Mohon tunggu...
Akbar Malik
Akbar Malik Mohon Tunggu... Dosen - Menjadi hebat dan melampaui keterbatasan

Perenung sejati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebiasaan "Ngaret" Orang Indonesia

13 Januari 2018   19:09 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:45 3682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: meetechno.com

Sebuah penelitian mengatakan, bahwa karyawan yang bekerja multitasking lebih sering datang terlambat daripada karyawan yang fokus hanya mengerjakan satu macam pekerjaan.

Banyak orang menilai dan mengira bahwa multitasking itu suatu hal yang efektif, karena dapat mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu. Itu salah besar. Karena pada dasarnya, manusia tidak bisa membagi fokus pikirannya pada dua atau lebih hal untuk dikerjakan. Manusia hanya bisa fokus mengerjakan satu hal, tidak lebih. Kalaupun bisa, pastilah itu tidak akan seefektif seperti ia mengerjakan satu hal dengan fokus. Maka dari itu mengapa ada pesan nasihat dari orang bijak,

"Kerjakanlah satu-satu. Selesaikan satu per satu."

  • Gangguan persepsi waktu

Pernahkah Anda dalam satu waktu merasa lalai terhadap waktu? Lalai yang saya maksudkan disini ialah lalai yang disengaja. Merasa memiliki waktu yang luang, padahal waktu Anda terbatas. Mungkin pernah dalam suatu waktu Anda malah membaca lini masa media sosial Anda, padahal disaat yang sama Anda seharusnya sudah berangkat ke kantor atau kampus. Itulah yang disebut gangguan persepsi waktu.

  • Asumsi yang lain pasti datang terlambat

Menganggap bahwa yang lain akan datang terlambat menjadi alasan utama  mengapa orang-orang datang terlambat. "Yang lain pasti terlambat, ya sudah aku pun akan datang terlambat."

  • Asumsi pasti ditunggu

Anggapan bahwa kalau pun datang terlambat, pasti akan ditunggu. Misal dalam rapat, perjanjian pertemuan, atau pun lainnya, kehadiran kita akan tetap ditunggu walaupun kita datang terlambat.

  • Saat datang tepat waktu dipaksa untuk menunggu

Mengapa ngaret menjadi kebiasaan orang Indonesia? Karena ketika satu orang datang tepat waktu, ia terpaksa menunggu kehadiran rekannya untuk memulai rapat, atau pertemuan lainnya. Orang-orang yang terbiasa tepat waktu pun bisa terjangkiti "penyakit" ngaret ini, jika terus-menerus dibuat menunggu oleh rekannya yang terbiasa datang terlambat.

  • Kurang empati

Empati berarti merasakan apa yang dirasakan orang lain. Orang yang terbiasa terlambat dipastikan memiliki jiwa empati yang rendah. Ia tak bisa menempatkan perasaan dirinya diposisi orang lain. Ia tak mampu merasakan bagaimana menjenuhkannya menunggu orang yang terlambat.

Mungkin itu beberapa hal yang menyebabkan orang Indonesia memiliki kebiasaan datang terlambat, atau biasa disebut "jam karet". Janji pukul 10, datang pukul 11. Maka dari itu mengapa terkadang sebagian orang mensiasati waktu janjinya menjadi lebih awal dari waktu yang sebenarnya. Misal pertemuan diagendakan pukul 12 siang, namun diinformakasikan pertemuan akan dimulai pukul 11, dengan asumsi bahwa setiap hadirin pertemuan pasti akan datang terlambat.

Selamat datang di Indonesia, tempat di mana waktu rapat pun harus direncanakan lebih cepat, padahal tidaklah demikian. Tempat di mana waktu mulai seminar pun bisa menjadi molor karena audiencebelum hadir memenuhi kursi yang telah disediakan. Tempat di mana para mahasiswa harus menunggu beberapa jam sampai sang dosen hadir di kelas. Dan lain hal sebagainya.

Namun bukan berarti seluruh orang Indonesia memiliki jiwa demikian. Saya amat yakin, bahwa masih sangat banyak orang Indonesia yang menilai penting datang tepat waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun