Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Hari Pertama MBG: Selamat Tidak Ada Keracunan

29 September 2025   15:51 Diperbarui: 30 September 2025   13:51 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita mengenai hari pertama MBG di sekolah kami. (Foto: AKBAR PITOPANG)

Hari ini, Senin 29 September 2025, menjadi momen bersejarah bagi sekolah kami. Untuk pertama kalinya, para murid merasakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah.

Selama beberapa pekan terakhir, kami hanya bisa mendengar kabar sekolah-sekolah lain di kecamatan yang sudah lebih dulu mendapat MBG. Kini giliran murid kami ikut mencicipinya.

Suasana di sekolah sejak pagi terasa berbeda. Anak-anak penuh rasa penasaran bahkan ada yang bertanya sejak masuk kelas, "Pak, nanti dapat MBG kan? Nanti makanannya seperti apa, Pak?"

Kehadiran MBG ini tentu saja menimbulkan rasa syukur. Akhirnya sekolah kami masuk daftar penerima manfaat yang sama seperti sekolah-sekolah lain.

Selain rasa syukur, ada juga kebanggaan tersendiri. Murid-murid kami kini bisa merasakan hak mereka yang sama dengan siswa lain karena memah sudah menjadi program nasional Indonesia.

Guru-guru pun berusaha mengajarkan nilai yang sangat penting. belajar bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan. Termasuk makanan sederhana MBG sekalipun.

Menu perdana MBG yang datang ke sekolah kami cukup menarik. Ada nasi kuning, ayam bumbu, acar timun dan wortel, tempe, serta pisang. Sebuah kombinasi bergizi dan berwarna.

Nasi kuning dipilih tampaknya karena ada alasan. Warna kuning identik dengan keceriaan seakan memberi energi positif untuk anak-anak di hari pertama ini.

Ayam bumbu menambah protein hewani. Sementara tempe menyumbang protein nabati. Acar timun dan wortel, meski sederhana merupakan upaya memperkenalkan sayuran segar ke lidah anak-anak.

Namun, seperti dugaan, banyak anak yang tidak langsung suka dengan acar atau sayuran yang disediakan. Beberapa memilih menyisihkannya. Fenomena ini sebetulnya umum terjadi. Berdasarkan data, anak Indonesia memang masih kurang konsumsi sayur dan buah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun