Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Anak Desa Hingga Dunia, Suara untuk Satwa Karismatik Indonesia Harus Bergema

2 Oktober 2025   22:58 Diperbarui: 2 Oktober 2025   22:58 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

World Animal Day yang diperingati setiap 4 Oktober menjadi momentum penting bagi masyarakat dunia untuk menumbuhkan kepedulian terhadap satwa. Satwa liar yang hidup di alam bebas dan kini banyak menghadapi ancaman kepunahan. Di tengah gempuran pembangunan dan eksploitasi alam maka peran edukasi, konservasi, dan kampanye publik menjadi semakin vital.

Salah satu sarana yang memberi kontribusi nyata di Indonesia adalah Rahmat International Wildlife Museum & Gallery yang berdiri di Medan, Sumatera Utara. Museum ini menjadi ruang pembelajaran dan pengenalan satwa liar dari berbagai belahan dunia. Melalui koleksi yang cukup lengkap dan penataan yang impresif. masyarakat diajak untuk melihat, mengenal, dan akhirnya menumbuhkan rasa cinta terhadap satwa liar yang keberadaannya kian terancam.

Diresmikan pada 14 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Juwono Sudarsono, MA. museum ini terus berkembang seiring meningkatnya minat masyarakat. Hingga pada 13 November 2007 diresmikan Presiden RI ke-6, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono. Pendirinya ialah Dr. H. Rahmat Shah, memiliki visi yang jelas sejak awal mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kepedulian mendalam terhadap keberlangsungan hutan dan satwa yang semakin terdesak. 

Pengunjung dapat menemukan ragam satwa yang mewakili keanekaragaman hayati dunia. Mulai dari satwa karismatik Indonesia yaitu orangutan, gajah, dan harimau. Hingga mamalia besar serta satwa eksotis lain yang jarang dijumpai. Semua dihadirkan dengan penataan konservasi yang rapi dan informatif. Sehingga masyarakat tidak hanya melihat bentuk fisik satwa tetapi juga belajar tentang habitat dan ancaman yang dihadapi satwa tersebut di alam liar.

Keberadaan museum ini menjadi salah satu bentuk kampanye penyelamatan satwa liar yang dapat diakses publik. Tidak semua orang punya kesempatan untuk terjun langsung ke hutan atau kawasan konservasi. Namun mereka bisa memperoleh wawasan baru dan diharapkan timbul kesadaran untuk menjaga kelestarian alam dan satwa karismatik Indonesia.

Galeri museum ini menjadi bagian penting dalam upaya global menyelamatkan satwa dari ancaman kepunahan. Dalam rangka memperingati World Animal Day, penting bagi kita semua untuk menengok kembali peran lembaga semacam ini. Bagaimana edukasi sejak dini bisa membentuk pola pikir generasi baru serta bagaimana momen peringatan Hari Binatang Sedunia ini menjadi titik balik dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat.

Speak for the species, edukasi hingga harapan baru untuk satwa karismatik Indonesia. (Dok. AKBAR PITOPANG di Rahmat International Wildlife Museum)
Speak for the species, edukasi hingga harapan baru untuk satwa karismatik Indonesia. (Dok. AKBAR PITOPANG di Rahmat International Wildlife Museum)

Edukasi Meresap Harapan

Edukasi adalah kunci dalam setiap gerakan perubahan. Sejak usia dini perlu dikenalkan pada nilai-nilai cinta lingkungan dan kepedulian terhadap satwa karismatik Indonesia. Melalui kunjungan ke museum atau galeri satwa, pengetahuan ini bisa melekat kuat di benak mereka. Apa yang dikenalkan sejak kecil akan lebih mudah membentuk perilaku ketika mereka dewasa kelak.

Materi tentang lingkungan hidup dan satwa bisa juga bisa diintegrasikan dalam kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler. Dan, anak-anak yang melihat langsung bentuk dan rupa satwa di museum akan lebih mudah memahami pentingnya menjaga habitatnya.

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery menghadirkan ruang belajar yang interaktif. Hal ini memicu rasa ingin tahu yang lebih besar yang pada gilirannya membuat mereka terdorong untuk mencari tahu lebih jauh.

Edukasi sejak dini juga memberi efek domino pada keluarga. Dari situ, orangtua ikut tersentuh dan mulai memahami bahwa satwa liar juga memiliki hak hidup yang sama seperti manusia. Kesadaran kolektif seperti inilah yang menjadi pondasi bagi kampanye lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun