Baru-baru ini, di berbagai sekolah dasar khususnya di tingkat kecamatan muncul fenomena yang cukup menarik yaitu hadirnya kembali Duta Imunisasi.Â
Program ini tampak merata dengan setiap sekolah mengutus dua perwakilan murid yaitu satu laki-laki dan satu perempuan untuk dikukuhkan sebagai kampanye imunisasi.
Sekolah kami pun yang berada di Kecamatan Limapuluh juga turut mengirimkan dua siswa terbaik untuk menjalankan peran tersebut. Mereka tidak hanya datang sebagai perwakilan formal tetapi juga sebagai simbol semangat sehat dan kepedulian terhadap isu ini.
Kemunculan kembali Duta Imunisasi tentu bukan tanpa alasan. Jika kita melihat tren beberapa tahun terakhir terutama pasca pandemi, minat sebagian orangtua untuk mengikutsertakan anaknya dalam program imunisasi cenderung menurun. Penyebabnya beragam; mulai dari kekhawatiran efek samping, informasi keliru yang beredar di media sosial, hingga faktor kesibukan orangtua.
Padahal, imunisasi adalah salah satu cara paling efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular yang sering mengancam kesehatan anak-anak.Â
Duta Imunisasi di sekolah hadir untuk mengisi celah komunikasi ini. Mereka adalah "jembatan" antara tenaga kesehatan, pihak sekolah, dan para siswa serta orangtua. Dengan pendekatan yang lebih akrab, diharapkan pesan tentang pentingnya imunisasi bisa diterima dengan lebih baik.
Peran mereka tidak hanya sebatas mengikuti upacara pengukuhan atau mengenakan selempang bertuliskan "Duta Imunisasi". Lebih dari itu, mereka terlibat aktif dalam sosialisasi sembari mengajak teman-teman mereka untuk tidak takut imunisasi saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Mengapa anak-anak dipilih sebagai duta? Jawabannya sederhana, mungkin pesan dari teman sebaya cenderung lebih mudah diterima. Teman yang bercerita bahwa, "imunisasi itu cepat, tidak sakit seperti yang dibayangkan, dan membuat kita lebih kuat", seringkali lebih meyakinkan daripada penjelasan panjang dari orang dewasa.
Di Kecamatan Limapuluh, kegiatan pengukuhan Duta Imunisasi telah digelar di aula puskesmas. Anak-anak yang terpilih mendapatkan pelatihan singkat tentang imunisasi, manfaatnya, dan cara menyampaikan pesan yang positif kepada teman-teman mereka. Metode ini membuat mereka tidak hanya memahami materi tetapi juga mampu menyampaikan kembali dengan bahasa mereka sendiri.
Imunisasi sendiri di Indonesia sudah menjadi program nasional sejak lama. Jenisnya pun beragam, mulai dari imunisasi dasar seperti polio, campak, rubella, hingga imunisasi tambahan untuk mencegah kanker serviks. Setiap jenis vaksin memiliki fungsi spesifik dalam melindungi tubuh dari penyakit berbahaya.