita.

Dengan demikian, kita membaca, memahami, lalu menuliskan kembali. Ada pemahaman mendalam yang itu kemudian kita perdalam lagi dengan menulisnya. Maka pemahaman tersebut akan menginternal dan bisa kita keluarkan pada saat dibutuhkan.

Kalau hanya sekadar membaca, biasanya akan cepat hilang atau lupa. Jadwalkan untuk membaca dengan tema tertentu, lalu tuliskan.

Kempat, melihat video di berbagai kanal; YouTube, IG, Tiktok, Vidio, dan berbagai kanal penyedia video lainnya. Sekarang ini tersedia ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan materi pembelajaran di internet, di antaranya adalah video. Berbeda dengan jurnal atau buku yang hanya menampilkan teks, video menambilkan juga gambar dan suara. Lebih banyak multimedia yang terlibat sehingga indra kita lebih banyak juga menyerap.

Berlangganan akun YouTube dari orang-orang yang menjadi role model kita, orang-orang sukses yang kita ingin belajar banyak dari mereka. Dengan menonton video-video orang sukses akan memberi kita banyak sudut pandang tentang bagaimana menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.

Kelima, praktikkan apa yang dibaca dan dilihat. Apa yang kita baca atau kita lihat videonya jangan sampai lewat begitu saja dalam pikiran kita. Kalau pengetahuan tersebut berbentuk keterampilan, maka praktikkan keterampilan tersebut secara rutin. Keterampilan public speaking, menulis, manajemen kelas, Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah, dan sebagainya, sesudah belajar harus bisa dipraktikkan.

Dengan praktik terus menerus akan membuat keterampilan yang kita miliki akan terus meningkat. Di samping keterampilan yang terus meningkat, jika kita praktikkan di kelas, tentu suasananya akan menjadi lebih menyenangkan.

Keenam, bergaul dengan komunitas dan asosiasi profesi. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Butuh orang lain untuk ikut terlibat dalam proses pengembangan diri. Dan kita butuh energi positif yang berasal dari berbagai orang yang tergabung dalam komunitas-komunitas.

Jangan hanya menyendiri. Bergabung dengan berbagai komunitas akan membuat kita menyerap energi positif dan semangat sukses yang mereka lakukan. Tentu saja diharapkan semangat positif menular.

Ketujuh, punya mentor. Hal terakhir yang bisa kita lakukan agar keterampilan dan pengetahuan kita terus meningkat adalah mempunyai pendamping, mentor, pembimbing yang mengarahkan kita untuk mampu memaksimalkan semua potensi yang kita miliki.

Setiap olah ragawan sukses pasti punya pelatih hebat. Kita juga sebagai guru harus punya mentor-mentor hebat yang berkenan mendisiplinkan dan mengembangkan potensi kita.

Itulah gunanya mentor, melihat apa yang belum kita lakukan, memaksimalkan apa yang kita punya. Dengan demikian, potensi kita bisa berkembang secara maksimal.

Itulah sebagian cara agar kita selalu belajar. Sekali lagi, seorang guru adalah pembelajar sejati. Saat guru berhenti belajar, itulah saat di mana ia tidak lagi boleh mengajar.

Salam Man Jadda Wajada,

Bekasi, 23 Agustus 2021

AKBAR ZAINUDIN, 

Mentor Menulis, Penulis Buku Man Jadda Wajada. Bisa dihubungi di IG: @akbarzainudin, YouTube: Akbar Zainudin, TikTok: AkbarZainudinMJW, Email: akbar.zainudin@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun