Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Aksi World Cleanup Day di Lingkungan Pendidikan

5 Oktober 2025   05:10 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:09 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
World Cleanup Day: Anak sekolah bisa, masa kita nggak? (Foto koleksi AKBAR PITOPANG)

Tahun ini dunia kembali memperingati World Cleanup Day, sebuah gerakan global yang mengajak masyarakat dari berbagai negara untuk turun tangan membersihkan lingkungan. Gerakan ini bukan sekadar agenda sehari mengumpulkan sampah. Akan tetapi, juga momentum untuk menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga kebersihan. Menurut data World Cleanup Day 2024, 191 negara terlibat dalam aksi ini. Itu luar biasa tetapi tetap belum cukup jika tidak diikuti kebiasaan rutin menjaga kebersihan sehari-hari.

Realitanya, tidak semua orang terampil atau terbiasa dengan aktivitas bersih-bersih. Ada yang malas, ada yang abai, dan ada pula yang merasa bahwa urusan kebersihan sudah ada petugas khusus yang menangani. Padahal, kebiasaan membuang sampah sembarangan masih sering terlihat. Baik itu di rumah, tempat umum, hingga di ruang terbuka hijau. Dari anak kecil hingga orang dewasa memang masalah budaya bersih ini masih menjadi tantangan besar di masyarakat kita.

World Cleanup Day hadir sebagai pengingat bahwa masalah sampah bukan hanya urusan pemerintah atau petugas kebersihan tetapi tanggung jawab bersama.

Jika setiap orang mampu mengambil peran kecil misalnya sekadar membuang sampah di tempatnya atau mengurangi penggunaan plastik. Maka dampaknya akan terasa besar bagi lingkungan.

Lebih jauh lagi, tujuan utama World Cleanup Day adalah membangun kesadaran kolektif. Gerakan ini mengajarkan bahwa kita tidak bisa hanya mengandalkan segelintir orang untuk menjaga kebersihan.

Dunia yang bersih adalah hak semua orang sekaligus menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama. Jika kita terbiasa menunda aksi maka kerusakan lingkungan dan tumpukan sampah akan semakin sulit ditangani.

Dalam situasi Indonesia masalah sampah menjadi tantangan serius. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2024 masih melaporkan terdapat 21,670,744.11 ton/tahun sampah tak terkelola. 

Karena itu, gerakan seperti World Cleanup Day perlu menjadi pintu masuk untuk menanamkan kebiasaan itu. Semua langkah kecil yang jika dilakukan bersama pasti akan membawa dampak besar bagi bumi.

Kapan Bersih-bersih?

Sejatinya, kebiasaan menjaga kebersihan harus ditanamkan sejak kecil. Anak-anak perlu mendapat edukasi tentang pentingnya bersih-bersih. bukan sekadar lewat kata-kata tetapi melalui keteladanan nyata. 

Membiasakan anak membereskan mainannya setelah digunakan adalah langkah awal yang mungkin dianggap sederhana. Dari kebiasaan kecil ini anak belajar tentang tanggung jawab dan disiplin. Sama halnya dengan membiasakan anak membuang sampah pada tempatnya. Tidak hanya soal kebersihan tetapi juga menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun