[caption id="attachment_183964" align="aligncenter" width="583" caption="ilustrasi/admin elantowow.files.wordpress.com201105yogyakarta_earthquake_epicenter.gif"][/caption]
Hari ini adalah hari dimana terjadi gempa dahsyat di Jogja enam tahun yang lalu. Ratusan relawan yang berasal dari berbagai kelompok berkumpul di Alun-alun Selatan Yogyakarta memperingati detik-detik terjadinya gempa bumi besar yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah enam tahun lalu.
Gempa bumi yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah enam tahun lalu termasuk gempa bumi tektonik dengan kekuatan 5,9 skala Richter (SR) yang berlangsung selama sekitar 57 detik.
Pusat gempa terjadi pada 8,03 derajat Lintang Selatan dan 110,32 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 11,3 kilometer yang mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan setidaknya 6.000 korban jiwa. Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX yang menjadi inspektur upacara dalam peringatan tersebut mengatakan bahwa gempa yang terjadi enam tahun lalu telah menimbulkan dampak yang luar biasa untuk DIY. "Bencana geologi tersebut telah menyebabkan kerugian jiwa dan harta benda manusia. Oleh karena itu, masyarakat pun harus senantiasa waspada terhadap bencana yang mungkin terjadi," katanya, Minggu (27/5). Ia memandang perlu masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan karena Indonesia berada di atas tiga lempeng benua, yaitu Eurasia, Indo Australia, dan Pasifik sehingga menjadikan wilayah tersebut sangat rawan terhadap berbagai bencana, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan berbagai bencana lainnya. Rangkaian kegiatan peringatan gempa tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat untuk menyatukan persepsi seluruh stakeholder untuk saling mendukung penanganan bencana. Penanganan bencana harus dilakukan mulai dari prabencana, saat bencana, dan pascabencana.
Upacara peringatan gempa bumi Yogyakarta tersebut merupakan rangakaian dari Festival Tenda Bangkit yang diselenggarakan secara bersama-sama oleh BNPB dengan berbagai komunitas relawan.
Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BNPB Sugeng Triutomo mengatakan bahwa penanganan gempa bumi yang mengguncang DIY dan Jawa Tengah enam tahun lalu dijadikan sebagai "role model" penanganan bencana gempa bumi secara nasional bahkan internasional, terutama di Asia Pasifik.
Dalam kegiatan tersebut, juga didirikan puluhan tenda dari berbagai lembaga seperti BNPB, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, TNI, dan rumah sakit.
Selain itu, juga dipamerkan berbagai kendaraan penanganan bencana seperti kendaraan medan berat milik PMI Haglund dan peralatan penanganan kebencanaan lain.
acara peringatan ini diawali sejak kemaren (26/5). Kemaren juga diadakan apel siaga. Lalu setelah itu hingga malam hari dilakukan berbagai acara.
Seperti biasa, jika malam hari alun-alun selatan akan ramai dikunjungi warga. Sehingga banyak pengunjung yang datang ke tenda-tenda para relawan untuk menanyakan banyak hal dan menambah wawasannya dalam kebencanaan.
Diharapkan dengan kegiatan tersebut bisa menanamkan jiwa relawan pada diri masyarakat baik relawan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Intinya masyarakat dihimbau untuk selalu siap siaga menghadapi bencana yang akan mungkin terjadi.
[caption id="attachment_183947" align="aligncenter" width="300" caption="PMI tengah mempersiapkan tenda"]
[caption id="attachment_183949" align="aligncenter" width="300" caption="PMI tengah memasang tenda"]
[caption id="attachment_183950" align="aligncenter" width="300" caption="berbagai tenda relawan"]
[caption id="attachment_183951" align="aligncenter" width="300" caption="berbagai tenda relawan"]
[caption id="attachment_183952" align="aligncenter" width="300" caption="stan relawan"]
[caption id="attachment_183953" align="aligncenter" width="300" caption="relawan dan anjing pelacak"]
[caption id="attachment_183954" align="aligncenter" width="300" caption="kendaraan relawan"]