Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kala Guru Berhenti Belajar, Sebenarnya Tidak Lagi Pantas Mengajar

24 Agustus 2021   15:21 Diperbarui: 24 Agustus 2021   15:34 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadapi situasi pandemi semacam ini, boleh dibilang ada dua kelompok besar dalam menyikapinya. Kelompok pertama adalah kelompok yang enggan berubah.

Walaupun proses belajar mengajar sudah berubah melalui belajar secara daring, cara mengajarnya tetap sama; monoton satu arah, variasi metode yang kurang, dan kurang memanfaatkan penggunaan teknologi. Akibatnya bisa ditebak, pada masa tatap muka, mengajar dengan metode monoton saja sangat membosankan, apalagi belajar jarak jauh, dan hanya melihat wajah di depan layar HP atau laptop.

Kelompok kedua adalah kelompok yang mau meluangkan waktu untuk belajar. Setiap orang menghadapi tantangan dan rintangan yang berat untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini, namun para guru dalam kelompok ini tidak hanya mengeluhkan keadaan, tetapi dengan segera berusaha beradaptasi dengan suasana baru.

Maka petualangan baru dimulai. Bersusah payah belajar membuat video dan mengeditnya, belajar dan berkreasi dengan berbagai ice breaking yang bisa dilakukan secara daring, menerapkan berbagai model pembelajaran secara daring, dan berbagai hal lain sebagai upaya agar pembelajaran jarak jauh ini bisa efektif.

Tentu terkadang berhasil, terkadang tidak. Tetapi para guru ini tidak berputus asa dan selalu mencoba hal-hal baru untuk perbaikan proses belajar mengajar.

Begitulah hidup ini. Akan terus berubah seiring waktu. Terkadang perubahannya bisa diprediksi, tetapi terkadang tidak bisa diprediksi. Seperti virus corona ini. Kedatangannya tidak bisa diprediksi.

Nah, sebagai guru kita mesti siap beradaptasi dengan berbagai kemungkinan. Itulah pentingnya kita terus belajar dari waktu ke waktu. Agar kita siap menghadapi berbagai tantangan ke depan, seberat apapun tantangan yang akan kita hadapi.

Belajar agar terus bisa beradaptasi adalah satu-satunya cara agar kita bisa bertahan.

Saya kira salah satu hikmah adanya pandemi ini, para guru dipaksa untuk belajar. Walaupun ada beberapa golongan yang masih saja enggan belajar, tetapi sebagian besar guru memaksa diri untuk belajar hal-hal baru, yang mungkin bisa jadi belum pernah dilakukan sebelumnya.

Memaksa diri untuk belajar yang akan membuat kita para guru terus berkembang. Bagaimana mungkin kita akan memberikan ilmu pengetahuan kepada para siswa jika kita tidak terus mengasah diri dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang terus berkembang sangat pesat?

Ditambah lagi para siswa sekarang ini juga bisa mengakses pengetahuan hampir tanpa batas. Pengetahuan mereka bisa begitu banyak karena akses yang sangat luas sekarang ini dari internet. Karena itulah, guru juga harus selalu mengupdate pengetahuan yang mereka miliki. seor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun